Sistem EES Baru 10 Persen Diterapkan di Uni Eropa, Pelancong Terjebak Antrean Sampai 3 Jam di Bandara

9 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laporan baru menyebutkan terjadi gangguan di perbatasan menyusul penerapan sistem masuk/keluar (EES) di kawasan Uni Eropa (UE) sejak Oktober 2025. Walau sistem EES baru diterapkan 10 persen dari pelancong yang memenuhi syarat, hal itu sudah menyebabkan penumpang pesawat antre berjam-jam. 

Sebuah laporan dari Airport Council International (ACI) Eropa menyoroti luasnya gangguan ini dan menyerukan peninjauan mendesak terhadap sistem tersebut. Terlebih, dalam beberapa bulan mendatang, semakin banyak bandara akan memperkenalkan EES, yang bertujuan untuk beroperasi penuh di seluruh perbatasan Schengen pada 10 April 2026.

Di bandara tempat EES beroperasi, pelancong bebas visa dari Inggris, AS, dan negara-negara non-UE lainnya harus mendaftarkan data biometrik mereka di kios khusus. Pemeriksaan perbatasan baru telah menimbulkan masalah bagi penumpang, yang melaporkan antrean panjang karena orang-orang harus menjalani prosedur pemrosesan untuk pertama kalinya.

Dalam beberapa kasus, antrean itu mengakibatkan sejumlah penumpang ketinggalan penerbangan mereka. "Peningkatan bertahap pendaftaran dan pengambilan data biometrik dari warga negara ketiga yang memasuki wilayah Schengen telah mengakibatkan waktu pemrosesan kontrol perbatasan di bandara meningkat hingga 70 persen, dengan waktu tunggu hingga tiga jam pada periode lalu lintas puncak," demikian temuan tinjauan ACI, dikutip dari Euro News, Minggu, 21 Desember 2025.

Ditambahkan bahwa bandara di Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Italia, Portugal, dan Spanyol sangat terdampak oleh penundaan terkait EES.

Deretan Masalah Lapangan Terkait Penerapan Sistem EES

ACI mengatakan gangguan di perbatasan mencerminkan kombinasi beberapa masalah operasional dengan penerapan EES. Gangguan EES yang rutin dan masalah konfigurasi yang terus-menerus, termasuk ketidaktersediaan kios layanan mandiri, merusak prediktabilitas, keteraturan, dan ketahanan operasi perbatasan, katanya.

Laporan tersebut juga mempertanyakan mengapa tidak ada aplikasi pra-registrasi yang efektif. Laporan tersebut juga mencatat bahwa pemeriksaan perbatasan diperlambat kurangnya penempatan petugas perbatasan di bandara, yang mencerminkan kekurangan staf yang akut di otoritas yang bertanggung jawab.

ACI menyerukan peninjauan mendesak terhadap sistem tersebut, terutama mengingat semakin banyak bandara yang akan menerapkannya secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.

"Ketidaknyamanan yang signifikan sudah dialami para pelancong, dan operasi bandara terdampak dengan ambang batas saat ini untuk pendaftaran warga negara ketiga yang hanya ditetapkan sebesar 10 persen," kata Olivier Jankovec, Direktur Jenderal ACI Eropa.

Prediksi Antrean Bandara Makin Lama

Jankovec menyatakan bahwa kecuali semua masalah operasional yang timbul dari penerapan sistem EES diselesaikan dalam beberapa minggu mendatang, penaikan ambang batang pendaftaran yang menjadi 35 persen mulai 9 Januari 2026 tidak akan menimbulkan masalah lebih lanjut.

Jika tidak, ia mengatakan, "Pasti akan mengakibatkan kemacetan yang jauh lebih parah dan gangguan sistemik bagi bandara dan maskapai penerbangan."

Ia memperingatkan bahwa hal ini dapat mengakibatkan 'bahaya keselamatan yang serius'. Jankovec menambahkan bahwa jika masalah operasional saat ini tidak dapat diatasi pada awal Januari, mereka akan meminta tindakan dari Komisi Eropa dan Negara Anggota Schengen untuk memberikan fleksibilitas tambahan dalam peluncuran EES.

Jauh sebelum sistem diterapkan, calon pelancong sudah mengkhawatirkan pemberlakuan sistem EES. Mengutip Euro News, Selasa, 14 Oktober 2025, berdasarkan survei yang dilaksanakan Holiday Extras, 82 persen responden mengaku tidak yakin dengan pengaruh sistem EES baru terhadap perjalanan mereka, sedangkan 35 persen responden mengaku tidak mengetahui bahwa aturan tersebut mulai berlaku akhir pekan lalu.

Wisatawan Ramai-ramai Ubah Jadwal Keberangkatan ke Uni Eropa

Imbasnya, hampir satu dari lima wisatawan mengubah jadwal atau bahkan membatalkan rencana perjalanan mereka ke negara-negara Uni Eropa. Salah satu kekhawatiran utama para turis adalah antrean yang panjang dan waktu tunggu yang lama seiring penyesuaian sistem dengan teknologi pemindaian yang baru.

"Kekhawatirannya adalah ketika ada penerbangan yang tiba di salah satu bandara ini, pada saat yang sama, sudah terjadi kemacetan–ini akan menambah masalah yang lebih besar," ujar Julia Lo Bue-Said, kepala eksekutif Advantage Travel Partnership, dalam wawancara bersama BBC.

Jika Anda berencana akan berpergian ke Uni Eropa dalam waktu dekat, berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan agar prosesnya mudah dan cepat. Pertama, EES berlaku di beberapa titik perbatasan. 

Bagi wisatawan dari Inggris, AS, dan negara non-Uni Eropa lainnya perlu memindai paspor atau dokumen perjalanan lainnya di kios swalayan. Hal ini tidak berlaku bagi warga negara, penduduk resmi Uni Eropa, atau pemegang visa kunjungan jangka panjang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |