Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

5 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan hampir 50 kali gempa susulan mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur usai gempa utama berkekuatan M 6,5 pada kedalaman 11 km pada Selasa, 30 September 2025, pukul 23.49 WIB.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, gempa susulan itu tercatat pada 01 Oktober 2025 pukul 00.08 WIB berkekuatan M 2,9 di kedalaman 14 km dipungkas pukul 07.40 WIB dengan kekuatan M 2,6 di kedalaman 10 Km.

"Wilayah Jawa Timur berada pada zona tektonik aktif yang dipengaruhi langsung oleh tumbukan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Proses penunjaman (subduksi) terjadi di selatan Jawa, membentuk zona subduksi Jawa yang menjadi sumber utama aktivitas gempa bumi dan potensi tsunami," terang Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Sabtu (4/10/2025).

Selain subduksi, Wafid menyebutkan Provinsi Jawa Timur juga dipengaruhi oleh perkembangan sesar aktif di daratan. Beberapa struktur sesar penting di wilayah ini antara lain Sesar Kendeng, Sesar Grindulu, Sesar Pasuruan, serta sistem patahan di daerah Madura dan sekitarnya.

Keberadaan sesar-sesar ini mengontrol deformasi kerak, aktivitas seismik daratan, dan berperan dalam pembentukan morfologi pegunungan serta cekungan di Jawa Timur. Patahan naik Baribis Kendeng melintang dari ujung barat Pulau Jawa hingga ke ujung timur Pulau Jawa, melalui Selat Madura hingga bersambung dengan Flores Backthrust.

"Patahan Rembang Madura Kangean Sakala (RMKS) merupakan struktur geologi utama yang berada di Kabupaten Sumenep," ungkap Wafid.

Pulau Madura merupakan area dari tectonic wrenching dari suatu sistem patahan geser mengiri yang mengakibatkan wilayah di Pulau Madura termasuk Kabupaten Sumenep tersusun atas berbagai jenis fitur hasil patahan geser seperti positive flower structure dan negative flower structure, dan di sekitar Kabupaten tersebut terdapat antiklin dan juga sinklin yang memanjang berarah relatif barat-timur.

Kabupaten Sumenep disusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan Kuarter yang termasuk ke dalam Lajur Rembang. Penyebaran satuan batuan umumnya berarah barat-timur dan berfasies lempungan, pasiran dan gampingan.

"Daerah Kepulauan Kangean dan Sapudi susunan formasi batuannya cukup berbeda dengan Kabupaten Sumenep (bagian barat). Berdasarkan Peta Geologi Lembar Kangean dan Sapudi (K. Sutisna, dkk. 1993) tatanan stratigrafi di pulau ini tersusun atas batuan berumur Tersier dan Kuarter yang secara umum disusun oleh batuan sedimen klasitka dan karbonat. Lapisan batuan umumnya mempunyai jurus barat – timur," jelas Wafid.

Kondisi Wilayah Terdampak Gempa

Morfologi wilayah di sekitar pusat gempa bumi Sumenep bervariasi mulai dari dataran aluvial di daerah pantai hingga perbukitan bergelombang di wilayah tengah Pulau Sapudi dan Pulau Madura.

Kondisi morfologi di sekitar sumber gempa memperlihatkan kondisi umur batuan di sekitar sumber gempa bumi. Keberadaan batuan muda serta sedimen permukaan yang telah mengalami pelapukan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi, sehingga intensitas guncangan di permukaan dapat lebih besar dibandingkan di daerah dengan batuan kompak.

"Kekerasan batuan di wilayah Sumenep dipengaruhi oleh umur dan litologi, batuan yang lebih muda atau telah mengalami pelapukan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan batuan tua dan kompak," sebut Wafid.

Berdasarkan kondisi geologi dan geoteknik, wilayah sekitar pusat gempa bumi di Sumenep dapat diklasifikasikan ke dalam kelas tanah D (tanah sedang) dan E (tanah lunak) berdasarkan nilai Vs30, sehingga variasi tingkat amplifikasi guncangan gempa bumi sangat bergantung pada kondisi setempat.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI MMI di Pulau Sapudi, IV MMI di Sumenep, III-IV MMI di Pamekasan, Situbondo, Sampang, dan Surabaya, III MMI di Tuban dan Gianyar, II-III MMI di Tabanan, Probolinggo, Denpasar, Buleleng, Lumajang, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto, serta II MMI di Lombok Tengah, Lombok Utara, Blitar, Bondowoso, dan Malang.

"Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, daerah yang berada dekat dengan sumber gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah hingga menengah," ujar Wafid.

Banyak Bangunan Rusak

Diberitakan Liputan6, guncangan gempa Magnitudo 6,5 yang melanda wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi Jatim, Selasa (30/9/2025), pukul 23.49.44 WIB menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga. Hasil analisis BMKG menyebutkan, Magnitudo gempa utama (mainshock) yakni terupdate M6,0 dengan kedalaman hiposentrum dangkal 12 km. Episenter terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, di laut, 58 Km arah Tenggara Sumenep.

Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa Sumenep yang terjadi merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut.

"Sumber gempa tampaknya berasosiasi dengan perpanjangan sesar offshore Zona Kendeng (Madura Strait Back Arc Thrust)," kata Daryono.

Mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Daryono juga membeberkan fakta dampak gempa Sumenep dirasakan antara lain di Pulau Sapudi dalam skala intensitas V-VI MMI (merusak bangunan rumah). Di Sumenep, Pamekasan, Surabaya intensitas III-IV MMI. Di Tuban, Denpasar, Gianyar intensitas III MMI. Di Tabanan, Buleleng, Kuta, Banyuwangi intensitas II-III MMI. Di Lombok Utara, Mataram, Lombok Tengah, Malang, Blitar intensitas II MMI.

Gempa susulan (aftershocks) hingga Rabu (1/10/2025) pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 117 kali. Magnitudo gempa susulan terbesar yakni M4,4 dan terkecil M1,9.

Gempa Sumenep memicu kerusakan bangunan rumah. Berdasarkan update sementara dari Tim CC112 dan gabungan berbagai unsur, didapat data kerusakan rumah dari skala berat hingga ringan dan korban luka akibat gempa.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |