Liputan6.com, Jakarta Daging kurban adalah menu khas yang banyak dinanti saat Iduladha. Permasalahannya, tanpa teknik pengolahan yang benar, sajian ini bisa menjadi sumber masalah kesehatan. Salah satu risiko utamanya adalah lonjakan kadar gula darah dan kolesterol yang tak terkendali.
Penting untuk memahami bahwa jenis dan cara memasak daging sangat berpengaruh terhadap dampaknya pada tubuh. Terutama bagi penderita diabetes atau yang memiliki riwayat kolesterol tinggi. Oleh karena itu, cara mengelola daging kurban perlu dilakukan dengan cermat dan tidak tergesa-gesa.
Bukan hanya soal rasa, tetapi juga bagaimana menjaga kandungan nutrisi tetap utuh dan aman dikonsumsi. Langkah awal ini dimulai sejak daging diterima, bukan saat ia sudah berada di dalam wajan. Artikel ini akan membahas langkah demi langkah agar konsumsi daging kurban tidak menjadi bumerang bagi kesehatan Anda.
1. Mulai dari Penyimpanan: Jangan Biarkan Daging Terpapar Terlalu Lama
Setelah menerima daging kurban, prioritas pertama adalah menjaga kesegarannya. Daging sebaiknya segera disimpan dalam suhu rendah jika belum akan diolah. Daging segar yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang berisiko terkontaminasi bakteri.
Langkah awal yang disarankan adalah mencuci bersih daging menggunakan air mengalir. Pastikan daging dikeringkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam freezer. Penyimpanan dalam wadah tertutup akan mencegah kontaminasi silang dan menjaga kualitas daging.
Daging bisa bertahan hingga tiga bulan di dalam freezer jika disimpan dengan baik. Hindari menyimpan seluruh daging sekaligus; bagi ke dalam beberapa porsi. Ini akan memudahkan saat Anda ingin mengolahnya kembali tanpa harus mencairkan semua.
2. Teknik Memasak: Rebus dan Kukus Lebih Baik dari Goreng dan Bakar
Cara memasak menjadi kunci penting dalam menjaga kandungan nutrisi daging. Suhu tinggi yang berlebihan dapat merusak protein dan zat besi di dalamnya. Sebaiknya tidak memasak daging pada suhu yang terlalu tinggi, di atas 250 derajat Celcius.
Metode merebus dan mengukus adalah pilihan paling aman. Selain mempertahankan nutrisi, cara ini juga meminimalisir tambahan lemak dari minyak atau santan. Apabila ingin memanggang, gunakan oven atau kompor alih-alih arang karena risiko zat karsinogenik yang dapat memicu kanker.
Pemanggangan dengan kontrol suhu adalah alternatif sehat. Hindari memasak daging yang masih berlemak tinggi dan buang bagian lemaknya sebelum diolah. Kombinasikan dengan rempah alami seperti jahe atau serai untuk menambah rasa tanpa garam berlebih.
3. Pilihan Bagian Daging: Hindari Jeroan dan Lemak Berlebih
Tidak semua bagian daging kurban cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kadar gula dan kolesterol. Jeroan seperti hati, limpa, dan usus memiliki kandungan kolesterol sangat tinggi. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan untuk fokus pada bagian daging tanpa lemak.
Lemak jenuh yang tinggi dalam daging dapat meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan jantung. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memotong dan membuang lemak yang terlihat. Proses ini tidak hanya membuat daging lebih sehat, tetapi juga mempercepat pematangan saat dimasak.
Selain itu, hindari menggunakan bumbu instan atau penyedap yang mengandung banyak garam dan gula. Gunakan bahan alami seperti kunyit, bawang putih, dan ketumbar untuk memperkaya rasa sekaligus menjaga keseimbangan gizi.
4. Porsi dan Frekuensi Konsumsi: Jangan Terlena dengan Banyaknya Persediaan
Di hari raya, godaan untuk makan berlebih sangat besar. Namun, konsumsi daging berlebihan bisa menyebabkan efek samping langsung seperti mual, pusing, atau bahkan serangan asam urat. Kemenkes RI mengingatkan pentingnya mengatur porsi makan agar tidak berlebihan.
Cukup konsumsi sekitar 100–120 gram daging per porsi makan. Kombinasikan dengan sayur dan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau kentang rebus. Dengan begitu, keseimbangan nutrisi tetap terjaga dan tubuh tidak terlalu terbebani.
Tidak perlu menghabiskan semua daging dalam satu hari. Dengan penyimpanan yang benar, daging bisa dikonsumsi bertahap hingga beberapa minggu setelah Iduladha. Hal ini akan mengurangi risiko gangguan metabolik akibat konsumsi mendadak dalam jumlah besar.
5. Kombinasikan dengan Sayuran dan Hidrasi Cukup
Sayuran bukan hanya pelengkap, tetapi kunci dalam menjaga keseimbangan gizi. Sayuran seperti bayam, brokoli, dan wortel mengandung serat tinggi yang membantu mengontrol gula darah. Selain itu, kandungan vitamin dan mineralnya mendukung metabolisme tubuh dalam mencerna protein dari daging.
Konsumsi air putih yang cukup selama menyantap daging. Hidrasi membantu sistem pencernaan bekerja lebih baik dan mencegah sembelit. Minumlah setidaknya 8 gelas air per hari, terutama setelah menyantap hidangan tinggi protein.
Sertakan juga buah-buahan rendah glikemik seperti apel dan pir sebagai pencuci mulut. Ini akan membantu mengontrol kadar glukosa dalam darah pasca makan. Dengan begitu, tubuh tetap segar meski mengonsumsi makanan berat.
Pertanyaan Seputar Topik
Apakah penderita diabetes boleh makan daging kurban?
Ya, penderita diabetes boleh makan daging kurban dengan catatan porsi dikontrol, hindari jeroan, dan olah dengan cara sehat seperti direbus atau dikukus.
Bagaimana cara sehat mengolah daging kurban?
Cuci bersih, potong kecil, buang lemak, hindari goreng dan bakar langsung di arang. Simpan dalam freezer dan kombinasikan dengan sayur.
Apa bahaya konsumsi daging berlebihan saat Iduladha?
Konsumsi berlebih dapat memicu kolesterol tinggi, hipertensi, asam urat, bahkan risiko gangguan jantung terutama bagi penderita diabetes atau lansia.
Bagaimana cara menyimpan daging kurban agar tahan lama?
Keringkan setelah dicuci, bagi ke dalam beberapa porsi, dan simpan dalam wadah tertutup di freezer. Bisa bertahan hingga 3 bulan.