Bos WikiLeaks Pakai Kaus Bertuliskan Nama Ribuan Anak Gaza Korban Kekejaman Israel di Festival Film Cannes 2025

6 days ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Julian Assange, tampil mengejutkan di Festival Film Cannes 2025. Pendiri WikiLeaks ini tampil kasual dengan hanya memakai kaus putih dan kemeja sage serta celana denim. Namun, kaus tersebut bukan kaos biasa melainkan berisi kritik langsung terhadap Israel.

Di bagian belakang kaus putih itu ada tulisan "Stop Israel" dan di bagian depan kaus bertuliskan nama 4.986 anak-anak Palestina umur lima tahun ke bawah yang dibunuh Israel dalam perang genosida di Gaza. Dilansir dari Hindustan Times, 22 Mei 2025, bos WikiLeaks itu tampil di red carpet atau karpet merah Festival Film Cannes 2025 pada 20 Mei 2025.

Ia datang bersama istrinya, Stella Assange, seorang pengacara berdarah Spanyol-Swedia. Kehadiran Julian Assange di festival film tahunan Prancis ini untuk mendukung film dokumenter terbaru tentang dirinya , The Six Billion Dollar Man sekaligus membuat pernyataan tegas terkait perang Israel dan Hamas di Gaza., Palestina.

The Six Billion Dollar Man, sebuah film dokumenter yang disutradarai oleh pembuat film asal Amerika Serikat, Eugene Jarecki, mengisahkan perjalanan pribadi dan hukum Assange, yang menampilkan rekaman yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Pendiri WikiLeaks Kembali ke Australia

Assange dibebaskan dari penjara di Inggris tahun lalu setelah satu dekade menghadapi perlawanan hukum dan penahanan. Julian Assange mengelola WikiLeaks, sebuah situs web yang menerbitkan banyak laporan resmi rahasia atau terbatas terkait perang, mata-mata, dan korupsi.

Ia telah kembali ke kampung halamannya di Australia, pada Juni 2024 setelah kesepakatan pembelaan AS memungkinkan dia untuk bebas dari penjara di London, Inggris. Ketika Julian Assange menginjakkan kaki di tanah Australia pada Rabu, 26 Juni 2024 untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, dia secara emosional memeluk istrinya dan mengangkat tinjunya dengan penuh kemenangan.

Sejumlah pendukung melambaikan tangan dan bersorak saat ia meninggalkan pangkalan udara.. Setelah Assange mendarat, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berpidato dan memberikan sambutan yang tenang.

"Saya sangat senang bahwa kisah ini telah berakhir, dan tadi malam, saya dengan senang hati berbicara dengan Assange untuk menyambutnya pulang," kata Julian Assange seperti dikutip dari BBC, Kamis , 27 Juni 2024, melansir kanal Global Liputan6.com.

Assange Tinggal di Kedubes Ekuador di Inggris

Hal ini jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada 2010, ketika dirinya pertama kali mengalami kesulitan. Julian Assange telah merilis ribuan dokumen AS yang belum disunting mengenai perang di Afghanistan dan Irak – termasuk rekaman helikopter AS yang menembaki warga sipil – mempermalukan Washington dan diduga membahayakan informan dan agen mereka.

Tak lama kemudian, pihak berwenang Swedia mulai mengejarnya atas tuduhan bahwa ia melakukan pelecehan seksual terhadap dua wanita - klaim yang menurutnya bermotif politik.

Alih-alih menawarkan untuk melakukan advokasi atas namanya, pemerintah Australia saat itu malah mengatakan bahwa mereka memberikan ''segala bantuan'' kepada pihak berwenang AS dan meminta para pejabat Australia untuk menyelidiki apakah ia juga melanggar hukum negaranya..

Setelah gagal menantang surat perintah penangkapan internasional Swedia – yang ia duga merupakan taktik untuk mengirimnya ke AS – Assange melarikan diri ke kedutaan Ekuador di London tempat ia tinggal selama hampir tujuh tahun. 

Kasus Hukum Julian Assange

Pada 2019, dia dipaksa keluar dari kedutaan dan dipenjarakan saat dia berjuang untuk memblokir ekstradisinya ke AS. Pembebasan Julian Assange dari penjara Inggris terjadi setelah adanya kesepakatan di mana ia mengaku bersalah atas satu dakwaan berdasarkan Undang-Undang Spionase AS.  Kendati demikian dia tidak akan menghabiskan waktu di penjara AS.

Situs AP menyebut pengakuan bersalahnya di negara persemakmuran Amerika di Pasifik menyelesaikan kasus hukum AS terhadapnya tanpa harus mendekam di penjara Amerika. Saat dia ditahan di Penjara Belmarsh London ketika kasus ekstradisi diselesaikan oleh pengadilan Inggris, dia berada dalam "kondisi kesehatan yang sangat buruk" kata istrinya kepada BBC.

Assange menikahi pasangannya, Stella Moris, di penjara pada 2022, setelah hubungan yang dimulai selama tahun-tahun Assange di Kedutaan Besar Ekuador. Assange dan Stella memiliki dua putra, lahir pada tahun 2017 dan 2019. Pendukung Assange mengatakan kesepakatan itu dicapai setelah upaya diplomatik yang intens dan tekanan dari Australia. Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan kasus ini "berlarut-larut terlalu lama".

Foto Pilihan

Pengunjung membaca salah satu koleksi buku di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (17/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |