Jennie BLACKPINK Menonjol dengan Tank Top Biru di Show Chanel Paris Fashion Week 2026

1 week ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Jennie BLACKPINK kembali membuktikan statusnya sebagai global ambassador di peragaan busana Chanel untuk Musim Semi/Panas Paris Fashion Week 2026 yang digelar di Paris, Prancis, pada Senin, 6 Oktober 2025. Penampilannya ditunggu-tunggu di antara para pesohor dunia lainnya.

Jennie hadir dengan tank top biru langit berenda dan rok pensil pas badan warna senada yang terinspirasi dari lingerie. Busana itu merupakan rancangan Direktur Kreatif Chanel baru, Mathieu Blazy, yang memulai debutnya di show tersebut.

Siluet ramping dan sensualitasnya yang halus segera menarik perhatian para penggemar dan pakar mode. Majalah-majalah mode internasional. termasuk Vogue Prancis, Vogue AS, Elle AS, dan Elle Jepang menyoroti kehadiran Jennie di platform media sosial resmi mereka.

Mengutip KBizoom, Selasa (7/10/2025), pujian untuk Jennie itu menyita perhatian khusus mengingat rekan segrupnya, Rose, baru-baru ini diduga menjadi korban rasisme karena fotonya dipotong dalam liputan Elle UK. Banyak penggemar menganggap sambutan hangat Jennie sebagai pengingat yang meyakinkan akan dampak global grup yang berkelanjutan meskipun ada masalah yang sedang berlangsung.

Reuni dengan Bintang The Idol

Sementara, Elle Japan mengabadikan momen reuni antara Jennie dan aktris Hollywood Lily-Rose Depp, putri aktor legendaris Johnny Depp. Kedua bintang yang bermain bersama di serial HBO The Idol menunjukkan gestur hangat saat bertegur sapa. Mereka terekam saling berpelukan sesaat Jennie hendak duduk di kursi barisan depannya, dan dilanjutkan perbincangan.

Debut Blazy untuk Chanel digelar Grand Palais. Gedung kaca dan baja yang baru saja direnovasi itu disulap menjadi planetarium yang melambangkan Semesta Chanel. Bola-bola raksasa, yang terpantul di lantai hitam mengilap bermarmer pigmen warna, menciptakan latar belakang dunia lain yang mengingatkan pada set pertunjukan Karl Lagerfeld yang paling spektakuler.

Sebelum pertunjukan, Blazy telah menggoda para penggemar mode dengan dengan beberapa foto hitam-putih karya fotografer veteran David Bailey yang mengisyaratkan bahwa ia akan membawa rumah mode tersebut ke arah yang sangat minimalis. Ternyata itu hanya sebagian dari ceritanya.

Menginterpretasi Ulang Warisan Coco Chanel

Mengutip WWD, pertunjukan dimulai tepat pukul 20.14, waktu Paris. Tampilan pertamanya adalah setelan celana wol kotak-kotak dengan jaket yang dipotong. Idenya terinspirasi dari kebiasaan sang pendiri, Gabrielle "Coco" Chanel, yang meminjam pakaian dari pacarnya Arthur "Boy" Capel.

Keduanya adalah klien Charvet, jadi Blazy meminta bantuan pembuat kemeja warisan Prancis tersebut untuk mengembangkan produk-produk seperti kemeja tuksedo putih kebesaran yang dipadukan dengan rok hitam yang mengembang, atau kemeja pria bergaris yang dipotong pendek dan dikenakan dengan gaun pesta merah tua yang dipenuhi sulur-sulur bulu.

"Saya tertarik dengan revolusi yang dibawanya, dan tak ada jalan kembali," Blazy menjelaskan dengan gembira setelah pertunjukan. "Dia memutuskan sendiri apa yang bisa dia lakukan, dan dia bisa menjadi dua sisi dari koin yang sama."

Blazy juga menghadirkan koleksi busana malam yang mengedepankan pendekatan androgini Chanel. Hasilnya terlihat pada gaun-gaun terpisah yang halus dan gaun-gaun yang anggun dalam palet grafis krem, gading, dan hitam, yang selaras dengan perayaan 100 tahun Art Deco di ibu kota Prancis.

Koleksi Rollercoaster

Kemasan parfum Chanel yang minimalis, terinspirasi oleh masa kecilnya yang dihabiskan di panti asuhan di biara Cistercian di Aubazine, tercermin dalam tunik berpinggang rendah dengan rok midi lebar. Sebaliknya, rajutannya padat dan bertekstur, dengan rok berwarna dan bertekstur jerami, dan atasan yang tampak seperti kertas robek.

Blazy mengatakan ia terinspirasi berkas gandum, salah satu dari banyak jimat keberuntungan Coco. Versi emasnya menjuntai dari gaun hitam, dan tampak seperti sulaman berbulu halus di atas mantel wol oatmeal.

Menyebut musim pertamanya sebagai "rollercoaster", ia mengaku awalnya ia kewalahan dengan arsipnya. "Keindahannya terlalu berlebihan, hampir, dan saya tidak tahu harus mencarinya dari mana," kenangnya.

"Keunggulan dari kode-kode Chanel adalah Anda juga bisa menguranginya. Semuanya tetap terlihat seperti Chanel."Contohnya: tas tangan berlapis ikonik merek tersebut, yang dikenal sebagai 2.55, yang ia coba-coba, rantainya dilepas, atau dibuat dengan kulit merah anggur yang secara tradisional digunakan untuk lapisannya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |