Pengakuan MUA Terjebak Kekacauan Penerbangan Setelah Iran Menembakkan Rudal ke Pangkalan Militer AS di Qatar

8 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Para pelancong di Doha—pusat penerbangan populer untuk penerbangan lanjutan ke Eropa—telah terjebak di tengah kekacauan setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan udara Al Udeid milik Amerika Serikat (AS) di Qatar di tengah perang Israel Iran.

Melansir news.com.au, Selasa (24/6/2025), beberapa maskapai terbesar di dunia terpaksa membatalkan atau membatasi penerbangan masuk dan keluar dari wilayah udara Qatar. Makeup artist (MUA) Maddie Wilcox, yang sedang dalam perjalanan ke Eropa untuk berlibur, hanya berjarak beberapa jam lagi untuk mendarat di Doha ketika penerbangan Qatar Airways-nya harus dialihkan.

Penerbangan itu mendarat darurat di Goa, India, dan menunggu di landasan hingga diizinkan untuk melanjutkan penerbangan ke Doha. Di serangkaian video TikTok, Wilcox menggambarkan pengalaman harus mengalihkan penerbangan di udara karena rudal sebagai hal yang "menakutkan" dan berharap pendaratan yang aman di Doha.

Pelancong lainnya, Darren Flindell, yang terbang dari Sydney, Australia, ke Dublin, Irlandia melalui Doha, berada di bar atap Tropicana 360 di kota itu ketika ia menyaksikan rudal Iran menghantam pada Senin, 23 Juni 2025, tepat setelah pukul 19.30, waktu setempat.

Pengakuan Turis

"Anda dapat melihat cahaya datang dari kejauhan," kata Flindell di program berita televisi Australia, Today Show. "Awalnya terasa seperti kembang api yang redup di sana, dengan sedikit gemuruh yang meledak dan kemudian jadi sangat jelas bahwa ini adalah rudal yang datang."

Ia menggambarkan momen itu sebagai "sangat meresahkan." Ia mengeluarkan ponselnya untuk merekam. "Saya pikir, kalau memang ini saatnya, saya akan keluar, sebaiknya saya merekam momen itu agar orang-orang tahu saya di sini dan inilah yang terjadi dan itu berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit," katanya.

Flindell mengatakan, meski ia tahu targetnya kemungkinan adalah pangkalan udara Al Udeid, ia mengatakan sepertinya rudal itu "datang dari segala arah." "Rudal itu datang dari depan, lalu datang dari samping, lalu pencegat datang dari belakang gedung dan itu menjadi sangat gila," sebut dia.

Penundaan Penerbangan

Qatar Airways mengumumkan pada Selasa tentang dimulainya kembali penerbangan setelah wilayah udara negara itu dibuka lagi. Tapi, pihaknya memperingatkan akan ada penundaan yang signifikan.

"Fokus kami saat ini adalah membantu penumpang kami kembali ke rumah atau mencapai perjalanan selanjutnya dengan aman dan lancar," bunyi pernyataan tersebut. "Kami bekerja tanpa lelah dengan pemangku kepentingan, pemerintah, dan otoritas terkait untuk memulihkan operasi secepat mungkin."

"Kami juga mengerahkan staf darat tambahan di Bandara Internasional Hamad dan bandara utama lain untuk membantu penumpang yang terdampak dengan meminimalkan gangguan dan menawarkan perawatan dan dukungan terbaik pada semua pelanggan."

"Saat operasi dilanjutkan, kami mengantisipasi penundaan yang signifikan pada jadwal penerbangan kami. Kami menyarankan penumpang memeriksa qatarairways.com atau aplikasi seluler Qatar Airways sebelum melakukan perjalanan." Dikatakan bahwa keselamatan penumpang dan awaknya adalah "prioritas pertama dan tertinggi setiap saat"

Terganggunya Perjalanan Udara

Pakar penerbangan Australia Keith Tonkin mengatakan pada news.com.au bahwa suatu negara dapat memutuskan menutup wilayah udaranya kapan saja, dan hal itu dapat segera berlaku—yang berarti pesawat mungkin perlu mengalihkan rute di udara.

"Itu mungkin seluruh wilayah udara negara tersebut atau mungkin hanya bagian tertentu dari wilayah udara tempat mereka ingin melakukan sesuatu, seperti menembakkan rudal ke langit atau melakukan operasi di mana mereka tidak ingin pesawat sipil terbang melintasi wilayah udara tersebut," jelasnya.

Bahkan jika wilayah udara tersebut tidak ditutup, Tonkin mengatakan, ada bahaya yang mungkin perlu dihindari, seperti pesawat lain yang terbang melintasi wilayah tersebut untuk mengirimkan senjata. Penutupan wilayah udara itu sendiri dapat "sangat mengganggu" dan memiliki "implikasi yang signifikan."

"Ada lebih sedikit rute penerbangan yang tersedia untuk terbang, jadi ada sedikit kemacetan. Pesawat-pesawat itu sekarang dialihkan melalui wilayah udara yang berbeda." Ia mengatakan, hal ini menyebabkan penundaan penerbangan dan peningkatan biaya karena pesawat harus terbang lebih jauh dan menghabiskan lebih banyak bahan bakar.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |