Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor, sebuah pemandangan tidak biasa muncul di kaki Gunung Buram, wilayah utara Kota Seoul, Korea Selatan. Di lahan pertanian perkotaan yang tenang namun mencolok, pohon-pohon pisang tumbuh dengan subur di tengah lingkungan yang sebelumnya tidak pernah dianggap cocok untuk tanaman tropis.
Pohon-pohon pisang berdiri tegak di Cheonsu Urban Farm yang terletak di Distrik Nowon. Tingginya hampir 1,5 kali dari tinggi rata-rata pria dewasa, dengan daun lebar mengkilap dan buah yang mulai matang. Tanaman yang biasanya tumbuh di iklim lembap Asia Tenggara ini sontak menarik perhatian warga lokal.
Mengutip Korea Times, Jumat, 1 Agustus 2025, Ma Myung-sun, pengelola kebun, menceritakan bahwa eksperimen budidaya pisang dimulai sekitar empat tahun lalu. Inisiatifnya terinspirasi oleh keberhasilan buah-buahan subtropis lainnya, seperti buah ara, yang ternyata bisa tumbuh dengan baik di iklim yang mulai menghangat.
Ia juga mengatakan, "Sekarang, dari empat pohon pisang yang kami tanam musim ini, tiga bertahan dan satu telah berbuah."
Imbas Perubahan Iklim di Sektor Pertanian Korea Selatan
Ma adalah seorang pensiunan berusia 75 tahun yang telah mengelola lahan komunitas Cheonsu Urban Farm seluas 2.300 meter persegi selama hampir 30 tahun. Pernyataannya mencerminkan perubahan nyata yang sedang terjadi dalam sektor pertanian Korea Selatan.
Suhu rata-rata di negeri ginseng itu telah meningkat 1,6 derajat Celsius dibandingkan dengan awal abad ke-20. Kondisi itu berdampak dampak nyata terhadap dunia pertanian. Musim yang cocok untuk bertanam kini berlangsung lebih lama memungkinkan petani menanam buah-buahan yang dulu hanya tumbuh di wilayah tropis seperti mangga, pepaya, buah naga, hingga pisang.
Pisang telah lama menjadi salah satu buah konsumsi utama di Korea. Namun, hampir sepanjang sejarah modern negara tersebut, hampir seluruh pisang yang dikonsumsi masyarakat berasal dari impor, khususnya dari negara-negara beriklim tropis seperti Filipina, Ekuador, dan Vietnam.
Kini, seiring dengan meningkatnya suhu global, tren tersebut perlahan mulai bergeser. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah selatan Korea Selatan, perubahan iklim telah membuka peluang baru dalam dunia pertanian.
Pergeseran Lokasi Penanaman
Daerah-daerah seperti Pulau Jeju dan Daegu menjadi pelopor dalam membudidayakan pisang secara komersial di rumah kaca. Budidaya ini memerlukan kondisi lingkungan yang cukup spesifik, yakni suhu hangat yang stabil sepanjang tahun, idealnya antara 27 hingga 35 derajat Celsius serta curah hujan yang memadai.
Fenomena pemanasan iklim Korea yang belum pernah terjadi sebelumnya juga mempercepat pergeseran jenis tanaman yang bisa tumbuh. Tahun lalu, suhu rata-rata tahunan Korea mencapai titik tertinggi dalam catatan sejarah, yakni 14,5 derajat Celsius. Akibatnya, tanaman-tanaman subtropis mulai merambah ke wilayah yang sebelumnya terlalu dingin untuk ditanami.
Ma, seorang petani lokal yang dengan cermat merawat tanaman pisangnya, dengan cara menyimpannya di dalam ruangan saat musim dingin dan memindahkannya ke luar saat musim semi. Usahanya membuahkan hasil dengan salah satu pohon pisangnya berhasil berbuah untuk pertama kalinya tahun lalu.
Peringatan Nyata dari Perubahan Iklim
Musim ini, di tengah panasnya malam hari yang memecahkan rekor dan suhu siang hari yang tinggi, tanaman itu kembali berbuah pisang. Ma mengatakan, "Ketika cuaca seperti Asia Tenggara sepanjang musim panas, hal itu tidak lagi mengejutkan."
Kabar tentang pisang telah menyebar ke seluruh lingkungan dan sekitarnya, menarik rasa penasaran penduduk setempat dan pengunjung yang ingin melihat pertunjukan tropis tersebut. Ma lanjut mengatakan, "Orang-orang telah makan pisang tetapi kebanyakan belum pernah melihatnya berbunga, terutama di halaman belakang rumah kami."
Bagi Ma dan rekan-rekan petani perkotaannya, munculnya tanaman tropis di Seoul utara merupakan keajaiban pertanian sekaligus sinyal nyata dari pemanasan global. Ia mengatakan, "Orang-orang perlu mengenali tanda-tandanya. Pohon pisang di Seoul bukan sekadar hal baru. Pohon itu memberi tahu kita sesuatu yang penting tentang masa depan kita."