Liputan6.com, Jakarta - Magis, ada sesuatu tentang presentasi Julianto for IWAN TIRTA di Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) yang langsung menangkap perhatian. Membuka peragaan busana pada Selasa malam, 30 Oktober 2025, adalah dua model beransambel serba putih, dengan lampu sorot tertuju hanya pada keduanya dan latar foto bernuansa perkamen.
Pemandangan ini kentara merefleksikan harmonisasi desain kontemporer dengan sentuhan klasik, yang bertahan hingga akhir seluruh sequence. Koleksi terdiri dari 30 artikel ini dinamai "JAGAD RASA," menonjolkan refleksi sebuah perjalanan batin yang berpadu dengan kekuatan estetika.
"Ini merupakan koleksi kolaborasi kedua kami untuk Juliana for IWAN TIRTA," kata Julianto seusai show PIFW 2025 di Jakarta, Selasa. "'JAGAD RASA' terinspirasi dari tradisi-tradisi Jawa kuno, menyiratkan tentang kepribadian dan sebuah rasa."
"Rasa yang diberikan Iwan Tirta terlihat dari motif batiknya yang sangat romantis, elegan, dan klasik. Kemudian, rasa dari Julianto terefleksi dalam desain yang lebih kontemporer, modern, dan elegan," beber sang desainer.
Motif Klasik Iwan Tirta
Kali ini, Julianto berkreasi dengan motif Sogan yang merupakan koleksi klasik dari Iwan Tirta. Ia berbagi, "Motif batik ini melambangkan cinta, bagaimana kita bisa mempunyai rasa yang sangat dekat dengan sesama. Motifnya ada burung, daun, dan bunga-bunga."
Kendati tidak menemui kesulitan berarti selama menggarap koleksi ini, Julianto mengaku mendapat tantangan untuk membuat koleksi busana tidak hanya untuk wanita, tapi juga pria. Sebagai konteks, sang desainer memang telah dikenal luas sebagai pembuat gaun malam yang cantik nan elegan.
"Jadi, ini merupakan debut men collection dari Julianto," ungkapnya.
Penghormatan terhadap motif batik yang sarat makna jadi catatan penting yang diingat Julianto selama proses pembuatan koleksi. "Jangan sampai kebalik (gambar motifnya). Gambar burung, misalnya, jangan sampai kepalanya di bawah," ujar dia.
Palet Warna Klasik
Nuansa klasik kian lekat, karena "JAGAD RASA" mengedepankan palet warna klasik batik, seperti cokelat, hitam, emas, dan putih, menciptakan nuansa elegan sekaligus berkelas. Setiap busana tampil sebagai puisi visual yang menerjemahkan rasa ke dalam bentuk, menghadirkan interpretasi baru tanpa menghilangkan akar tradisi.
Koleksi ini menggunakan kain batik dengan material sutra tenun yang dibalut dalam garis rancang yang elegan, serta detail-detail embroidery, laser cut, serta aplikasi payet tanpa menghilangkan keindahan motif batik itu sendiri. "Sorotan utama koleksi ini adalah desain structure," sebut Julianto.
"Ada atasan modelnya kayak blazer, roknya sepan, tapi structure di bagian waist. Kemudian, ada long coat yang di bagian shoulder-nya juga structure. Koleksi ini memang sengaja dibuat berbeda dari yang sebelumnya," kata dia.
Manifestasi Merawat Warisan Batik
Secara material, kata Julianto, koleksi ini menggunakan katun dan santung. "(Kain santungnya) dibordir sendiri, terus ada jelas rekat, makanya ada kayak motif bolong-bolongnya," ungkap dia.
Pada akhirnya, kolaborasi ini dimaknai sebagai manifestasi semangat Iwan Tirta Private Collection untuk terus menjaga warisan batik Indonesia, sekaligus menghadirkan interpretasi yang relevan bagi generasi masa kini. Dengan keutamaan kerajinan tangan dan desain progresif, koleksi ini adalah ajakan merasakan keindahan batik dalam perspektif baru yang penuh makna.
PIFW 2025 telah berlangsung pada 28 September─5 Oktober 2025. Bertema "Love Letters to Plaza Indonesia. Celebrating 35 Iconic Years," edisi tahun ini merupakan penghormatan bagi kisah dan tonggak sejarah yang telah membentuk pusat perbelanjaan di jantung Kota Jakarta itu sebagai destinasi mode.