Liputan6.com, Jakarta Lini busana Kim Kardashian, Skims, bikin geger dunia gara-gara meluncurkan shapewear untuk wajah. Seamless Sculpt Face Wrap seharga 48 dolar AS atau Rp787 ribuan itu diklaim sebagai rutinitas tambahan “wajib” pada malam hari untuk kaum hawa sebelum memejam.
The New York Post, Jumat (1/8/2025) mengabarkan, Seamless Sculpt Face Wrap digadang-gadang sebagai inovasi pertama dari Skims yang fungsinya mengkover kepala dengan bahan elastis dari poliamida dan elastana.
Konon, bahan ini diinfus dengan benang kolagen. Produk ini diikat dengan Velcro di bagian atas kepala hingga tengkuk kemudian disebut cocok untuk digunakan sehari-hari. “Ini benar-benar menarik dagu mungilmu,” kata Kim Kardashian tentang produknya dalam sebuah iklan.
“Sangat nyaman dipakai di malam hari atau di sekitar rumah,” imbuhnya, seraya meyakinkan publik produknya hadir untuk memenuhi “kebutuhan” kecantikan. Rupanya banyak yang memercayai khasiat produk tersebut.
Hadir dalam dua varian warna, produk rilisan Kim Kardashian ini ludes terjual. Walhasil, fenomena ini jadi sorotan para pakar kecantikan hingga netizen. Pertanyaan yang kemudian muncul, benarkah face wrap ini berfungsi “membentuk” rahang wajah?
Perubahan Struktural Jangka Panjang
The New York Post lantas menelusuri dengan mewawancara sejumlah pakar kecantikan. Salah satunya, Dr. Anil Shah, yang berbasis di New York City dan Chicago, AS. Ia mengingatkan publik membentuk garis rahang tak sesimpel yang dibayangkan.
Mereka yang ingin membentuk garis rahang perlu menghilangkan atau setidaknya mendistribusikan lemak, mengencangkan kulit, atau mengencangkan otot leher. Ini, kata Anil Shah, tidak bisa dilakukan oleh produk seperti face wrap.
“Ini sungguh tak akan membuat perubahan struktural jangka panjang apa pun. Jangan buang-buang uang untuk ini,” ulas Anil Shah. “Saya mengerti shapewear bisa bikin Anda terlihat bagus saat berpakaian, tapi tidur dengan ini tidak akan berpengaruh apa pun,” ujarnya.
Terpisah, ahli bedah plastik wajah, Dr. Konstantin Vasyukevich, menyorot efek penggunaan produk Kim Kardashian. Efeknya tak akan bertahan lama. Jika menginginkan efek permanen, maka operasi, jarum, atau laser rekomendasi ahli-lah solusinya.
Persis Balutan Pasca-Operasi
“(Penggunaan produk) ini dapat memberi garis rahang tampilan yang sedikit lebih berkontur untuk waktu singkat. Efeknya hanya bertahan paling lama beberapa jam,” Konstantin Vasyukevich memaparkan.
Sementara itu, ahli bedah plastik wajah di New York City, Dr. Yael Halaas, mengkritisi desain penutup kepala yang diperkenalkan Kim Kardashian. Ia menilai desiannya sama dengan balutan medis pasca-operasi.
“Desainnya sama persis dengan semua balutan pascaoperasi yang kami kenakan pada pasien setelah sedot lemak, facelift, dan benang. Sangat penting melakukan kompresi setelah prosedur tersebut,” Yael Halaas berbagi ulasan.
Berdasar pantauan BBC, Sabtu (2/8/2025), di TikTok, sejumlah influencer kecantikan memadukan face wrap ini dengan tren perawatan kulit viral lainnya. Karenanya, produk ini jadi incaran para beauty enthusiast di banyak negara.
Pakar perawatan kulit, Laura Porter, menyebut face wrap dipasarkan untuk Gen Z dan milenial yang lebih muda.
Model Berusia 20 Tahunan
Strateginya dengan menampilkan model berusia 20 tahunan dan sering kali didukung selebritas seperti Kylie Jenner, yang punya basis penggemar muda dan aktif di medsos. Produk ini diklaim mampu memberikan hasil instan. Tak heran jika kemudian barang mode ini laris manis di pasar.
“Branding dan nada pesannya mengisyaratkan produk ini ditujukan kepada perempuan yang mengikuti tren kecantikan dan budaya influencer,” beri tahu Laura Porter. Para profesional medis menggarisbawahi bahwa tidak ada bukti ilmiah di balik balutan ketat produk tersebut.
Pakar estetika, Dr. Anna Andrienko, menyatakan meski pakaian ini (mungkin) memberikan efek pembentukan atau pengurangan bengkak sementara akibat tekanan dan retensi panas, hasilnya jauh dari kata permanen.
“Balutan wajah ini tak memberi hasil kontur atau pengencangan kulit yang tahan lama,” jelasnya. “Paling banter, mengurangi retensi cairan jangka pendek. Penggunaan berlebih dapat memicu iritasi kulit, jerawat, atau masalah sirkulasi jika dipakai terlalu ketat atau dalam waktu lama,” ucap Anna Andrienko.