Perajin Tenun Ulos Batak Ungkap Alasan Perempuan Lebih Cocok Jadi Penenun

21 hours ago 8

Liputan6.com, Samosir - Ada banyak perajin kain ulos, termasuk ulos samosir di Huta Raja. Itu adalah sebuah desa wisata di Samosir yang dikenal sebagai pusat kerajinan tenun ulos Batak, khususnya di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Kampung Ulos Huta Raja menawarkan pengalaman langsung melihat proses pembuatan ulos secara tradisional dan mempelajari filosofi di balik kain tersebut, selain jadi pusat oleh-oleh khas Batak. Penenunan kain ulos dilakukan secara manual, menggunakan alat tenun dan dilakukan di depan rumah bolon, sebutan rumah adat suku Batak Toba.

Soal penenun kain ulos yang hampir semuanya perempuan, salah seorang penenun, Melvi Sitanggang, mengatakan bahwa kaum hawa biasanya lebih sabar dan telaten. Selain itu, perempuan juga dianggap lebih bisa menahan emosi ketika sedang menenun.

"Perempuan itu lebih sabar karna menenun itu butuh kesabaran. Kalau suasana hati lagi tidak enak atau mungkin lelah, istirahat saja dulu. Kalau sudah merasa baikan, baru lanjut menenun lagi," katanya pada Lifestyle Liputan6.com dalam Perjalanan Wisata Pengenalan (Famtrip) ke kawasan Danau Toba dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jumat, 25 Juli 2025.

Harga Kain Ulos

Tradisi pembuatan ulos, kata Melvi, sudah dilakukan secara turun-menurun, termasuk ibunya yang pernah jadi penenun di tempat yang sama. Meski begitu, ia mengaku belajar menenun sendiri dengan memperhatikan pekerjaan ibunya maupun perajin lain saat ia masih kecil.

"Belajarnya diam-diam dari waktu saya masih kecil. Saya lebih suka belajar sendiri, tidak mau minta diajari karena rasanya lebih enak bisa sendiri," ungkapnya.

“Pembuatannya memang cukup lama karena kami tetap pakai cara manual. Dalam sebulan, kami paling bisa bikin dua kain ulos. Hasil pekerjaan kami diserahkan untuk dijual ke galeri di bagian depan itu. Tapi kadang ada juga pengunjung yang pesan langsung dan mereka datang langsung sewaktu kainnya sudah jadi," tambah Melvi.

Satu kain ulos dijual paling murah Rp300 ribu untuk ukuran kecil yang waktu pembuatannya lebih singkat. Sementara itu, kain ulos yang berukuran standar harganya sekitar Rp3 juta sampai Rp5 juta. Semakin banyak bahan pewarna alami yang digunakan, harganya akan semakin mahal karena akan lebih tahan lama.

Asa Adanya Regenerasi Penenun

Melvi mengaku menenun kain ulos setiap hari, kecuali jika cuaca sedang hujan. Ia hanya tidak bekerja karena ada urusan keluarga, undangan pesta, terutama pernikahan, atau beribadah di hari Minggu. "Hari Minggu pun tetap kerja biasanya di siang hari setelah selesai ibadah," ujar Melvi.

Meski hampir setiap hari menenun, Melvi mengaku tidak merasa jenuh atau lelah. Dengan menenun, ia bisa ikut melestarikan kekayaan budaya daerahnya dan mewariskannya pada generasi penerus. Anak-anak Melvi juga mulai belajar menenun kain ulos sejak mereka kecil.

"Anak saya juga sudah belajar bikin ulos. Belajarnya sama seperti saya, dia suka perhatikan waktu saya menenun atau melihat perajin lain. Apalagi, anak muda sekarang lebih suka belajar sendiri daripada diajari, kemungkinan nanti ada yang jadi penenun juga seperti saya," ungkapnya.

Para penenun ulos biasanya menempati rumah bolon tempat mereka menenun, yang sudah dilakukan beberapa perbaikan dan pembangunan ulang saat revitaliasi pada 2020 hingga 2021.

Revitalisasi Kampung Ulos Huta Raja

Kampung Ulos Huta Raja diresmikan sebagai destinasi wisata budaya pada 2 Februari 2022 oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).  Melansir laman Presiden RI, Senin, 28 Juli 2025, Jokowi saat itu berharap penataan Kampung Ulos Huta Raja dapat membantu upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan warisan pusaka Tanah Air.

"Saya sangat berterima kasih sekali pada seluruh masyarakat, pemerintah daerah yang memberi dukungan terhadap revitalisasi ini, dan semuanya ini dikerjakan oleh Kementerian PUPR," ucapnya.

Penataan Kampung Ulos Huta Raja yang luas lahannya 16 ribu meter persegi dilakukan dengan biaya sebesar Rp25,8 miliar. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam penataan kawasan tersebut antara lain revitalisasi atap Rumah Bolon, pembangunan baru Rumah Bolon, Pusat Informasi Budaya Galeri dan Suvenir, penataan Pagar Makam, amfiteater, warung kopi, dan toilet umum. (Henry)

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |