Pihak Swasta Berencana Bangun Wisata Sejarah Jejak-Jejak Sukarno di Bandung

19 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bandung M Farhan mengungkapkan bahwa pihak swasta tertarik untuk mengelola wisata sejarah jejak-jejak Sukarno di Kota Kembang. Proposal pengembangannya pun sudah diterima, meski tak didetailkan pihak yang dimaksud.

"Banyak yang akan bikin proyek besar yang terkait dengan destinasi wisata. Salah satunya itu adalah nanti, ada wisata sejarah jejak-jejak Sukarno. Di Kota Bandung, jejak Sukarno itu banyak," ungkapnya saat ditemui di Bandung, Minggu, 20 Juli 2025.

Farhan menguraikan jejak Sukarno yang dimaksud, mulai dari tempat kos Presiden ke-1 RI itu saat menjadi mahasiswa ITB, pekerjaan pertama sebagai arsitek, menikah dengan Inggit Garnasih, karya-karya arsiteknya, masuk Penjara Banceuy, berorasi di pengadilan, hingga masuk penjara lagi. Apakah berarti akan membuat museum khusus?

"Mungkin ya, ini masih mungkin, tapi arahnya bisa ke sana," jawabnya.

Dalam proposal yang masuk ke Pemerintah Kota Bandung, pihak swasta meminta agar disiapkan tempat. Hal itu yang masih dipertimbangkan Pemkot lantaran ruang yang tersedia dan tepat terbatas.

"Mungkin butuh waktu dua tahun untuk membangun karena mereka memang meminta tempatnya. Ini masih pusing," ujar Farhan. "Ya kita lihat lah."

Pentingnya Pariwisata bagi Ekonomi Kota Bandung

Farhan menyatakan proyek tersebut saat ini masih dalam tahap pematangan konsep. Namun, usulan dari pihak swasta tersebut diterima positif lantaran sektor pariwisata menjadi bagian strategi Pemkot Bandung dalam meningkatkan perekonomian kota dan warga.

"Kita punya strateginya adalah tourism, trading, investment. Jadi, tourism-nya dimajuin dulu, orang ngumpul, baru akan terjadi trading. Ketika ada orang banyak, maka pasti ada jual beli. Ketika orangnya banyak dan jual belinya tinggi, investasi pasti masuk," tuturnya.

Ia mempersilakan pihak swasta untuk berinvestasi dan mengelola sektor usaha yang tersedia. Sebagai pemerintah, pihaknya akan memfasilitasi dengan menyelesaikan sejumlah persoalan dasar, seperti perbaikan akses jalan, penanganan kemacetan, dan penyediaan air dan listrik.

Terkait prioritas pembenahan, saat ini pihaknya sedang berusaha kembali menghidupkan daerah perdagangan di Kota Bandung yang tiarap, seperti kawasan Asia Afrika dan Dalem Kaum. "Asia Afrika sekarang mati pusat perdagangannya. Dalem Kaum setengah mati. Nah, itu mulai dulu," ujarnya.

Mengenal Situs Penjara Banceuy

Salah satu jejak Sukarno di Bandung adalah situs Penjara Banceuy atau Monumen Sel Bung Karno di Kompleks Pertokoan Banceuy Permai, Kota Bandung. Tempat itu menjadi salah satu saksi bisu lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Itu karena Bung Karno menuliskan teks proklamasi kemerdekaan RI, selain pledoi Indonesia Menggugat, selama ditahan di tempat itu sebagai tahanan politik. Sukarno dituduh oleh penjajah akan menggulingkan pemerintahan Hindia Belanda pada Desember 1929.

Tulisannya berupa titik-titik yang kemudian diberikan kepada istrinya, yakni Inggit Garnasih. Inggit kemudian membawa teks itu ke rumahnya secara diam-diam. 

"Jadi pada saat itu, Ibu Inggit setiap hari menemui Bung Karno dan menyelipkan teks-teks tersebut melalui kain samping (sarung) yang dililitkan pada perutnya," kata Juru Pelihara Situs Penjara Banceuy, Ahmad, di Bandung, Selasa, 8 Agustus 2017, dilansir Antara. 

Penahanan Bung Karno di tempat itu berlangsung selama satu tahun dua bulan. Ia ditempatkan dalam sel berukuran sekitar 1,46 x 2,10 meter. Dia ditahan bersama dengan keempat kawannya dari Yogyakarta.

"Selama dipenjara di sini, Bung Karno tidak diizinkan bertemu dengan siapapun selama 40 hari," kata Ahmad yang menjaga Situs Penjara Banceuy sejak 1986.

Hanya Menyisakan Satu Sel Penjara

Situs Penjara Banceuy mulai dibangun menjadi kawasan pertokoan pada 1983. Saat ini tersisa hanya satu sel atau kamar tahanan serta menara pos jaga.

Ahmad yang berasal dari Kabupaten Kuningan itu berharap kepada pemerintah agar senantiasa memperhatikan situs sejarah tersebut agar jangan sampai terbengkalai karena di tempat tersebut ada sejarah yang kuat terkait dengan lahirnya suatu negara.

"Tidak mungkin perancang negeri ini merebut pemerintahan jika tidak ada pengorbanan, beliau di sini mulai menggagas untuk merebut kekuasaan dari tangan pemerintah Belanda ke tangan kita dengan tekad beliau sampai akhirnya penguasaan direbut oleh kita," kata Ahmad.

Renovasi situs Penjara Banceuy dilakukan pada 2015 terkait dengan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika. Kini, situs Penjara Banceuy ramai dikunjungi warga saat akhir pekan atau hari libur.

"Pengunjung biasanya banyak kalau libur sekolah tapi terkadang suka ada juga pengunjung yang datang malam hari, itu tetap saya layani," kata dia.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |