6 dari 9 Batas Sistem Bumi Lewati Limit Aman, Kehidupan Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya Terancam

22 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya terancam karena status Bumi yang tidak baik-baik saja saat ini. Beberapa batas sistem bumi sudah melewati ambang aman, termasuk perubahan iklim, integritas biosfer, perubahan penggunaan lahan, siklus biogeokimia (nitrogen dan fosfor), perubahan air tawar, serta pengenalan entitas baru.

Penelitian Planetary Boundaries yang dipaparkan di acara Planetary Boundary Health Check di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025, menunjukkan bahwa enam dari sembilan batas aman utama sistem Bumi sudah terlampaui. Hal ini menandakan kondisi planet kita berada pada zona risiko tinggi, serta berpotensi menimbulkan dampak besar dan tidak bisa dibalikkan seperti sedia kala.

Aktivis lingkungan asal Aceh, Farwiza Farhan, mengatakan, "Planetary Health Check itu indikatornya cukup universal. Sama kayak manusia di seluruh dunia yang harus cek kesehatan, Bumi juga indikatornya kurang lebih sama."

"Planetary Health Check juga dapat melihat bagian dari indikator pengukuran itu, termasuk perubahan iklim, keanekaragaman hayati, perubahan keasaman laut, dan indikator lain," ia menambahkan.

Krisis Lingkungan

Planetary Health Check 2024 juga mencatat bahwa krisis lingkungan saat ini mencakup berbagai isu serius, mulai dari gangguan iklim global, kerusakan ekosistem alami, perubahan hutan dan lahan alami jadi permukiman atau area industri, hingga penumpukan bahan kimia beracun di lingkungan.

Pelanggaran terhadap batas-batas ini secara langsung melemahkan sistem kehidupan di Bumi. Dampaknya tidak hanya terasa pada lingkungan, tapi juga kesejahteraan manusia dan kelangsungan hidup makhluk hidup lain.

Tantangan-tantangan ini diperparah populasi global yang terus bertambah dan harus menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di luar kekhawatiran langsung ini, ancaman yang lebih mendalam terletak pada melemahnya ketahanan sistem Bumi secara bertahap.

Perubahan lambat ini mungkin tidak mengakibatkan pergeseran mendadak. Namun, perubahan lambat dapat menyebabkan tren yang tidak dapat diubah, seperti percepatan kenaikan permukaan laut dan jalur-jalur yang semakin menjauhkan manusia dari kondisi stabil, seperti Holosen yang krusial bagi kehidupan manusia.

Sistem Bumi dan Perannya dalam Menjaga Kehidupan

Sistem Bumi biofisik terdiri dari semua komponen planet kita yang saling terhubung, yaitu udara, air, es, daratan, dan semua spesies hidup. Komponen-komponen ini terus berinteraksi, membentuk jaringan yang luas, di mana perubahan di satu area dapat memengaruhi area lainnya.

Mempertimbangkan sistem Bumi dengan cara ini membantu kita merawat planet dengan lebih baik. Secara umum, ada tiga aspek utama sistem Bumi yang krusial saat ini. Pertama, stabilitas, yakni kemampuan sistem Bumi untuk tidak mengganggu kondisi yang relatif konstan dalam jangka waktu panjang, seperti yang terlihat selama Holosen.

Kedua, ketahanan. Kapasitas Bumi untuk menahan gangguan dan pulih darinya, seperti kemampuan hutan untuk pulih dari kebakaran dan kembali ke keadaan sebelum kebakaran yang sebanding. Ketiga, fungsi pendukung kehidupan.

Proses-proses penting yang disediakan sistem Bumi menopang kehidupan di planet ini dengan mempertahankan rentang suhu yang sesuai untuk kehidupan di banyak wilayah dan mempertahankan siklus air antara tanah, tumbuhan, dan atmosfer.

Pengaruh Indonesia dalam Kesehatan Bumi

Dengan ini, kesehatan planet mengacu pada seberapa baik Bumi menjaga ketiga aspek kunci ini, yang esensial untuk menjaga manusia tetap berada dalam "ruang operasi aman." Para ilmuwan telah membatasi ruang ini dengan menetapkan limit bagi proses-proses penting yang mengatur stabilitas, ketahanan, dan fungsi-fungsi pendukung kehidupan.

Paul Polman, pengusaha dan penulis asal Belanda, membahas pengaruh Indonesia dalam merawat Bumi, menyebut, "Indonesia percaya bahwa masa depan planet kita berasas dari kesehatan hutan kita. Gandhi mengatakan, hutan menilai siapa kita sebagai manusia. Apa yang kita lakukan terhadap hutan merupakan refleksi terhadap diri kita sendiri."

Farwiza melanjutkan, "Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat Indonesia, terutama untuk membuat diri kita sendiri lebih teredukasi dalam proses-proses Planetary Boundaries. Sama juga seperti generasi muda yang sekarang semakin sadar soal masalah kesehatan. Ada yang bilang ketika kamu sehat, kamu menginginkan banyak hal, tapi ketika kamu sakit, kamu cuma menginginkan sehat."

"Jadi, hal yang sama juga (terjadi) dengan planet Bumi. Ketika Bumi sehat dan memberikan kita daya dukung lingkungan yang kita nikmati, kita take for granted daya dukung lingkungan itu," tandasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |