Evolusi Gaya Meghan Markle, Makin Minimalis Pasca-Mundur dari Kerajaan Inggris

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Gaya busana Meghan Markle kembali menjadi perbincangan hangat. Kali ini, ibu dua anak itu mendapatkan sorotan khusus dari sosok yang berperan sentral dalam sejarah mode sang Duchess of Sussex, yakni Clare Waight Keller.

Melansir People, Jumat, 12 Desember 2025, Waight Keller merupakan desainer yang merancang gaun pengantin bahu terbuka untuk pernikahan Meghan dengan Pangeran Harry pada 2018. Ia baru-baru ini berbicara kepada The Telegraph mengenai transformasi penampilan Meghan. 

Waight Keller, yang kini menjabat sebagai direktur kreatif Uniqlo, menilai gaya Meghan telah berevolusi secara signifikan sejak meninggalkan tugas kerajaan. Menurut Waight Keller, penampilan Meghan saat ini mencerminkan seseorang yang sangat memahami preferensi pribadinya. 

"Hal tentang Meghan adalah dia tahu apa yang dia sukai," ujar desainer tersebut. Ia menggambarkan lemari pakaian Meghan saat ini sebagai representasi gaya yang "minimalis, anggun, tak lekang oleh waktu, dan cukup monokromatik." 

Waight Keller menekankan bahwa Meghan benar-benar mengerti apa yang terlihat bagus untuk dirinya. Hubungan profesional antara keduanya pun telah berkembang menjadi persahabatan pribadi. Laporan menyebutkan bahwa Waight Keller sempat menghabiskan waktu bersama Meghan di California pada musim panas lalu, menegaskan ikatan yang terus terjalin pasca-kolaborasi gaun pernikahan kerajaan mereka.

Meskipun kini identik dengan estetika minimalis modern, pilihan busana Meghan selama menjadi anggota aktif Kerajaan Inggris didasari oleh strategi protokol yang penuh pertimbangan. Berbeda dengan mendiang Ratu Elizabeth II yang dikenal selalu mengenakan warna-warna mencolok agar mudah dikenali publik, Meghan justru mengambil pendekatan sebaliknya. 

Strategi Membaur di Balik Warna Netral Kerajaan

Dalam serial dokumenter Netflix Harry & Meghan, Meghan yang kini berusia 44 tahun ini menjelaskan alasan mendasar mengapa ia jarang mengenakan warna cerah selama tinggal di Inggris. Ia mengungkapkan bahwa keputusannya mengenakan warna-warna redup/netral seperti camel, krem, dan putih adalah bentuk penghormatan terhadap hierarki keluarga.

Meghan memaparkan pemahamannya mengenai aturan tidak tertulis tersebut dengan rinci. "Sepemahaman saya, Anda tidak boleh mengenakan warna yang sama dengan Yang Mulia [Ratu Elizabeth] jika ada acara bersama, tetapi kemudian Anda juga tidak boleh mengenakan warna yang sama dengan anggota keluarga lain yang lebih senior," jelasnya, merujuk pada Kate Middleton dan Ratu Camilla. 

Karena itu, ia secara sadar memilih warna yang kemungkinan besar tidak akan dipakai oleh mereka. "Jadi saya mengenakan banyak warna kalem, tetapi itu juga agar saya bisa membaur. Saya tidak mencoba untuk menonjol di sini... Saya tidak ingin mempermalukan keluarga," tambahnya, menegaskan bahwa tidak ada versi dirinya yang tidak berusaha sekuat tenaga untuk menyesuaikan diri saat itu.

Transisi Pelangi dan Misi Mendukung Desainer Baru

Perubahan gaya yang dramatis terjadi pada 2020, pada momen ketika Meghan dan Pangeran Harry mengumumkan langkah mundur mereka sebagai anggota senior kerajaan. Saat melakukan rangkaian tugas terakhir di Inggris, Meghan memutuskan untuk meninggalkan palet warna netralnya. 

"Saya berpikir, 'Baiklah, mari kita terlihat seperti pelangi'," ungkap Meghan. Pekan perpisahan tersebut diwarnai dengan busana mencolok, termasuk gaun biru muda Victoria Beckham, gaun merah dramatis berkubah karya Safiyaa, serta gaun hijau Emilia Wickstead yang dipadukan dengan fascinator senada karya William Chambers.

Selain urusan warna, Meghan juga berbicara kepada New York Times mengenai kesadarannya akan dampak global dari busana yang ia kenakan terhadap sebuah merek. Ia menyadari bahwa sorotan dunia selalu tertuju pada setiap detail penampilannya. 

"Saat saya tahu ada sorotan global... maka saya mendukung desainer yang memiliki persahabatan sangat baik dengan saya, dan merek-merek kecil yang sedang naik daun yang belum mendapatkan perhatian yang seharusnya mereka dapatkan," tuturnya.

"Itu salah satu hal paling kuat yang bisa saya lakukan, dan itu hanya dengan mengenakan, seperti, sebuah anting," tambah Meghan.

Konsep "Tinggi-Rendah" dan Kehormatan Sang Desainer

Sejak menetap di California bersama Harry dan kedua anak mereka, gaya Meghan telah kembali ke palet dasar putih, hitam, biru, dan cokelat, namun dengan pendekatan baru. Contohnya terlihat saat debutnya di Paris Fashion Week pada Oktober 2025, saat ia mengenakan jubah putih kebesaran di atas kemeja dan celana panjang berwarna senada untuk peragaan busana Balenciaga. 

Dalam sebuah episode serial With Love, Meghan, ia menjelaskan konsep penampilannya kepada Mindy Kaling, menyebut bahwa ia menyukai keseimbangan gaya "tinggi-rendah". Sebagai ilustrasi, pada hari itu ia memadukan celana dari Zara, kemeja dari merek mewah Italia Loro Piana, dan sweter dari desainer California, Jenni Kayne.

Hubungan erat dengan desainer tetap menjadi bagian penting dari perjalanan mode Meghan. Hal ini tercermin dari kenangan saat Meghan membuat kejutan di British Fashion Awards 2018 untuk menyerahkan penghargaan British Women's Wear Designer of the Year kepada Waight Keller.

"Saya bisa mengenal Meghan secara personal. Memiliki seseorang seperti itu yang mempercayai Anda di momen luar biasa dalam hidup mereka adalah sesuatu yang merupakan kehormatan paling sulit dipercaya. Saya tidak bisa cukup berterima kasih karena itu adalah momen yang paling indah," pungkas Waight Keller.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |