Nama Juliana Marins Turis yang Jatuh di Gunung Rinjani Jadi Nama Jalan Pantai Brasil

18 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kota asal Juliana Marinsturis Brasil jatuh di Gunung Rinjani─memberi penghormatan terakhir yang mengharukan untuknya. Nama mendiang berusia 26 tahun itu diabadikan dalam sebuah plakat dan jalan di Pantai Sossego, Camboinhas, Niterói, Brasil.

Peresmian pemasangan plakat dan penamaan jalan itu berlangsung kemarin, Selasa, 8 Juli 2025, lapor CNN Brasil, dikutip Rabu (9/7/2025). Titik pandang Pantai Sossego menampilkan plakat bertuliskan, "Juliana mencintai kota Niterói dan ingin menjelajahi dunia, dan bahwa kenangannya akan selalu jadi tanda penghormatan atas segala keindahan."

Menurut O Globo, Wali Kota Niterói Rodrigo Neves menghadiri acara peresmian tersebut dan menekankan pentingnya penghormatan tersebut, seraya menambahkan tempat tersebut merupakan salah satu tempat favorit Juliana. "Ini adalah salah satu tempat terindah dan istimewa di Niterói, tempat yang sangat ia cintai dan sering kunjungi," katanya.

"Kami telah mengikuti perjuangan untuk menyelamatkan nyawa Juliana, dan kami ingin menunjukkan solidaritas kami," ujar Neves, seraya menyebut, penghormatan ini juga merupakan cara mereka memberi dukungan pada keluarga yang berduka.

Keluarga Juliana Hadir

Momen itu juga dihadiri keluarga Juliana, yang menyampaikan rasa terima kasih atas penghormatan dan dukungan yang diterima dalam upaya membawa jenazah perempuan tersebut kembali ke Brasil. Mariana, saudara Juliana, berbagi perasaannya, "Sangat penting bagi kami, saat ini, untuk berada di sini dalam rangka penghormatan ini."

"Ini adalah tempat yang sangat ia cintai. Kehadiran Juliana secara simbolis di sini, di pantai dengan ombak yang besar dan matahari yang indah, mencerminkan jati dirinya. Sungguh emosional mengetahui bahwa ia akan selalu berada di dekat kami."

Ayah Juliana, Manoel Marins, juga berbagi tentang pentingnya titik pandang di pantai tersebut dalam hidupnya. "Meski tragis, penghormatan ini sedikit menghangatkan hati kami. Saya akan sering datang ke titik pandang ini," ujarnya.

Saat acara peresmian, sekelompok anak muda dari program Musical Apprentice membawakan lagu-lagu khusus untuk menghormati Juliana, atas permintaan keluarga. Lagu "Água de chuva no mar" dan "Várias Queixas" termasuk di antara lagu-lagu yang dipilih untuk mengenang mendiang.

Penghiburan bagi Keluarga

Estela Marins, ibu Juliana, mengungkap rasa terima kasihnya atas kasih sayang yang diterima dari teman-teman, bahkan orang asing. "Terima kasih pada semua orang yang mengirimkan pesan dan memeluk kami dengan cara yang begitu istimewa," sebutnya.

"Ini telah menghibur kami. Saya mendengar orang-orang berkata, 'Keluarga ini tidak menangis.' Kami menangis, tapi kami menemukan penghiburan yang luar biasa karena kami memiliki Tuhan yang memegang tangan kami dan yang juga memegang tangan Juliana," imbuhnya.

Sebelumnya, Ibu Negara Brasil Janja da Silva dan Menteri Kesetaraan Ras Brasil Anielle Franco jadi salah dua dari sejumlah pelayat yang datang memberi penghormatan terakhir pada Juliana, Jumat, 4 Juli 2025. Ia meninggal pada akhir Juni 2025 setelah jatuh dari jalan setapak di Gunung Rinjani.

Melansir Globo, Sabtu, 5 Juli 2025, keluarga Juliana memutuskan bahwa jenazahnya tidak akan dikremasi, seperti rencana awal, tapi dikuburkan─berjaga-jaga bila diperlukan penggalian untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Kami ingin mengkremasi (jenazah Juliana), tapi hakim memutuskan untuk menguburkannya," kata ayah mendiang, Manoel Marins.

Ucapan Terima Kasih

"Kantor Pembela Umum memberi tahu kami bahwa mereka dapat membatalkan keputusan tersebut, tapi kami memilih untuk tetap menguburkannya," ia menyambung. Manoel mengucapkan terima kasih pada masyarakat Brasil atas simpati dan perhatian mereka, yang menurutnya sangat penting bagi keluarga untuk bisa mendapat jawaban terkait apa yang terjadi pada Juliana Marins.

Ia berkata, "Saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada pers yang meliput kasus ini, sehingga masalah ini menyebar ke seluruh Brasil." Keluarga memutuskan menggelar dua sesi upacara pemakaman pada Jumat, 4 Juli 2025, dengan sesi pertama untuk umum, disambung sesi hanya untuk keluarga dan teman mendiang Juliana.

"Saya di sini untuk menunjukkan pada keluarga dan teman (Juliana) bahwa Brasil bersama mereka saat ini, "kata Ana Paula, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kota Niterói, kampung halaman Juliana. Di sisi lain, hasil autopsi ulang Juliana diharapkan keluar minggu ini.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |