Menikmati Kuliner ala Kaki Lima di Pusat Kota Hong Kong, Bisa Diatur Ramah Muslim

2 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Pergi ke Hong Kong kurang afdal tanpa menikmati kuliner khas Mutiara dari Timur. Cara untuk mendapatkan hidangan sekaligus pengalaman terbaik adalah dengan mengunjungi dai pai dong.

Dai pai dong merupakan istilah yang merujuk pada kedai pinggir jalan atau kaki lima. Dai pai dong identik dengan meja makan lipat beralas plastik, kursi lipat, serta wajan berapi yang digunakan untuk memasak makanan. Tempat makan semacam ini sudah ada sejak lama, tepatnya sebelum perang dunia kedua.

Dilansir dari situs Discover Hong Kong rilisan Hong Kong Tourism Board (HKTB), di masa kejayaannya pada era 1950-an, sedikitnya ada 40 lokasi dai pai dong di pusat kota Hong Kong. Namun sejak pemerintah berhenti mengeluarkan lisensi untuk kedai pinggir jalan pada 1980-an, dai pai dong menurun signifikan menjadi hanya sekitar 20 lokasi.

Beruntung, pengusaha makanan di Hong Kong tak kehabisan akal guna tetap mempertahankan makanan otentik ala dai pai dong dengan membawa sentuhan modern. Mereka kini menghidangkan makanan mereka di dalam bangunan sembari mendesain tempat sedemikian rupa agar nampak seperti dai pai dong zaman dulu.

Lau Sheung Dai Pai Dong Jadi Opsi Kuliner Ala Kaki Lima di Hong Kong

Liputan6.com berkesempatan merasakan pengalaman menyantap makanan otentik Hong Kong ala kaki lima di Lau Sheung Dai Pai Dong saat mengunjungi kota dalam rangkaian acara Summer Viva Media Fam Trip yang diselenggarakan HKTB pada 24--27 Juli 2025. Kedai ini berlokasi di pusat Hong Kong, tepatnya Kwan Chan Tower, Tonnochy Road, Wan Chai.

Jaraknya sekitar 2,5 kilometer atau kurang lebih 10 menit berkendara dari Stadion Hong Kong yang sempat jadi lokasi latihan klub sepak bola raksasa asal Italia, AC Milan, beberapa waktu lalu. Lau Sheung Dai Pai Dong secara harfiah berarti 'warung makan di lantai atas'. Nama tersebut sudah langsung menggambarkan lokasi kedai yang memang berada di lantai atas gedung.

Pengunjung bisa mengakses kedai lewat elevator. Begitu masuk, pengunjung akan langsung disambut dengan meja kayu bundar lebar yang bisa diisi enam hingga delapan orang serta kursi besi standar dengan bantalan merah yang melengkapi area makan.

Tak repot mengatur interior, pemilik hanya menghias tembok dengan poster-poster minuman, nama restoran dalam bahasa Tiongkok, serta beberapa lampu gantung. Di beberapa sisi tembok, boks dan kerat minuman dibiarkan bertumpuk, menambah kesan layaknya sedang makan di kedai kaki lima pinggir jalan.

Cita Rasa Otentik, Bisa Dimasak Terpisah

Sebanyak 10 menu kami pesan, seluruhnya porsi besar. Restoran ini dirancang sedemikian rupa agar pengunjung bisa menikmati santapan sharing dengan menu komplet.

Bahan dasar makanan yang disajikan sebenarnya cukup sederhana, seperti daging sapi, ayam, ikan, jamur, telur, hingga tahu. Untuk karbohidrat, mereka menyediakan ifumi, nasi goreng, serta nasi putih.

Nilai tambahnya, Lau Sheung Dai Pai Dong bisa diatur agar menyajikan makanan ramah bagi pengunjung Muslim. Meski belum tersertifikasi halal secara resmi, mereka tak keberatan memisahkan alat-alat memasak dan makan, sehingga hidangan yang disajikan bisa disantap umat Muslim.

Menu yang langsung menjadi bintang dalam rombongan saat itu ialah daging sapi dengan lada hitam dan madu. Hidangan ini menawarkan sensasi lengkap begitu masuk ke mulut: potongan daging lembut yang jauh dari kata alot dan susah dikunyah, disertai cita rasa gurih dan sentuhan rasa manis berkat madu terkaramelisasi di bagian luarnya.

Potongan paprika dan bawang bombai melengkapi hidangan. Dipadukan dengan nasi putih atau nasi goreng hangat, makanan tersebut dipastikan ludes dalam sekejap.

Opsi Menu yang Tak Terlalu Kompleks

Jika tak ingin menyantap makanan yang terlalu kompleks dari segi rasa, pengunjung bisa mencoba ayam berbumbu kuning dengan sedikit kuah yang tersaji sudah terpotong-potong. Bumbunya terasa ringan dan segar begitu disantap.

Ada pula ikan tanpa tulang yang digoreng renyah dan cocok disantap dengan kecap asin. Hidangan ini bisa dinikmati berdampingan dengan sup ikan dan timun China yang memberi kesan hangat, sehingga cocok dimakan ketika Hong Kong diguyur hujan deras di tengah musim panas.

Beberapa menu lain yang juga cukup menarik untuk dicicipi ialah bihun ala Hong Kong, scrambled egg dengan irisan daung bawang, seledri, dan bawang bombai, serta sapo tahu berisi jamur. Seluruhnya sedap dan masuk di lidah wisatawan Indonesia.

Meski berkonsep restoran pinggir jalan kaki lima, pengunjung tetap harus menyiapkan bujet lumayan untuk menikmati hidangan lengkap di Lau Sheung Dai Pai Dong. Pasalnya, menu termahal kedai tersebut dibanderol seharga 288 dolar Hong Kong. Sementara, menu termurah bernilai 108 dolar Hong Kong (sekitar Rp225 ribu).

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |