Penelitian: Kotoran Penguin Menghasilkan Awan yang Membantu Mendinginkan Planet Bumi

5 days ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Antartika dikenal sebagai rumah bagi berbagai keajaiban alam, termasuk salah satu hewan paling menggemaskan di dunia yaitu penguin. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penguin Adélie tidak hanya menawan hati manusia, tetapi juga berperan penting dalam melindungi planet kita dari ancaman perubahan iklim.

Mengutip dari Euronews, Selasa, 27 Mei 2025, studi yang diterbitkan dalam Communications Earth & Environment mengungkapkan bahwa kotoran penguin atau guano, menghasilkan amonia yang memicu pembentukan awan, yang pada gilirannya membantu mendinginkan Bumi. Para peneliti dari Universitas Helsinki melakukan penelitian intensif selama dua bulan di Semenanjung Antartika, mengukur kualitas udara di sekitar koloni penguin Adélie yang berjumlah 60.000 ekor.

Mereka menemukan bahwa ketika angin bertiup dari arah koloni, kadar amonia di atmosfer meningkat lebih dari 1.000 kali lipat dibandingkan tingkat normal. Amonia ini bereaksi dengan gas sulfur yang dihasilkan oleh fitoplankton laut, membentuk partikel aerosol yang menyemai awan. Awan tersebut memantulkan sinar matahari, membantu mendinginkan permukaan di bawahnya, dan memperlambat pencairan es laut. 

Dampak Jangka Panjang dan Ketergantungan Ekosistem

Matthew Boyer, penulis utama penelitian ini, menjelaskan bahwa penguin bertindak sebagai penghasil utama amonia. "Ada hubungan yang erat antara proses ekosistem – baik aktivitas fitoplankton laut maupun penguin – dan proses atmosfer yang dapat berdampak pada iklim lokal," kata Boyer kepada ABC News.

Menariknya, bahkan setelah penguin bermigrasi, guano yang tertinggal terus mengeluarkan amonia. Para peneliti mencatat fenomena kabut yang bertahan selama tiga jam setelah lonjakan konsentrasi aerosol.

Temuan ini menggarisbawahi betapa saling terhubungnya ekosistem Antartika dengan sistem iklim Bumi. Ketika es mencair dan habitat bergeser akibat pemanasan global, bukan hanya satwa liar seperti penguin yang terancam, tetapi juga proses alami yang mereka dukung. 

Antartika memainkan peran vital dalam menstabilkan suhu global, bertindak sebagai penyangga panas, penyerap karbon, dan mesin di balik arus laut. Namun, wilayah ini juga mengalami pemanasan dengan cepat. Gletser Thwaites, yang dikenal sebagai ‘Gletser Kiamat,’ dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga tiga meter jika runtuh.  

Solusi Iklim Baru di Seluruh Dunia

Oleh karena itu, peneliti pun memahami bagaimana proses lokal memengaruhi sistem iklim global kini lebih penting dari sebelumnya. Selain kotoran penguin, berbagai solusi alami dan inovatif juga mulai diterapkan di berbagai belahan dunia untuk menghadapi perubahan iklim.

Di Kenya dan wilayah lain di Afrika Timur, pagar sarang lebah digunakan untuk mencegah konflik antara manusia dan satwa liar. Gajah menghindari pagar ini karena takut pada lebah, sehingga melindungi tanaman, petani, dan gajah itu sendiri.

Di Inggris, para insinyur mengembangkan kertas dinding listrik yang dapat mengurangi emisi pemanas rumah, salah satu sumber utama emisi karbon di iklim yang lebih dingin. Sementara itu, perusahaan Prancis, New World Wind, menciptakan ‘pohon angin’ yang dilengkapi dengan turbin kecil dan senyap untuk menangkap energi angin di daerah perkotaan. Pohon-pohon ini dapat menghasilkan listrik sepanjang tahun di tempat-tempat yang terlalu sempit untuk turbin angin tradisional.   

Paus Mengecil karena Perubahan Iklim

Perubahan iklim global telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai spesies di lautan, termasuk paus. Salah satu dampak perubahan iklim terhadap mamalia ini yang teridentifikasi adalah penurunan ukuran tubuh paus akibat perubahan kondisi lingkungan.

Melansir kanal Global Liputan6.com, dari laman Live Science Jumat, 20 Desember 2024, para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim adalah salah satu penyebab utama mengecilnya ukuran tubuh paus. Perubahan iklim menyebabkan suhu air laut meningkat dan pola arus laut berubah.

Hal ini mempengaruhi proses upwelling. Upwelling adalah proses alami di mana air laut yang dingin dan kaya nutrisi naik ke permukaan. Air ini sangat penting karena menjadi tempat hidup plankton, yaitu makanan utama paus.

Jika plankton berkurang, paus akan kesulitan mendapatkan makanan yang cukup. Akibatnya, pertumbuhan tubuh mereka tidak optimal dan menjadi lebih kecil dibandingkan generasi sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan dengan objek paus sikat Atlantik Utara (Eubalaena glacialis). Spesies ini mengalami dampak serius akibat perubahan iklim.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |