Liputan6.com, Jakarta - Rusia secara resmi membuka jalur penerbangan reguler antara Moskow dan Pyongyang, pada Minggu, 27 Juli 2025. Hal ini menandai langkah simbolis dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Korea Utara.
Penerbangan perdana ini dioperasikan oleh maskapai Nordwind Airlines dan berangkat dari Bandara Sheremetyevo, Moskow. Pesawat tersebut mengangkut lebih dari 400 penumpang dan menempuh perjalanan sekitar delapan jam sebelum akhirnya mendarat di ibu kota Korea Utara, Pyongyang.
Mengutip Euro News, Kamis, 31 Juli 2025, Kementerian Perhubungan Rusia mengatakan akan ada satu penerbangan per bulan untuk memenuhi permintaan. Menurut laporan media pemerintah Rusia, TASS, harga tiket pesawat ini dibanderol sekitar RUB45 ribu atau sekitar Rp9,1 juta.
Ini mungkin penerbangan reguler pertama antara kedua ibu kota negara tersebut sejak pertengahan 1990-an, menurut blog penerbangan Rusia. Sebelumnya, satu-satunya penerbangan langsung antara Rusia dan Korea Utara adalah penerbangan dari Vladivostok di Timur Jauh Rusia menuju Pyongyang.
Pihak berwenang Rusia mengizinkan Nordwind untuk membuka jalur penerbangan ke Korea Utara sejak Juli 2025. Maskapai ini dulunya mengangkut warga Rusia ke berbagai tujuan liburan di Eropa, termasuk Spanyol dan Jerman. Namun, Uni Eropa melarang maskapai Rusia beroperasi di wilayah udaranya pada 2022.
Perluas Konektivitas Rusia--Korea Utara
Selain penerbangan dari Vladivostok, mobilitas warga yang hendak berangkat dan Rusia menuju Korea Utara selama iini mengandalkan layanan kereta api. Rute Moskow - Pyongyang dengan durasi perjalanan selama 10 hari kembali diaktifkan pada Juni 2025. Dengan pembukaan rute Moskow - Pyongyang, jangkauan konektivitas semakin luas di antara kedua negara.
Koneksi langsung ini menjadi salah satu bentuk penguatan hubungan strategis antara kedua negara di tengah dinamika geopolitik global yang terus berkembang. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Korea Utara dan sempat menyambangi resor pantai Wonsan-Kalma. Pantai Wonsan-Kalma ini adalah sebuah proyek andalan Pyongyang di sektor pariwisata.
Dalam kunjungannya, Lavrov bertemu langsung dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Ia menyampaikan komitmennya untuk mendorong lebih banyak wisatawan asal Rusia agar mengunjungi kompleks wisata tersebut sebagai bagian dari kerja sama perjanjian oleh dua pihak yang semakin erat.
Resor yang dapat menampung hampir 20.000 orang, menjadi pusat upaya Kim untuk meningkatkan pariwisata guna memperbaiki perekonomian negaranya yang sedang terpuruk. Namun, belakangan tempat wisata baru itu disebut ditutup untuk kunjungan turis asing.
Penutupan Resor Pantai Mewah Korea Utara
Setelah sebelumnya digadang-gadang akan mengundang wisatawan asing berkunjung, resor pantai mewah di Korea Utara yang baru dibuka, Wonsan Kalma, diputuskan ditutup untuk turis asing. Pengumuman itu disampaikan administrasi pariwisata negara itu pada minggu ini, hanya beberapa hari setelah diplomat tinggi Rusia mengunjungi daerah tersebut.
Mengutip AFP, Jumat, 18 Juli 2025, resor tepi laut di pesisir timur Korea Utara itu merupakan proyek kesayangan pemimpin Korut Kim Jong Un. Tempat itu dibuka pertama kali untuk turis domestik secara meriah pada Selasa, 1 Juli 2025. Dijuluki "Waikiki-nya Korea Utara" oleh media Korea Selatan, Zona Wisata Pesisir Wonsan Kalma tampaknya dipenuhi hotel-hotel bertingkat tinggi dan taman air, dan diklaim dapat menampung sekitar 20.000 orang.
Media pemerintah sebelumnya mengatakan kunjungan rombongan wisatawan Rusia ke Wonsan diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang. Namun setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Administrasi Pariwisata Nasional Korea Utara mengatakan "turis asing untuk sementara tidak diterima" tanpa merinci lebih lanjut, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web resmi minggu ini.
Seputar Resor Pantai Wonsan-Kalma
Media pemerintah Korea Utara sebelumnya menggambarkan resor pantai itu sebagai tempat menginap dengan hotel dan hostel yang mampu menampung hampir 20 ribu tamu, baik domestik maupun asing. Resor itu dilengkapi fasilitas untuk berenang di laut, olahraga dan rekreasi, serta layanan katering komersial dan publik.
Kim menunjukkan minat yang besar dalam mengembangkan industri pariwisata Korea Utara selama masa-masa awal kekuasaannya, menurut para analis, dan kawasan resor pantai menjadi fokus khusus. Pada pekan sebelum pembukaan, saat merayakan penyelesaian pembangunan resor pantai tersebut, Kim Jong Un menyebutnya sebagai salah satu prestasi terbesar negara tersebut tahun ini.
"Saat banyak pekerja dari negara tersebut bercita-cita melakukan perjalanan ke objek wisata yang luar biasa, yang tak tertandingi di dunia, banyak tamu mengunjungi zona tersebut pada hari pertama layanannya," kata KCNA, ddikutip dari Korea Times, Rabu, 2 Juli 2025.
Ia juga menyampaikan bahwa Korea Utara akan membangun lebih banyak zona wisata berskala besar "dalam waktu sesingkat mungkin".