Liputan6.com, Jakarta - Pesto adalah bumbu saus khas Italia yang terkenal dengan cita rasa segar dan aromatik. Meskipun saat ini bumbu pesto paling dikenal sebagai kuliner khas Liguria, khususnya dari kota Genoa, asal-usulnya dapat ditelusuri hingga zaman Romawi.
Menariknya, ada kemungkinan bahwa saus ini bahkan berasal dari Afrika Utara, menunjukkan pengaruh budaya yang kaya dalam sejarah kuliner Italia. Nama "pesto" berasal dari kata kerja Italia "pestare", yang berarti "menumbuk" atau "menghancurkan."
Mengutip dari laman Discover Northern Italy, Minggu, 20 Juli 2025, istilah ini merujuk pada metode tradisional dalam pembuatan pesto, dengan bahan-bahan dihaluskan menggunakan lesung dan alu. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak orang kini menggunakan blender atau food processor untuk mempermudah proses tersebut.
Jika tahu dasar-dasar tentang bumbu pesto, Anda tahu daun kemangi perlu ditumbuk atau dihancurkan, jadi ini masuk akal. Ini juga berarti bahwa sejak awal mula pesto, kata itu pasti merujuk pada sesuatu yang perlu ditumbuk atau digiling.
Variasi Pesto di Berbagai Daerah Italia
Meskipun pesto alla Genovese adalah yang paling terkenal, terdapat banyak variasi pesto lainnya yang menarik. Setiap daerah di Italia mungkin memiliki ciri khas rasa pesto yang berbeda, tergantung pada bahan tambahan yang digunakan. Beberapa variasi yang populer antara lain:
- Pesto Tomat: jenis pesto tomat menggunakan tomat kering sebagai bahan utama, memberikan rasa manis dan asam.
- Pesto Bawang Putih: pesto ini meskiputn tetap dengan warna hijau cenderung menonjolkan rasa bawang putih yang lebih kuat, cocok untuk pecinta bawang.
- Pesto Mint: jenis pesto ini menggunakan daun mint segar, memberikan sensasi rasa yang lebih segar dan unik.
Setiap variasi pesto ini menunjukkan kekayaan kuliner Italia yang beragam dan inovatif. Dengan banyaknya pilihan, pesto tidak hanya menjadi saus pelengkap pasta, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai hidangan lainnya, seperti sandwich, salad, dan pizza.
Resepnya Berasal dari Romawi Kuno
Pesto klasik, atau yang dikenal sebagai pesto alla Genovese, terbuat dari kombinasi sederhana bahan-bahan segar. Daun basil segar memberikan warna hijau cerah dan aroma khas, sementara kacang pinus menambahkan tekstur dan rasa yang unik.
Keju parmesan atau pecorino romano memberikan rasa gurih, bawang putih menambah aroma dan sedikit rasa pedas, dan minyak zaitun mengikat semua bahan menjadi satu kesatuan yang lembut. Basil sendiri ternyata bukan berasal dari Italia atau bahkan Eropa.
Kini, basil merupakan herba yang begitu menonjol dalam banyak hidangan dari utara hingga selatan sehingga sulit membayangkan masakan Italia tanpanya. Jadi, dari mana asal daun basil? Bagaimana daun ini bisa sampai ke Italia?
Ternyata, versi awal saus celup mirip pesto berasal dari Romawi kuno. Mereka membuat pasta herba yang dikenal sebagai "moretum". Ramuan awal ini melibatkan pencampuran keju segar dengan berbagai herba, minyak, cuka, garam, dan merica.
Awalnya Saus Celup untuk Salad
Alih-alih basil atau kemangi, herba seperti peterseli, mint, ketumbar, seledri, dan bahkan sayuran hijau lainnya digunakan selama zaman Romawi. Nama "moretum" yang jauh lebih terkenal menarik perhatian karena kemiripannya dengan kata "mortar". Dalam bahasa latin artinya kurang lebih "salad", yang cukup masuk akal mengingat isinya adalah campuran sayuran hijau.
Untuk membuat moretum, adonan harus ditumbuk dengan lesung dan alu, seperti pesto. Sebagai catatan, lesung berasal dari bahasa Latin "moratium" yang berarti "wadah untuk menumbuk" atau "hasil penggilingan atau penumbukkan."
Jadi, bumbu pesto bermuara pada hal ini, saat Bangsa Romawi kuno membuat "salad" herba yang dihaluskan, yang lebih mirip saus celup atau olesan, menggunakan lesung dan alu. Disajikan dengan roti, hidangan ini merupakan hidangan vegetarian sederhana.
Bahkan, terdapat sebuah puisi dalam Lampiran Vergiliana, kumpulan puisi yang kemungkinan berasal dari abad ke-1 Masehi, berjudul "Moretum". Di sana, seorang petani digambarkan menggiling keju, bawang putih, dan herba dalam lesung, mencampurnya dengan sedikit minyak, dan memakannya dengan roti.