Liputan6.com, Jakarta - Rumah pedesaan Raja Charles III, Sandringham, di Norfolk, Inggris, diserbu tamu tak diundang. Properti megah yang sering ditinggali selama libur musim dingin itu diteror tawon.
Akibatnya, pengelola Sandringham mengeluarkan peringatan agar wisatawan yang berkunjung untuk berhati-hati. Pasalnya, sengatan tawon berisiko nyata, terutama bagi orang-orang yang memiliki alergi.
Peringatan terkait teror tawon disampaikan secara resmi melalui tulisan yang ditempel di area tempat sampah Sandringham. Pengumuman itu berbunyi, "Harap diperhatikan bahwa aktivitas tawon saat ini tinggi di area ini. Terima kasih."
Melansir Hello Magazine, Selasa, 19 Agustus 2025, propergi megah yang dikenal luas karena keindahan rumah utama seluas kurang lebih 30.000 kaki persegi itu memang menjadi salah satu destinasi wisata populer di wilayah tersebut.
Mencegah efek serius dari keberadaan tawon, pihak kerajaan menugaskan seorang penjaga yang terlihat mengenakan pakaian pelindung penuh untuk mengatasi hal itu. Pengelola juga menutup rapat beberapa tempat sampah, bahkan ada yang ditutupi kain karena dianggap menjadi titik rawan bagi kawanan tawon.
Daya Tarik Sandringham
Bulan lalu, Raja Charles harus memanggil pengendali hama untuk mengatasi sedikitnya tiga sarang tawon yang ditemukan di Royal Stud, Sandringham, area khusus tempat kuda pacu kerajaan dipelihara. National Health Service (NHS) mengatakan bahwa sengatan tawon bisa berakibat buruk, terutama bagi mereka yang alergi.
Terlepas dari masalah tawon, Sandringham tetap menjadi salah satu properti kerajaan yang paling berharga. Rumah ini tercatat dalam sejarah sejak Domesday Book pada 1086, menjadikannya bangunan dengan nilai historis yang tinggi.
Area yang dapat diakses publik meliputi delapan ruang di lantai dasar, sementara secara keseluruhan bangunan ini diyakini memiliki lebih dari 100 ruangan, termasuk ballroom, kantor, dan area staf. Selain itu, terdapat taman indah seluas 60 hektare yang terbuka untuk pengunjung dari Maret hingga Oktober.
Penyewaan Properti
Sandringham juga dikenal sebagai tempat keluarga kerajaan, termasuk Raja Charles, Ratu Camilla, Pangeran William, dan keluarganya, berkumpul untuk merayakan Natal. Keindahan kawasan Norfolk yang dipenuhi pantai, cagar alam, dan lanskap luas menjadikan Sandringham bukan hanya sekadar rumah, melainkan simbol tradisi yang melekat pada kehidupan Kerajaan Inggris.
Sebelumnya, Raja Charles pernah menjadi sorotan saat menyewakan salah satu warisan berharga Ratu Elizabeth II. Ia menyewakan rumah bekas kepala tukang kebun di perkebunan Sandringham, Norfolk, kepada wisatawan yang ingin merasakan pengalaman liburan mewah yang unik di Inggris.
Mengutip The Sun, Kamis, 17 Juli 2025, properti yang dikenal sebagai Gardens House disewakan dengan harga 5.623 poundsterling per minggu atau setara Rp123 jutaan. Penyewaan ini memberikan kesempatan langka bagi para tamu untuk merasakan kehidupan tenang dan elegan di salah satu perkebunan pedesaan paling bersejarah.
Buka Bagian Dalam Istana Balmoral untuk Wisatawan
Sebagai pondok liburan terdekat dengan Sandringham House, Gardens House menawarkan koneksi luar biasa ke salah satu kediaman kerajaan paling ikonis di Britania Raya. Terletak di tengah taman yang terawat dan lahan taman kuno di Kawasan Pesisir Norfolk.
"Tempat peristirahatan yang menawan ini mengundang para tamu untuk memasuki hamparan warisan kerajaan yang kaya, kemegahan musiman, dan ketenangan pedesaan yang abadi," jelas pihak Gardens House.
Selain Sandringham, Raja Charles III juga membuka bagian dalam Kastil Balmoral di kawasan Ballater, Arbedeenshire, Skotlandia untuk publik pertama kalinya dalam sejarah kerajaan Inggris. Sejak dibuka pada 1855, para turis atau wisatawan hanya bisa berkunjung di bagian luar Puri Balmoral dan bagian ballroom.
Melansir The Sun, Selasa, 2 April 2024, para turis bisa melihat langsung beberapa kamar yang sudah dipilih di dalam kastil yang pernah dihuni oleh para raja, ratu dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Salah satunya adalah Drawing Room, tempat Ratu Elizabeth II terakhir kali berfoto dengan mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss.