Liputan6.com, Jakarta - Tidak henti-hentinya kopi Indonesia dipromosikan di ajang internasional. Kali ini, giliran Amsterdam Coffee Festival 2025 yang mengusung tema utama Kopi Keberlanjutan. Dikoordinasi Roemah Indonesia BV, perusahaan yang memposisikan diri sebagai hub untuk produk dan jasa Indonesia ke pasar Eropa, khususnya Belanda, sejumlah pengusaha kopi lokal menawarkan kopi andalannya pada pasar tersebut.
Tidak sekadar kopi, kopi Nusantara yang ditawarkan adalah yang diproduksi dengan mengusung tradisi lokal dan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan. Berbasis pada praktik agroforestri berkelanjutan, Roemah Indonesia BV menampilkan sistem talun, sebuah bentuk kompleks agroforestri khas Indonesia yang telah teruji waktu.
Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Minggu, 6 April 2024, model tersebut meniru ekosistem hutan alami dan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan dengan kopi ditanam bersama beragam pohon dan tanaman lainnya, menjadi naungan alami bagi tanaman kopi. Talun terbukti efektif dalam menjaga regenerasi alami lahan, menekan deforestasi,melestarikan keanekaragaman hayati, sekaligus berdampak ekonomi nyata bagi para petani lokal.
Selain mengangkat metode tanam berkelanjutan, Roemah Indonesia BV juga menyoroti proses pasca-panen unik khas Indonesia sebagai solusi di tengah tantangan iklim, yaitu Giling Basah. Dalam proses ini, biji kopi dikupas dan dicuci sebelum dikeringkan.
Proses itu memungkinkan pengeringan yang lebih cepat dan efisien dalam kondisi curah hujan tinggi. Giling basah juga menjaga kualitas cita rasa kopi premium serta mendukung perekonomian para petani.
Kopi Favorit yang Menarik Minat Pasar Eropa
Salah satu mitra yang bergabung dalam rombongan Indonesia di ajang tersebut adalah Beragam Rasa Indonesia, yakni unit bisnis TUKU yang menjual biji kopi dan gula aren lokal dan menargetkan B2B. "Dari Beragam, bawa lima jenis kopi origin dan satu jenis kopi blend, yakni Gayo, Bali, Pangalengan, Mandailing, Palasari, dan Cipete Blend," kata Nur Jamila, Direktur Beragam Rasa Indonesia.
Ia mengatakan dari lima kopi origin, varietas Pangalengan lah yang jadi terfavorit. "Pangalengan, Gayo, Bali," sahutnya menyebut tiga kopi teratas.
Selain membawa biji kopi origin, pihaknya juga menyajikan tiga menu yang diracik menggunakan biji kopi, gula aren, dan jahe Indonesia, yakni Cipete's Arenga Latte, Ginger Milk, dan Arenga Milk. Menurut Nur, para pengunjung festival kopi itu sangat tertarik dengan rasa unik gula aren dan jahe.
"Ini menjadi motivasi kami untuk terus berinovasi, memperkenalkan kekayaan alam Indonesia ke pasar global, demi keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan petani," sambungnya.
Selain Beragam, Roemah Indonesia BV juga menggandeng Hejo Coffee; Suji Premium Handcra Wed; Rayana Roastery; Toko Kopi Tuku; Koperasi Klasik Beans; Delano Communication serta didukung PMO Kopi dan Kakao Nusantara; Atase Perdagangan Indonesia di Belanda; serta Kedutaan Besar Republik Indonesiadi Belanda, di acara Amsterdam Coffee Festival 2025.
3 Kopi Indonesia Masuk Daftar Kopi Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas
Bukan hanya pasar Eropa yang mengakui kualitas kopi Indonesia, TasteAtlas pun demikian. Saat merilis daftar kopi terbaik di dunia tahun 2025, tiga kopi Indonesia ada di dalam daftar tersebut.
Pertama, melansir situs webnya, Jumat, 21 Maret 2025, ada Kopi Luwak dari Gayo Kopi yang masuk dalam 10 persen teratas mereka, bertengger di peringkat ke-5. Di atasnya merupakan kopi-kopi dari Afrika dan Amerika Latin, membuat kopi yang rasanya cenderung asam tersebut merajai Asia.
Mencetak skor 4,7 dari 5, Gayo Kopi adalah perusahaan Indonesia yang mengkhususkan diri dalam produksi dan ekspor kopi Wild Kopi Luwak premium. Biji mereka bersumber dari dataran tinggi Gayo di Sumatra Utara, tempat musang liar secara alami memilih dan mengkonsumsi ceri kopi terbaik.
Proses alami ini memberikan profil rasa yang unik pada bijinya, menghasilkan pengalaman kopi yang kaya dan memanjakan. Gayo Kopi berkomitmen untuk sumber yang etis, memastikan bahwa semua kopi luwak mereka dikumpulkan dari musang liar yang tidak dikurung, sehingga mendukung kelestarian lingkungan dan kesejahteraan hewan.
Menyusul, ada Toarco Toraja yang kendati tidak masuk 10 persen, tetap mencatat skor baik: 4,6 dari 10. Taste Atlas menulis, "Sulawesi Toarco Jaya Peaberry Washed adalah kopi premium dari wilayah Toraja di Sulawesi, Indonesia. Dibudidayakan di dataran tinggi oleh penduduk asli Toraja, kopi ini diproses dengan cermat oleh PT Toarco Jaya, sebuah kolaborasi antara mitra Indonesia dan Jepang yang didedikasikan untuk memastikan kualitas yang luar biasa."
Karakteristik Kopi Toraja dan Kopi Luwak
Biji peaberry yang unik, yang terjadi secara alami di sekitar 5–10 persen ceri kopi, terkenal dengan bentuk bulatnya yang khas dan sering dikaitkan dengan profil rasa yang lebih terkonsentrasi. Biji kopi itu ini dicuci sepenuhnya, metode pengolahan yang meningkatkan karakteristiknya yang bersih dan cerah.
Saat dipanggang ringan, kopi ini menunjukkan profil dengan bodi penuh dengan rasa manis dan pedas, menawarkan pengalaman minum yang halus dan lembut. Kombinasi praktik budidaya yang teliti, karakteristik biji yang unik, dan hasil pemrosesan yang cermat menghasilkan kopi yang khas dan halus, menjadikan Sulawesi Toarco Jaya Peaberry Washed pilihan yang berharga di kalangan penggemar kopi.
Sementara, Kopi Luwak Authentic Arabica di posisi buncit. Kopi ini, kata TasteAtlas, berasal dari biji Arabika yang terkenal, diproses dengan hati-hati melalui metode yang unik dan alami. Dipanen dari biji yang telah dikonsumsi, kemudian diekskresikan musang, kopi ini dihargai karena rasanya yang lembut, kaya, dan aromanya yang luar biasa.
Dikenal karena rasanya yang kompleks dengan nada bersahaja, ini adalah pengalaman kopi yang langka dan mewah, ideal bagi mereka yang menghargai hal-hal yang lebih baik dalam hidup. Bersumber dari daerah kopi yang indah di Indonesia, kopi ini menawarkan rasa premium yang telah membuat kopi luwak menjadi specialty yang dicari di seluruh dunia.