Liputan6.com, Jakarta - Dari sekian banyak pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan, mencuci seprai dan sarung bantal, termasuk duvet, bisa jadi bukan favorit Anda. Namun, Dr. Primrose Freestone, profesor mikrobiologi klinis dari Universitas Leicester merekomendasikan durasi ideal untuk mencuci barang-barang itu.
Ia menyarankan agar spresi dan sarung bantal dicuci setidaknya seminggu sekali. Bahkan, mereka yang banyak berkeringat, pernah sakit, atau berbagi tempat tidur dengan hewan peliharaan, seprai harus dicuci lebih sering lagi.
Fungsinya adalah untuk menghilangkan keringat tubuh, minyak, mikroba, alergen, dan sel kulit mati, yang dapat menyebabkan infeksi dan reaksi alergi - belum lagi noda tak sedap lainnya. "Meskipun kita sering berfokus pada berapa jam kita tidur, kualitas lingkungan tidur kita juga penting," kata Prof. Freestone, dikutip dari Daily Mail, Minggu, 13 Juli 2025.
"Mencuci sprei secara teratur menghilangkan kotoran biologis berupa keringat, kulit, debu, dan mikroba, yang membantu mengurangi reaksi alergi, mencegah infeksi, dan mencegah bau badan."
Ia menerangkan bahwa setiap malam, kita melepaskan ribuan sel kulit, mengeluarkan minyak dari kelenjar sebasea, dan berkeringat hingga setengah liter cairan, bahkan jika kita mandi sebelum tidur. Dijelaskan bahwa keringat dan minyak pada kulit dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Bahaya bila Malam Cuci Sprei dan Sarung Bantal
Freestone menjelaskan bahwa kulit kita menampung jutaan mikroba seperti bakteri dan jamur, yang banyak di antaranya berpindah ke seprai, bantal, dan selimut tebal saat kita bergerak di malam hari. Penumpukan bakteri secara bertahap pada seprai Anda dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya jerawat, eksim, gatal, dan asma.
Keringat segar yang keluar dari kulit kita mungkin tidak berbau, tetapi bakteri di kulit kita memecahnya menjadi produk sampingan yang berbau. Itulah sebabnya, sambung dia, kita mengalami bau badan.
"Jadi, kita sebaiknya mencuci seprai dan sarung bantal seminggu sekali pada suhu 60°C atau lebih tinggi dengan deterjen untuk membunuh bakteri," kata akademisi tersebut.
Sementara itu, beberapa spesies jamur, seperti Aspergillus fumigatus, terdeteksi pada bantal bekas dan dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang serius, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Spesies jamur lain yang disebut Candida albicans, dapat menyebabkan sariawan, infeksi saluran kemih, dan infeksi jamur genital, dapat bertahan hidup di kain hingga satu bulan.
Hati-hati Mengundang Tungau
Menurut Freestone, serpihan kulit yang kita lepaskan setiap malam menjadi makanan bagi tungau debu, makhluk mikroskopis seperti serangga yang berkembang biak di tempat tidur dan kasur yang hangat dan lembap. Tungau sebenarnya tidak berbahaya, tetapi kotorannya merupakan alergen kuat yang dapat memperburuk eksim, asma, dan rinitis alergi, yang juga dikenal sebagai demam serbuk sari.
Sementara pada siang hari, rambut dan tubuh kita mengumpulkan debu dan serbuk sari, yang juga dapat berpindah ke tempat tidur kita dan memicu alergi dan memengaruhi pernapasan.
Jka tidur dengan hewan peliharaan, Anda harus mencuci seprai dan sarung bantal lebih sering – setiap tiga hingga empat hari, menurut ahli.
"Hewan membawa bulu, ketombe, kotoran, dan terkadang jejak feses tambahan ke seprai dan selimut Anda, sehingga meningkatkan frekuensi pencuciannya," ujarnya.
Selain seprai dan sarung bantal yang harus rutin dicuci, kasur harus disedot debunya setiap minggu. Selimut tebal harus dicuci setiap tiga hingga empat bulan, dan bantal itu sendiri harus dicuci dan dikeringkan setiap empat hingga enam bulan.
Investasi untuk Kesehatan
Bantal juga harus dibekukan dalam freezer yang sesuai setidaknya selama delapan jam untuk membunuh tungau debu yang bersembunyi di dalamnya.
Menurut Profesor Freestone, mencuci secara teratur 'lebih dari sekadar kebersihan' karena tidur malam yang nyenyak 'penting untuk fungsi otak yang normal dan kesehatan secara keseluruhan'.
"Tempat tidur yang bersih dan nyaman dengan seprai yang bersih, sarung bantal yang lembut, dan selimut yang bersih tidak hanya terasa nyaman, tetapi juga mendukung istirahat yang lebih baik," tambahnya. "Lingkungan tidur yang higienis merupakan investasi kecil namun berpengaruh besar bagi kesejahteraan Anda."
Menurut penelitian, banyak orang Inggris bisa berbulan-bulan tanpa mencuci seprai mereka, meskipun seprai yang baru dicuci dikaitkan dengan tidur malam yang lebih nyenyak. Jajak pendapat YouGov 2022 menemukan bahwa hanya 28 persen orang Inggris yang mencuci seprai mereka seminggu sekali, sementara empat persen melakukannya selama dua bulan atau lebih sekali.
Faktor-faktor potensial yang menyebabkan penundaan pekerjaan antara lain kemalasan, kurangnya waktu, merasa kesulitan secara fisik, dan memprioritaskan penggunaan mesin cuci untuk mencuci pakaian.