Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tragedi menimpa seorang ibu dua anak penyuka olahraga ekstrem. Perempuan bernama Elizaveta Gushchina (45) meninggal di hadapan putranya setelah mencoba selfie usai berhasil melompat bungee jumping dari ketinggian hampir 90 meter.
Sebelum insiden itu, Gushchina telah berhasil mendarat mulus dalam percobaan pertama melompat dari puncak cerobong asap di pembangkit listrik tenaga termal yang belum selesai dibangun pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Ia lalu kembali ke puncak untuk mengambil selfie, menurut keterangan pihak berwenang di Rusia.
Ia bersiap untuk melakukan penerjunan kedua untuk berswafoto tanpa menggunakan sabuk pengaman. Saat berpose dengan putranya, ia kehilangan pijakan dan terjatuh, menghantam permukaan keras di tanah, sambug media pemerintah Rusia, RIA Novosti.
"Ia mengamankan dirinya dengan tali yang digunakan untuk bungee jumping, tetapi tidak mengatur panjang aman yang disyaratkan. Kemudian, saat mendekati tepi, perempuan itu terpeleset di papan basah, jatuh dari ketinggian, dan meninggal dunia," kata seorang sumber kepada media Rusia REN TV, dikutip dari laman news.com.au, Selasa (2/9/2025).
Kado Ulang Tahun dari Putranya
Detik-detik kematiannya sempat terekam dalam video dan tersebar di Telegram. Dalam video tersebut, Gushchina terekam didorong dari platform kayu di puncak cerobong asap yang terisolasi.
Ia berhasil melompati cerobong asap yang sama beberapa saat sebelum kematiannya. Namun, tubuhnya terbentuk ke tanah dengan kabel elastis masih menempel.
Gushchina genap berusia 45 tahun sehari sebelum lompatan fatal tersebut. Perjalanan itu merupakan hadiah ulang tahun dari putranya, yang merupakan anggota pusat lompat bungee yang sama, lapor Fontanka.
Polisi mengelidiki kasus tersebut untuk memastikan apakah fasilitas lompat bungee di kota Pavlovsk, pinggiran kota St. Petersburg, telah sepenuhnya mematuhi hukum.
"Kemarin, dalam keadaan tragis, pelompat bungee berpengalaman dan ibu dari dua anak, Liza, meninggal dunia," demikian pernyataan klub olahraga ekstrem milik sang ibu, Minggu, 31 Agustus 2025.
Kasus Serupa di Macau Tower
Kasus serupa juga dialami seorang turis Jepang yang meninggal dunia beberapa jam setelah bungee jumping dari Macau Tower pada Minggu, 3 Desember 2023, menurut laporan media lokal. Situs berita Hong Kong HK01 melaporkan bahwa pria tersebut merasa sesak napas setelah menyelesaikan lompatan sejauh 233 meter sekitar pukul 16.30 waktu setempat.
Dilansir dari news.au.com, Selasa, 5 Desember 2023, pria itu baru saja selesai melompat dari menara tersebut untuk memecahkan rekor bungee jumping tertinggi di dunia. Dikutip dari Channel News Asia, turis tersebut yang tidak terlihat terluka, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Conde S Januario setelah dia berhenti bernapas. Pria berusia 56 tahun ini kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Atraksi populer di Macau Tower dijalankan oleh Skypark oleh AJ Hackett. Situs web Skypark menyebut fasilitas ini sebagai bungee jumping komersial tertinggi di dunia.
Syarat untuk Melompat di Macau Tower
Setiap lompatan dikenai biaya 2.888 Macau Pataca atau sekitar Rp5,5 juta per orang. Selain bungee jumping, aktivitas lain yang dioperasikan oleh AJ Hackett antara lain pengalaman Skywalk di platform sekitar menara serta pendakian ke puncak tiang menara di ketinggian 338 meter.
Dalam situsnya, Skypark by AJ Hackett menyatakan bahwa calon peserta harus mengungkapkan kondisi medis mereka yang relevan, termasuk tekanan darah tinggi, epilepsi, kondisi neurologis, asma, dan cacat fisik. Berdasarkan daftar aktivitas di Klook, platform pemesanan perjalanan dan layanan, peserta diharuskan menandatangani formulir pelepasan tanggung jawab yang memberi tahu mereka tentang risiko aktivitas tersebut.
Jika peserta masih di bawah umur, orangtua atau wali yang sah harus menandatangani formulir pelepasan hak atas nama mereka. Aktivitas tersebut juga tidak disarankan bagi penderita kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi atau epilepsi.