Mengenang Curhat Najwa Shihab tentang Sosok Mendiang Suami, Pasangan Suportif yang Meyakinkan Hatinya Menikah Muda

1 week ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Go public, tapi tidak melulu diumbar, begitulah hubungan pernikahan Najwa Shihab dan mendiang suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf. Di waktu-waktu spesial, seperti saat mereka merayakan ulang tahun ke-25 pernikahan pada 2022, barulah perempuan yang akrab disapa Nana itu cukup banyak bicara tentang sosok pendamping hidupnya.

Di video lawas yang diunggah di kanal YouTube Ngobrol Asix, 15 September 2022, suami Najwa Shihab diceritakan sebagai pasangan yang suportif. "Kalau bukan dengan Baim (panggilan Ibrahim), kayaknya aku nggak akan berada di titik karierku saat ini, dan dengan berbagai hal yang aku lalui," aku Najwa saat itu.

Ia kemudian mengenang salah satu momen suaminya sangat mendukungnya, berkata, "Aku ingat waktu itu aku ngeliput penangkapan teroris. Aku masih nyusuin Izzat (putra Najwa dan Ibrahim), dan dia (Ibrahim) ikut. Izzat waktu itu masih umur enam atau tujuh bulan."

Kunci Keharmonisan Rumah Tangga

Najwa menyambung, "Jadi, habis aku selesai liputan, dia (Ibrahim) nunggu di rumah, waktu itu ada rumah di Solo, supaya aku nyusuin Izzat, terus habis itu aku balik liputan lagi. Jadi, dia ikut nemenin aku liputan teroris."

Saat ditanya kunci keharmonisan rumah tangganya, perempuan berusia 47 tahun itu mengaku bahwa ia membutuhkan Ibrahim di sisinya. "Aku tuh butuh dia. Segala hal aku akan cek dan tanya dia. Bukan hanya soal hal-hal keseharian di rumah, semua hal, semua isu, aku tanya ke dia," ujar Najwa.

Selama menikah, ia merasa tumbuh bersama Ibrahim di berbagai aspek kehidupan, termasuk karier, pemikiran, dan kepribadiannya.  "Aku kan masih kecil ya (saat menikah) umur 20. Jadi, aku tuh dewasa bersama dia," Najwa berbagi.

Namun, layaknya rumah tangga, pernikahan mereka tidak selalu mulus. Ada kalanya Ibrahim mengingatkan Najwa saat ia terlalu sibuk dengan pekerjaan. "Aku kan tipe-tipe yang kalau kerja terus nggak selesai, jadi bagaimana gitu."

LDR Sebelum Menikah

Najwa melanjutkan, "Aku orangnya perfeksional, jadi kalau ada yang bagaimana saat kerja, jadi agak gemes. Ada sih kadang-kadang dia (bilang), 'Kerja mulu.' Ada kayak gitu-gitunya. Biasanya kalau gitu, kita (aku) rayu-rayu lah." Kendati sudah lama menikah, tingkah romantis tetap perlu, menurut dia.

Ia sendiri mengaku bucin, karena mau diajak menikah muda. Perjalanan cinta mereka dimulai di kampus. Saat itu, Ibrahim merupakan senior Najwa di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

"Pacarannya cepat enam bulan. Malah pas pacaran, banyakan LDR, karena dia pas semester akhir sempat magang di Amerika Serikat," tutur Najwa. Alih-alih renggang, LDR membuat hubungan mereka menguat, menurut Najwa.

"Kalau LDR, kita dipaksa untuk terus komunikasi. Terus dipaksa lebih ekspresif, lebih nunjukin kasih sayang dengan metode-metode yang nggak biasa. Jadi, menurutku, itu mematangkan cinta. Abis itu bucin deh, diajak kawin, mau deh," bebernya.

Dipisahkan Maut

Setelah mengantongi restu orangtua, Najwa dan Ibrahim menikah pada Oktober 1997. Najwa, yang saat itu berusia 20 tahun, masih jadi mahasiswa semester tiga. Ayahnya, Quraish Shihab, mengizinkannya menikah dengan satu syarat: tetap menyelesaikan kuliah. "Karena sudah menemukan orang yang tepat, untuk apa menunda kebahagiaan?" ungkapnya.

Kini, maut telah jadi pemisah abadi mereka. Ibrahim menghembuskan napas terakhir pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB, di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta, setelah menjalani perawatan akibat strok.

Informasi mengenai wafatnya Ibrahim dibenarkan seorang kerabat dekat keluarga, yang enggan disebutkan namanya. Menurut sumber tersebut, almarhum telah menjalani perawatan selama sekitar satu minggu sebelum meninggal dunia.

Jenazah almarhum disemayamkan di kediaman keluarga yang berlokasi di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00 WIB, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut.

Foto Pilihan

Pengunjung membaca salah satu koleksi buku di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (17/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |