Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa penyelenggaraan event merupakan salah satu kunci penggerak sektor pariwisata Indonesia. Sepanjang 2025, tepatnya hingga September 2025, perputaran ekonomi yang dihasilkan dari penyelenggaraan event mencapai Rp11,8 triliun.
"Angka ini hanya mencakup event yang mendapat dukungan langsung dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Bayangkan jika seluruh event di Tanah Air kita hitung, betapa luar biasanya potensi dan skala industri event di Indonesia," kata Menpar dalam jumpa pers Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025 dan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.
Tak hanya bicara uang, penyelenggaraan event juga mampu menghadirkan 10,8 juta pengunjung, melibatkan lebih dari 95 ribu pekerja dan 14.800 UMKM. Peluang besar itu, kata Widi, harus dikelola dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Hanya saja, sejumlah tantangan besar belum juga teratasi.
Salah satu yang disebut Widi adalah terkait layanan perizinan dan regulasi. "Banyaknya pemangku kepentingan yang terlibat membuat proses perizinan menjadi kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang," kata Widi lagi.
Menunggu Komando Kemenko Perekonomian
Peluncuran sistem digitalisasi layanan perizinan oleh pemerintah di era Presiden Joko Widodo pada pertengahan 2024 yang diklaim bisa memangkas waktu dan biaya kenyataannya masih basa-basi. Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu menyebut hingga lebih dari setahun resmi diluncurkan, program itu masih saja berstatus uji coba.
"Kita masih uji coba itu, mengapa? Karena dulu kan itu diampu oleh Kemenkomarves. Terus Kemenkomarves diganti ke Kemenko Perekonomian... Nah, kami sekarang lagi menunggu komando dari Kemenko Perekonomian," kata Vinsen secara terpisah.
Komando itu penting karena pengurusan perizinan di Indonesia melibatkan lintas kementerian dan lembaga, terutama kepolisian. Kepolisian lah yang selama ini memegang izin keramaian.
"Kami (Kemenpar) sendiri itu enggak bisa perintahkan kementerian lain, apalagi kepolisian. Nah, harus ada satu kementerian yang memayungi semua untuk bisa duduk bersama dalam satu komando," katanya lagi.
Rencana Perluasan Layanan
Terlebih ke depan, kata Vinsen, pihaknya bermaksud memperluas layanan untuk mencakup semua acara berskala internasional. Pasalnya, rumitnya pengurusan perizinan acara di Indonesia membuat daya tawar Indonesia kalah dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara, khususnya Singapura.
Meski begitu, ia menyatakan layanan satu pintu perizinan masih bisa diakses untuk event yang berskala nasional. Lokasinya juga masih terbatas di tujuh titik di Jakarta dengan acara hanya konser musik saja. Sementara, promotor atau event organizer yang hendak menggelar acara berskala internasional masih harus mengurusnya secara manual.
Di sisi lain, Kemenpar berinisiatif menyelenggarakan "Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025" sebagai forum internasional regional pertama yang membahas potensi dan ragam tantangan bisnis event di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya.
Mengusung tema "Strengthening Southeast Asia Event Industry through Sustainability Practice, Strategic Investment, and Collaborative Efforts", SEABEF 2025 akan berlangsung pada 10--11 Oktober 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, Banten.
Gelaran SEABEF 2025 dan WITF 2025
SEABEF 2025 akan menghadirkan panelis dan pakar terkemuka dari pelaku industri, pembuat kebijakan, dan regulator terkait bisnis event untuk berdiskusi dan membahas berbagai tantangan kepariwisataan.
"Kami mengundang praktisi business event untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta memperluas jejaring agar industri event di Indonesia semakin maju, inovatif, dan mampu menghasilkan kontribusi positif. SEABEF 2025 menjadi tempat lahirnya ide-ide inovatif mencakup seluruh spektrum industri event," ujar Menpar.
Bersamaan dengan itu digelar pula Wonderful Indonesia Travel Fair yang digelar pada 9--12 Oktober 2025 di tempat yang sama. WITF merupakan event yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sebagai platform strategis untuk mempromosikan destinasi Wonderful Indonesia kepada pasar lokal dan global.
WITF menjadi salah satu event tourism fair terbesar di Indonesia dengan 300 exhibitor dan 200 buyer dari 40 negara. Selain pameran utama, WITF juga menampilkan consumer show untuk publik.