Mengenang Kejayaan Pasar Taman Puring Surga Belanja Sepatu Branded Sebelum Kembali Hangus Terbakar

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran kembali melanda Pasar Taman Puring yang berlokasi di Jalan Kyai Maja, Jakarta Selatan, pada Senin (28/7/2025). Mengutip kanal News Liputan6.com, berdasarkan laporan warga, api mulai terlihat sekitar pukul 18.02 WIB.

Informasi dari Damkar Jaksel, sebanyak 26 unit mobil kebakaran dari Pos Kramat Pela dikerahkan untuk memadamkan api. Dari video yang beredar, kios-kios pedagang di Taman Puring dilalap api. Petugas Damkar berjibaku menghadapi api yang membesar.

Pedagang panik memindahkan barang-barang dari kios mereka. Belum diketahui penyebab kebakaran di Taman Puring. Hingga berita ini dibuat, belum ada laporan lanjutan mengenai korban jiwa dan kerusakan akibat kebakaran Taman Puring. 

Imbas dari kebakaran hebat tersebut, bus TransJakarta koridor 13 terhambat. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan terkait penyebab dan jumlah personel pemadam kebakaran yang diturunkan. 

Terlepas dari itu, Taman Puring selama ini lekat sebagai tempat berburu sepatu branded harga miring. Berlokasi di samping Polsek Taman Puring, tak jauh dari Pasar Mayestik dan beragam tempat nongkrong Jakarta Selatan, area ini telah bertransformasi signifikan.

Mengutip Merdeka, kisah Taman Puring bermula pada 1960-an, saat area ini berfungsi sebagai pangkalan oplet. Di sinilah para pedagang pikulan mencari nafkah, membentuk cikal bakal aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. 

Awal Mula Jadi Pasar Barang Bekas

Pada 1983, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soeprapto, mengeluarkan kebijakan yang mengubah wajah Taman Puring kini. Sebagian lahan Taman Puring seluas sekitar 2000 meter persegi dialokasikan untuk menampung pedagang barang bekas dari seluruh Jakarta Selatan. Keputusan ini secara resmi mengukuhkan Taman Puring sebagai pusat barang bekas, berdampingan dengan sebuah taman rekreasi publik.

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 membawa perubahan lain bagi Taman Puring. Wali Kota Jakarta Selatan merespons kondisi ini dengan menyediakan tenda-tenda sementara. Tenda-tenda tersebut diperuntukkan bagi warga yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) agar dapat berdagang.

Pasar ini awalnya hanya beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga dikenal sebagai "Pasar Tunggu". Seiring waktu, jumlah pedagang semakin bertambah pesat. Mereka mulai memenuhi badan jalan di Taman Puring setiap hari, bukan hanya di akhir pekan. Kondisi ini menyebabkan area taman yang tadinya hijau tertutupi oleh sekitar 400 kios pada akhir 1998, mengubah wajah kawasan lebih kumuh.

Penertiban besar-besaran dilakukan Pemerintah Daerah Jakarta Selatan pada 8 Januari 1999. Ratusan pedagang dipindahkan secara paksa ke lokasi baru, seperti Pasar Pondok Indah dan area dekat Stasiun Kebayoran Lama. Meskipun demikian, pedagang barang loak lama tetap bertahan di kios-kios mereka, menjaga sebagian identitas asli Taman Puring.

Menjelma Jadi Surga Sepatu KW

Pasca-penertiban, Taman Puring mulai dikenal luas sebagai destinasi utama bagi pecinta sepatu. Kawasan ini menjadi tempat favorit untuk mencari sepatu murah, khususnya produk bermerek non-original atau "reject" dengan harga yang sangat terjangkau. Berbagai jenis sepatu, mulai dari sneakersboots, hingga hiking shoes, dari merek-merek ternama seperti Nike, Adidas, dan Converse, membanjiri lapak-lapak di sini.

Pergeseran fokus ini menunjukkan adaptasi pasar terhadap permintaan konsumen dan dinamika ekonomi. Selain sepatu, pasar ini juga menawarkan beragam barang lain, mencakup barang elektronik, handphone, aksesori otomotif, pakaian, barang antik, alat rumah tangga, hingga suku cadang kendaraan.

Belakangan, pamornya memudar seiring peralihan masyarakat dari transaksi konvensional menjadi transaksi digital. Lebih banyak yang memilih untuk membeli secara online dibandingkan langsung mencari ke pasar. Itu turut berimbas pada jumlah transaksi di Pasar Taman Puring.

Pedagang Pasar Taman Puring mencoba beradaptasi dengan menjual barang untuk para penjual di toko online. Mengutip Jurnal Peranan Pasar Tradisional Taman Puring Jakarta Selatan Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Tahun 2002-2022, Alfin, salah satu pedagang, mengungkapkan banyak yang membeli barang di Pasar Tradisional Taman Puring untuk kemudian dijual kembali di toko online.

Sejarah Kebakaran Taman Puring

Kebakaran hari ini menambah daftar sejarah kebakaran di pasar itu. Salah satu yang terparah terjadi pada 29 Juni 2002. Ratusan kios di Pasar Taman Puring hangus terbakar sekitar pukul 03.15 WIB, diduga akibat hubungan arus pendek listrik.

Angin kencang memperparah situasi, membuat api cepat merembet dan menyulitkan petugas pemadam kebakaran. Bahkan, 25 tahanan di Kantor Kepolisian Sektor Metro Kebayoran Baru harus dievakuasi.

Tiga tahun berselang, pada 13 April 2005, kebakaran kembali melanda Pasar Taman Puring sekitar pukul 18.30 WIB. Api diduga berasal dari korsleting listrik di bagian atap pasar satu lantai.

Meski api berhasil dipadamkan sekitar pukul 20.15 WIB dan tidak melahap seluruh bagian pasar, insiden itu sempat membuat ratusan pedagang panik menyelamatkan barang dagangan mereka. Kebakaran itu juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jalan Kyai Maja dan Jalan Sinaggalang.

Insiden kebakaran terbaru yang tercatat adalah pada Senin sore, 28 Juli 2025. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) menerima laporan awal dari warga.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |