Donald Trump Naikkan Tarif Masuk Taman Nasional untuk Turis Asing, Wisata ke Amerika Makin Boros

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Donald Trump menaikkan tarif masuk bagi turis asing yang berkunjung ke taman-taman nasional Amerika Serikat (AS). Ia menandatangani perintah eksekutif itu pada Kamis, 3 Juli 2025, yang memerintahkan kenaikan tarif tersebut. Dengan begitu, wisata ke AS bakal makin boros.

Dilansir dari USA Today, Senin (14/7/2025), pendapatan tambahan yang dihasilkan oleh biaya yang lebih tinggi dari turis asing akan menghasilkan ratusan juta dolar AS untuk proyek konservasi dan pemeliharaan yang ditangguhkan guna meningkatkan taman nasional, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Perintah eksekutif itu mengarahkan Departemen Dalam Negeri, lembaga induk dari Dinas Taman, untuk menaikkan biaya masuk yang dibayarkan oleh wisatawan asing ke taman nasional, namun tidak menyebutkan berapa banyak atau kapan tarif tersebut akan berlaku. Perintah tersebut juga mengarahkan Dinas Taman untuk memastikan bahwa penduduk AS mendapat akses prioritas daripada pengunjung asing dalam sistem perizinan atau reservasi apa pun.

Saat ini, terdapat 433 unit taman yang dikelola Dinas Taman Nasional Amerika Serikat. Dari jumlah itu, hanya sekitar 100 taman nasional yang menarik tarif masuk. Biayanya pun bervariasi. 

Sejumlah Taman Nasional di AS Tutup

Warga AS sekarang ini dinilai membayar lebih banyak dibandingkan turis asing karena biaya masuk mereka serta sebagian pajak yang mereka bayar digunakan untuk membiayai taman nasional.

Pemerintahan Trump baru-baru ini mengusulkan pemotongan lebih dari 1 miliar dolar AS anggaran Dinas Taman Nasional pada 2026. Jumlah ini setara dengan lebih dari sepertiga anggaran lembaga tersebut di tahun sebelumnya.

Taman Nasional saat ini kekurangan staf akibat pemangkasan pegawai federal beberapa waktu lalu. Sejumlah taman pun terpaksa tutup, mengurangi program, serta terhambat dalam melakukan operasi tanggap darurat.

Di sisi lain, Warga AS kini menghadapi tantangan baru saat bepergian ke luar negeri. Di masa pemerintahan Presiden Donald Trump yang kedua, rasa takut dan ketidaknyamanan jadi perasaan yang umum di kalangan mereka yang merencanakan perjalanan internasional.

Melansir CNN, Selasa, 8 April 2025, bagi Raj Gyawali, pendiri socialtours yang berbasis di Kathmandu, Nepal, fenomena ini jadi nyata ketika seorang klien Amerika membatalkan perjalanan yang telah terkonfirmasi karena merasa tidak aman untuk bepergian di bawah pemerintahan saat ini.

Dampak Turis Asing di Amerika

"Pemesanan yang sepenuhnya terkonfirmasi dibatalkan ketika orang tersebut merasa tidak aman untuk bepergian," ungkap Gyawali.

Ia menyadari peningkatan kekhawatiran di antara klien Amerika lainnya yang merasakan hal serupa. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi warga Amerika yang ingin bepergian, tapi juga berdampak pada turis asing yang berkunjung ke AS. Data dari Tourism Economics menunjukkan bahwa kunjungan dari wisatawan internasional ke AS diperkirakan turun 5,1 persen, dengan pengeluaran yang menurun sebesar 11 persen.

Penurunan ini mengindikasikan kerugian ekonomi yang signifikan, diperkirakan mencapai 18 miliar dolar AS, sekitar Rp304 ribu. Sierra Malone, seorang spesialis hubungan masyarakat dan pemasaran digital, adalah salah satu dari banyak warga Amerika yang merasakan kecemasan ini.

"Terakhir kali (Trump menjabat), rasanya memalukan; kali ini terasa menakutkan," kata Malone. Dia merasa lebih gugup dari biasanya menjelang perjalanan panjangnya ke Eropa, meski sebelumnya ia adalah pelancong berpengalaman yang pernah tinggal di Inggris selama tiga tahun.

Warga AS Enggan ke Luar Negeri

Perubahan persepsi global terhadap Amerika Serikat juga memengaruhi bagaimana warga Amerika dipandang saat bepergian. Menurut data YouGov, dukungan terhadap AS di Eropa telah menurun drastis sejak Trump menjabat kedua kalinya.

Misalnya, hanya 20 persen warga Denmark yang menyatakan pandangan mendukung AS, turun dari 48 persen pada Agustus 2024. Penurunan ini mencerminkan kekritisan warga Eropa terhadap kebijakan pemerintahan Trump, termasuk posisinya terhadap Ukraina.

Lisa VanderVeen, seorang administrator sekolah dan pelancong yang gemar menghabiskan waktu di luar negeri, merasakan dampak dari kebijakan global pemerintahan saat ini. Kebijakan perdagangan yang kacau dan ancaman tarif tinggi terhadap produk Eropa menambah sorotan negatif terhadap warga Amerika yang bepergian ke luar negeri.

Keengganan warga AS untuk bepergian ke luar negeri dan penurunan jumlah turis asing yang berkunjung ke AS menunjukkan dampak nyata dari kebijakan internasional yang kontroversial. Beberapa negara Eropa bahkan menyarankan warga trans dan non-biner untuk menghindari AS, menambah ketegangan dalam hubungan internasional.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |