Cerita Perempuan Batal Nikah H-1 Bulan Jual Barang-Barang Pengantin, Ternyata Laku Keras

1 week ago 34

Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada pengantin yang ingin membatalkan hari bahagia mereka, tapi terkadang, keputusan sulitlah yang menyebabkannya. Setidaknya itu yang dialami seorang perempuan asal Malaysia bernama Ain (bukan nama sebenarnya) yang memutuskan batal nikah.

Menurut Ain, melansir mStar, Minggu (25/5/2025), persiapan pesta pernikahan sudah hampir 80 persen saat dia mengambil keputusan itu. Namun, ia sebenarnya telah mempertimbangkan keputusan tersebut dalam waktu yang lama.

"Sebenarnya keputusan untuk tidak meneruskan pernikahan ini bukan keputusan yang mudah. ​​Saya sudah memikirkannya berkali-kali. Namun pada akhirnya, saya memutuskan untuk tidak meneruskannya.Saya menyadari bahwa saya tidak dapat mempertahankan hubungan itu," kata dia.

"Dia (mantan calon suaminya) mungkin belum siap dalam hal tanggung jawab, tidak hanya sebagai pasangan, tapi juga sebagai anak, calon suami, dan kepala keluarga. Tapi, saya percaya, semua perempuan perlu menanggapi masalah ini dengan serius."

Jangan Pernah Memaksakan Diri

Ain mengaku melihat banyak tanda-tanda awal bahwa mereka tidak cocok untuk hidup bersama, terutama dalam hal interaksi dengan orang di sekitar mereka. Jangan pernah memaksakan diri untuk bertahan dalam hubungan yang terasa beracun atau kasar," katanya.

"Karena seiring berjalannya waktu," ia menambahkan. "Hal itu akan menggerogoti kita secara mental dan fisik. Percayalah, menjaga diri sendiri dan mencintai diri sendiri adalah hal yang paling penting."

Menyusul keputusan pembatalan acaranya, Ain mengaku harus melepas sejumlah barang keperluan pernikahan yang sudah dibelinya terlebih dahulu. Di antara barang yang terjual adalah sepasang gaun pengantin yang dipesan dari sebuah butik di Shah Alam, Selangor.

Gaun tersebut dibeli seharga 265 ringgit, sekitar Rp1 jutaan, dan berhasil dijual kembali seharga 200 ringgit, atau sekitar Rp767 ribu. "Gaun pengantin itu sudah terjual. Saya tidak menyangka orang akan membelinya secepat ini karena saya merawatnya dengan baik. Gaun itu masih baru dan cantik," katanya. 

Jual Barang-Barang Lainnya

Sepatu pengantin dan veil-nya masih tersedia. "Saya membeli sepatu seharga 210 ringgit (sekitar Rp806 ribu), dan saya hanya mematok harga 150 ringgit (sekitar Rp575 ribu)," kata Ain. "Sebenarnya masih banyak lagi barang-barangnya, tapi untuk sekarang, saya mau 'melepas' (menjual) barang-barang yang paling penting dulu."

Ain mengatakan, keputusan pembatalan nikah diambil sekitar sebulan sebelum hari H dan mendapat dukungan penuh dari pihak keluarga. "Kami sudah saling kenal sejak TK, tapi saya tidak mau membicarakannya terlalu banyak. Sebulan sebelum acara (pernikahan), saya memutuskan untuk tidak melanjutkannya," ia bercerita.

"Sebenarnya keluarga saya sudah lama ingin membatalkannya, tapi saat itu, saya tetap berusaha untuk memberikannya (mantan calon suami) kesempatan. Namun pada akhirnya, saya tidak tahan lagi," kata dia. "Bagaimana reaksi mantan pasangan saya? Dia baik-baik saja, hanya berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa."

Undangan Sudah Disebar

Melanjutkan ceritanya, perempuan itu mengatakan keluarganya harus memberitahu saudara dan teman-temannya bahwa pernikahan putri mereka batal terselenggara. Saat ditanya berapa besaran kerugian yang dialami akibat pembatalan tersebut, Ain enggan berkomentar lebih jauh.

Baginya, yang lebih penting sekarang adalah fokus pada dirinya sendiri dan berusaha mengembalikan semangatnya setelah melalui fase sulit dalam hidup. "Undangan pernikahan sudah disebar, jadi orangtua saya harus menelepon semua tamu dan memberi tahu mereka bahwa acara ditunda. Namun pada kenyataannya, saya membatalkannya," kata dia.

"Sedih, tapi saya baik-baik saja. Ini lebih baik daripada saya melanjutkan sesuatu yang tidak pasti. Setelah kejadian itu, saya 'kehilangan' diri sendiri. Namun rezekinya berbeda datang. Allah 'memanggil' saya untuk pergi ke rumah-Nya dan melaksanakan umrah."

"Saya sampaikan keluh kesah dan menangis sepuasnya. ​​Saya mohon pada Allah agar dipertemukan dengan jodoh yang baik dan bahagia," tandasnya.

Foto Pilihan

Pengunjung membaca salah satu koleksi buku di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (17/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |