Roti Sourdough atau Roti Iris Putih, Mana yang Lebih Baik Dikonsumsi?

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Begitu banyak pilihan roti di pasaran, mulai dari roti iris putih yang lembut hingga roti sourdough yang memiliki tekstur dan rasa khas. Namun, pilihan roti yang kita konsumsi ternyata berdampak signifikan terhadap kesehatan kita.

Selama pandemi Covid-19 pada 2020, banyak orang mulai membuat roti sourdough di rumah. Roti sourdough yang dibuat di rumah bebas dari bahan makanan olahan ultra (UPF) yang sering kali mengandung garam, gula, dan bahan kimia tambahan industri.

Para ilmuwan menyarankan untuk menghindari UPF karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Roti sourdough menawarkan alternatif yang lebih sehat.

Proses pembuatan sourdough jauh lebih lambat, dengan fermentasi yang memakan waktu hingga 36 jam. Dalam proses ini, bahan dasar seperti tepung, garam, dan air dicampur dengan starter sourdough yang mengandung bakteri dan ragi alami.

Itu berbeda dengan salah satu metode produksi roti yang populer, Metode Chorleywood. Sekitar 80 persen roti yang kita konsumsi saat ini, termasuk roti putih, diproduksi menggunakan metode ini.

Roti Sourdough Menawarkan Alternatif Sehat

Teknik yang dikembangkan pada akhir 1950an di Inggris itu membuat roti lebih tahan lama dan menjadi pilihan utama di industri roti. Metode ini memungkinkan produksi adonan roti dengan cepat dan murah dengan menambahkan lemak keras, ragi tambahan, dan bahan kimia seperti enzim, oksidan, dan pengemulsi.

Berbeda dengan teknik pembuatan roti sourdough. Fermentasi yang lambat ini tidak hanya meningkatkan rasa, tetapi juga membuat roti lebih mudah dicerna dan kaya akan nutrisi.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi roti sourdough dapat membuat kita merasa lebih kenyang dibandingkan dengan roti lainnya. Proses fermentasi yang lambat membantu memecah protein dan meningkatkan penyerapan vitamin serta mineral dalam tubuh. Selain itu, bakteri asam laktat dalam sourdough memecah karbohidrat, mengurangi kandungan gula yang sulit dicerna. 

Selain manfaat pencernaan, sourdough juga bermanfaat bagi mereka yang perlu mengelola kadar gula darah. Proses fermentasi yang lambat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Meskipun roti komersial berbasis ragi juga memiliki manfaat, seperti diperkaya dengan vitamin dan mineral tertentu, sourdough menawarkan keunggulan dalam hal kesehatan usus dan manajemen gula darah.

Roti Ultra-Proses (UPF)

Di Inggris sekitar 54 persen kalori yang warganya konsumsi dalam bentuk makanan ultra-olahan, menurut sebuah penelitian tahun 2020. Angka tersebut serupa di AS, meskipun perkiraannya bervariasi.

Sulit untuk mengidentifikasi bahan apa yang mengandung UPF, jadi aturan praktis yang disarankan banyak akademisi adalah ini: jika makanan mengandung lima bahan atau lebih, serta bahan-bahan yang tidak mungkin Anda temukan di dapur Anda sendiri, kemungkinan besar itu adalah UPF.

Sebagian besar roti yang ditemukan di supermarket saat ini diproduksi secara massal dan mengandung bahan tambahan yang meningkatkan kecepatan produksi, memperpanjang masa simpan, meningkatkan rasa dan tekstur, serta menggantikan nutrisi yang hilang selama produksi. Ini berarti sebagian besar roti supermarket diklasifikasikan sebagai roti yang diproses secara berlebihan.

Dalam kesimpulannya, pilihan antara roti sourdough dan roti iris putih tergantung pada preferensi pribadi dan kebutuhan kesehatan masing-masing individu. Bagi mereka yang mencari roti dengan manfaat kesehatan yang lebih baik, sourdough adalah pilihan yang tepat. Namun bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan dan harga, roti iris putih dari supermarket tetap menjadi pilihan yang valid.

Roti Ganjel Rel Khas Semarang

Indonesia juga punya roti keras yang jadi kuliner khas Semarang, yakni Roti Ganjel Rel. Bentuknya bulat atau lonjong yang berbahan dasar tepung dan memiliki cita rasa manis yang khas. Nama ganjel secara harfiah berarti bantalan rel, yang merujuk pada bentuk roti yang padat, keras, dan tebal menyerupai bantalan kayu pada rel kereta api zaman dahulu.

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, keunikan dari kuliner Semarang ini tidak hanya terletak pada teksturnya yang padat dan sedikit keras, namun juga pada kombinasi bahan-bahan yang menghasilkan aroma khas rempah-rempah, seperti kayu manis dan cengkeh, serta taburan wijen yang memberikan sensasi gurih di atas permukaannya. Tepung terigu menjadi bahan utama, dipadukan dengan gula aren atau gula merah yang memberikan warna coklat gelap khas pada adonan.

Roti ini menjadi saksi perjalanan budaya Semarang yang kosmopolitan, karena pengaruh Belanda terlihat jelas dalam gaya roti yang berat dan tahan lama ini, mirip dengan beberapa jenis kue roti dari Eropa yang ditujukan untuk bertahan dalam waktu lama. Meski di tengah arus modernisasi dan munculnya berbagai jenis kue kekinian, Roti Ganjel Rel tetap bertahan sebagai simbol otentisitas rasa masa lalu yang terus dijaga hingga kini.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |