WNI Bisa Bebas Kunjungi Uni Eropa dengan Visa Schengen Multi-Entry, Apa Persyaratannya?

2 months ago 41

Jakarta - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan fasilitas terbaru yang diberikan kepada warga negara Indonesia (WNI), terutama mereka yang berkunjung ke negara-negara anggota Uni Eropa untuk kedua kalinya. Dalam sesi pernyataan bersama dengan Presiden Prabowo Subianto di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, Minggu, 13 Juli 2025, von der Leyen mengatakan Uni Eropa mengadopsi kebijakan visa cascade untuk paspor Indonesia yang mengajukan visa Schengen.

Persyaratannya pun cukup simpel. "Artinya, kini warga negara Indonesia yang berkunjung ke negara-negara Uni Eropa untuk kedua kalinya bisa mengajukan visa Schengen yang berjenis multientry," jelas von der Leyen saat menyampaikan pernyataan bersama Presiden Prabowo., dikutip dari Antara, Minggu.

Pemilik visa Schengen multientry bebas masuk ke wilayah Uni Eropa berulang kali dengan satu dokumen visa yang sama. Menurut von der Leyen, kebijakan itu dapat mempermudah warga negara Indonesia yang ingin berkunjung, belajar, dan berjejaring di Uni Eropa.

"Intinya, kami ingin membangun jembatan antarmasyarakat (Indonesia dan Uni Eropa)," ucapnya.

Pentingnya Uni Eropa untuk Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Presiden Komisi Eropa juga menekankan manfaat dari kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa harus dirasakan langsung oleh masyarakat dari kedua belah pihak. "Mereka harus yang pertama kali mendapatkan keuntungan dari hubungan kuat ini," kata von der Leyen.

Presiden Prabowo, dalam sesi jumpa pers yang sama, juga menekankan pentingnya Uni Eropa untuk Indonesia. Presiden yakin hubungan erat antara Indonesia dan Uni Eropa dapat berkontribusi positif dalam menjaga stabilitas geopolitik dan perekonomian global.

"Kami melihat Eropa sebagai mitra yang sangat penting. Itu mengapa kami ingin melihat lebih banyak peran dan partisipasi Eropa dalam perekonomian kami Pencapaian ini merupakan terobosan yang strategis," kata Presiden Prabowo merujuk pada rampungnya perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dan Uni Eropa.Indonesia dan Uni Eropa berhasil merampungkan negosiasi CEPA setelah dua belah pihak berunding selama kurang lebih 10 tahun.

Presiden Prabowo kemudian mengusulkan dokumen perjanjian implementasi CEPA ditandatangani di Brussels.

Sistem Pemeriksaan Perbatasan Eropa yang Baru

"Kami melihat Eropa masih memimpin di banyak aspek kehidupan dan kami banyak melihat ke Eropa. Mungkin, banyak dari kita yang enggan mengakuinya secara terbuka, tetapi saya di sini, mengatakan secara terbuka, kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat," kata Presiden Prabowo.

Presiden Prabowo melawat ke Brussels, Belgia, sejak Sabtu (12/7) untuk memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie.

Sebelumnya, Uni Eropa meluncurkan Sistem Masuk/Keluar (EES) pada 10 November 2024. Turis yang bukan berasal dari Uni Eropa jika masuk wilayah Schengen harus bersiap dengan sistem pemeriksaan perbatasan yang baru.

Mengutip dari laman Euro News, Selasa, 20 Agustus 2024, kabar ini telah dikonfirmasi oleh Komisaris Urusan Dalam Negeri UE, Ylva Johansson. Menurutnya, sistem ini bertujuan untuk memperkuat keamanan perbatasan dan mengidentifikasi pelancong yang melebihi waktu yang diizinkan di wilayah Schengen. Johansson mengungkapkan bahwa persiapan untuk peluncuran EES saat itu telah mencapai fase pengujian akhir.

Sistem Pendaftaran Otomatis

"Momen itu akhirnya tiba. Mungkin ada saat-saat Anda percaya itu tidak akan pernah terjadi," kata Johansson saat berkunjung ke eu-LISA yang berbasis di Tallinn, Badan UE yang bertanggung jawab atas infrastruktur TI di balik EES.

"Kami berada dalam fase pengujian akhir. Ada momentum nyata sekarang. Maskapai penerbangan, operator, stasiun kereta, bandara, semua orang bersiap untuk hari besar itu," jelasnya.

EES pertama kali dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2022, tetapi menghadapi beberapa kendala karena masalah teknologi informatika. Selain itu, ada keterlambatan dalam memasang penghalang otomatis yang diperlukan di semua perbatasan darat, laut, dan udara internasional di wilayah Schengen.

Sistem Masuk/Keluar akan menjadi sistem pendaftaran otomatis untuk pelancong Inggris dan pelancong non-UE lainnya yang tidak memerlukan visa untuk memasuki UE. Pelancong perlu memindai paspor atau dokumen perjalanan lainnya di kios swalayan setiap kali mereka melintasi perbatasan eksternal UE. Ini tidak akan berlaku untuk warga negara atau penduduk resmi UE atau mereka yang memiliki visa tinggal lama.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |