Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok ilmuwan dari Universitas Nasional Singapura membuat terobosan dengan memanfaatkan air hujan untuk menghasilkan listrik. Penelitian ini berhasil mengubah energi kinetik dari tetesan air yang jatuh jadi listrik yang cukup untuk menyalakan 12 lampu LED.
Mengutip Euronews, Jumat (23/5/2025), penemuan ini menawarkan potensi besar untuk memanfaatkan hujan sebagai sumber daya energi bersih di masa depan. Metode yang dikembangkan para peneliti memanfaatkan prinsip dasar pemisahan muatan.
Ketika dua material bersentuhan, entitas yang bermuatan pada permukaannya dapat mengalami sedikit dorongan, mirip dengan fenomena listrik statis yang terjadi saat menggesekkan balon pada kulit. Di eksperimen ini, air yang mengalir pada permukaan tertentu dapat memperoleh atau kehilangan muatan, menciptakan peluang menghasilkan listrik.
Menurut Siowling Soh, peneliti utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal ACS Central Science, air yang jatuh melalui tabung vertikal menghasilkan sejumlah besar listrik dengan pola aliran air tertentu yang disebut aliran sumbat. Pola ini memungkinkan energi dari hujan dipanen untuk menciptakan listrik bersih.
Konsep Pemanfaatan Energi dari Air
Konsep pemanfaatan energi dari air yang mengalir sebenarnya bukan hal baru. Selama ini, air telah digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik, terutama di lokasi dengan volume air yang besar, seperti sungai.
Namun, metode ini terbatas pada lokasi tertentu dan tidak dapat diterapkan di semua tempat. Karena itu, peneliti dari Singapura mencoba memanfaatkan fenomena pemisahan muatan untuk memanen energi dari volume air yang lebih kecil dan aliran lebih lambat, seperti tetesan air hujan.
Fenomena pemisahan muatan terjadi ketika air bergerak melalui saluran dengan permukaan bagian dalam yang bersifat konduktif secara listrik. Meski demikian, proses ini sering kali tidak efisien karena area tempat energi dapat dipanen terbatas pada permukaan tempat air bergerak.
Untuk mengatasi kendala ini, tim peneliti merancang sebuah pengaturan sederhana di mana air mengalir keluar dari dasar menara melalui jarum logam dan menyemprotkan tetesan seukuran hujan ke dalam lubang tabung.
Keunggulan Energi dari Tetesan Hujan
Tetesan air yang bertabrakan langsung di bagian atas tabung menciptakan aliran sumbat, yaitu kolom air pendek yang diselingi kantong udara. Saat air mengalir ke bagian dalam tabung, muatan listrik terpisah dan dapat dipanen melalui kabel yang ditempatkan di bagian atas tabung dan di dalam cangkir penampung air di bawahnya.
Sistem aliran sumbat ini mampu mengubah lebih dari 10 persen energi dari air yang jatuh melalui tabung jadi listrik. Meski kecepatan tetesan yang diuji dalam eksperimen ini jauh lebih lambat dibanding hujan alami, para peneliti optimis bahwa sistem ini dapat digunakan untuk memanen lebih banyak listrik dari tetesan air hujan yang jatuh.
Sistem ini menawarkan keunggulan dalam hal kemudahan instalasi dan perawatan dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air konvensional. Selain itu, sistem ini juga dapat diterapkan di ruang perkotaan, seperti di atap bangunan, sehingga memungkinkan pemanfaatan energi hujan secara lebih luas.
Membuka Peluang Energi Terbarukan
Penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan energi terbarukan dan dapat jadi solusi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah, seperti air hujan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi ini, energi dari tetesan air hujan diharapkan dapat jadi salah satu pilar utama dalam sistem energi bersih dunia. Penemuan ini tidak hanya menunjukkan kreativitas dan inovasi ilmuwan, tapi juga memberi harapan baru bagi masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sumber energi terbarukan sendiri sudah banyak diungkap sekelompok ilmuwan. Salah satunya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang membuka potensi pemanfaatan laut Indonesia untuk sektor energi baru terbarukan (EBT). Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, teknologi ini disampaikan pada publik dunia dalan perhelatan Our Ocean Conference (OOC) ke-10 di Busan, Korea Selatan pada 28 sampai 30 April 2025.