Resep Nasi Uduk Betawi, Hidangan Gurih Penuh Makna Budaya yang Menggugah Selera

1 month ago 34

Liputan6.com, Jakarta Di tengah keragaman kuliner Indonesia, resep nasi uduk Betawi tetap menjadi primadona yang tak tergantikan. Cita rasanya yang gurih, aroma rempah yang khas, serta penyajiannya yang sederhana membuat nasi ini digemari oleh banyak kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Tak hanya mengenyangkan, nasi uduk juga membawa cerita dan filosofi mendalam dari masyarakat Betawi.

Biasanya dijadikan menu sarapan favorit, nasi uduk sering hadir bersama lauk pauk seperti ayam goreng, telur dadar, tempe, dan sambal terasi. Di warung kaki lima hingga perayaan syukuran, nasi uduk selalu memiliki tempat istimewa. Keberadaannya bukan semata makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Betawi yang terus dijaga.

Dalam sepiring nasi uduk, terkandung rasa syukur, kebersamaan, dan kerja keras. Lebih dari sekadar kuliner, nasi uduk telah menjadi simbol kehidupan masyarakat Betawi, dan Liputan6.com ini akan mengajak Anda menelusuri makna, resep, serta sejarahnya yang menarik, Senin (21/7/2025).

Nasi Uduk dalam Budaya Betawi

Nasi uduk berasal dari kata “uduk” yang dalam bahasa Betawi berarti “campuran”. Istilah ini mencerminkan kuliner tersebut, perpaduan antara bahan sederhana yang disatukan melalui proses memasak. Resep nasi uduk bukan hanya tentang rasa, tetapi juga cerminan harmoni dalam keberagaman budaya. Santan yang berpadu dengan rempah seperti serai, lengkuas, dan daun salam menghasilkan aroma menggoda dan rasa gurih yang membekas di lidah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasi uduk didefinisikan sebagai nasi yang dimasak dengan santan dan dibumbui. Tradisi ini diyakini berasal dari akulturasi budaya Melayu dan Jawa, lalu diserap ke dalam budaya Betawi. Oleh karena itu, nasi uduk memiliki kemiripan dengan nasi lemak dari Melayu atau nasi gurih dari Jawa, namun cita rasa dan penyajiannya tetap khas.

Sebagai makanan rakyat, nasi uduk dahulu menjadi pilihan ekonomis dan bergizi bagi para petani, buruh, dan pekerja harian. Hidangan ini tidak memerlukan banyak lauk untuk terasa nikmat. Filosofi ini mengajarkan kita bahwa dari hal-hal sederhana, jika diolah dengan niat dan kebersamaan, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Resep asi uduk memiliki makna spiritual yang mendalam. Kehadirannya dalam acara syukuran, selamatan, dan tumpengan menunjukkan peran nasi uduk sebagai simbol doa dan harapan agar hidup senantiasa diberkahi dan dilimpahi keberuntungan.

Resep Nasi Uduk Betawi

Mengacu pada buku "Jajanan Kaki Lima Khas Betawi" oleh Linda Carolina Brotodjojo, berikut resep nasi uduk Betawi yang autentik dan mudah dibuat di rumah.

Bahan-bahan (Untuk 8 Porsi):

  • 1 kg beras, cuci bersih, tiriskan
  • 1¼ liter santan dari 1 butir kelapa
  • 2 lembar daun salam
  • 1 ruas lengkuas, memarkan
  • 1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
  • 2 lembar daun pandan, ikat simpul
  • 1 sdt garam
  • Bawang merah goreng secukupnya untuk taburan

Bahan Pelengkap:

  • Tempe goreng
  • Tahu goreng
  • Ayam goreng
  • Sambal terasi
  • Lalapan (timun, daun kemangi, kol rebus, dll)

Cara Membuat:

  1. Rebus santan bersama daun salam, lengkuas, daun pandan, serai, dan garam hingga mendidih. Aduk perlahan agar santan tidak pecah.
  2. Masukkan beras ke dalam rebusan santan. Aduk hingga santan terserap dan mulai mengering.
  3. Setelah itu, kukus beras hingga matang. Alternatifnya, gunakan magic com dan tunggu hingga proses memasak selesai. Jika nasi belum matang, tambahkan sedikit air panas lalu masak kembali.
  4. Sajikan nasi uduk hangat dengan taburan bawang goreng dan aneka lauk pelengkap.

Nasi Uduk dalam Sejarah Kuliner Jakarta

Pada tahun 2010, nasi uduk Betawi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, mengukuhkan eksistensinya dalam sejarah kuliner nasional. Salah satu pusat popularitasnya berada di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak era 1970-an. Nama “Nasi Uduk Kebon Kacang” pun menjadi ikon yang dipakai oleh banyak penjual di Jakarta dan sekitarnya.

Tradisi membungkus nasi uduk dengan daun pisang berbentuk kerucut adalah bentuk lain dari nilai spiritualnya. Daun pisang dipercaya menyimpan aroma alami yang menambah kenikmatan nasi sekaligus sebagai simbol penghormatan pada alam dan kesederhanaan.

Sebagai makanan yang dapat dinikmati kapan saja, nasi uduk sering hadir sebagai sarapan, namun juga tak jarang disajikan dalam bentuk tumpeng mini untuk acara ulang tahun atau syukuran. Dalam budaya Betawi, sepiring nasi uduk adalah persembahan rasa syukur atas nikmat hidup yang sederhana namun bermakna.

FAQ Seputar Nasi Uduk Betawi

1. Apakah nasi uduk hanya makanan sarapan?

Tidak. Meskipun populer sebagai menu sarapan, nasi uduk Betawi juga sering disajikan untuk makan siang atau malam, bahkan dalam acara syukuran atau tumpengan.

2. Apa perbedaan nasi uduk dengan nasi lemak atau nasi gurih?

Nasi uduk Betawi menggunakan lebih banyak rempah seperti daun pandan, salam, dan serai. Aromanya lebih kuat dan rasanya lebih kompleks dibandingkan nasi lemak (Malaysia) atau nasi gurih (Jawa).

3. Bisakah membuat nasi uduk tanpa kukusan?

Ya. Anda bisa menggunakan rice cooker/magic com. Pastikan santan terserap sempurna sebelum mode memasak selesai, dan tambahkan air panas jika perlu.

4. Mengapa nasi uduk menggunakan santan?

Santan adalah kunci kelezatan nasi uduk. Rasa gurih dan tekstur pulen yang khas tidak bisa didapat dari air biasa. Santan juga merepresentasikan kekayaan rempah dan tradisi Indonesia.

5. Apakah nasi uduk termasuk makanan sehat?

Tergantung pada porsinya. Karena dimasak dengan santan dan disajikan bersama lauk gorengan, konsumsi nasi uduk sebaiknya diseimbangkan dengan sayuran segar dan dikonsumsi tidak berlebihan.

Daftar Pustaka dan Rujukan:

  • Brotodjojo, Linda Carolina. Jajanan Kaki Lima Khas Betawi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) – nasi uduk.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.”
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |