Liputan6.com, Jakarta - Momen upacara 17 Agustus di Gunung Semeru biasanya khusus dijadikan waktu pendakian para pecinta alam sekaligus untuk merayakan HUT RI. Tapi, tampaknya tak akan ada acara pengibaran bendera di dekat puncaknya, Mahameru, pada perayaan 17 Agustus 2025.
Hal ini lantaran ada acara khusus selama sekitar seminggu di Gunung Semeru. "Sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal dan Hari Raya Karo yang sakral bagi masyarakat Tengger, jalur pendakian Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) akan ditutup total mulai 17–26 Agustus 2025," tulis akun resmi Instagram Taman Nasional Bromo Tengger Semeru @bbtnbromotenggersemeru pada Rabu (16/7/2025).
Akun tersebut menyebut bahwa jalur pendakian akan kembali dibuka semua pada 27 Agustus 2025. Untuk itu, para pendaki yang berencana ke gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut bisa mengalihkan perjalanan ke gunung lainnya yang masih tetap buka.
"Mari kita dukung pelestarian budaya dengan menghormati adat istiadat yang berlaku ya sahabat. Salam Konservasi. 🍃 Hong Ulun Basuki Langgeng. 🙏," tutup akun tersebut.
Adat Istiadat di Hari Raya Karo
Lalu apa sebenarnya perayaan Hari Raya Karo? Ini merupakan hari raya kedua yang dirayakan oleh Suku Tengger di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, setiap tanggal 15 bulan Karo dalam penanggalan Saka.
Mengutip Antara, Hari Raya Karo adalah wujud syukur kepada leluhur dan Tuhan atas segala berkah, khususnya hasil panen. Upacara Karo melibatkan banyak rangkaian ritual, termasuk tarian Sodoran yang dianggap sakral dan melambangkan asal-usul manusia, serta persembahan hasil bumi.
Bukan sekadar perayaan, upacara Karo juga berperan dalam mempererat hubungan sosial antarwarga Suku Tengger serta menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi. Masyarakat Tengger yang merayakan Karo umumnya menganut berbagai agama, termasuk Hindu, Islam, dan Kristen, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat.
Tradisi akan diawali dengan upacara pembukaan Hari Raya Karo. Upacara ini dipimpin seorang romo dukun yang membacakan mekakat atau puja mantra pembukaan Hari Raya Karo.
Gunung Semeru Belum Lama Erupsi
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, 15 Juli 2025, Gunung Semeru erupsi pada Selasa pagi, 15 Juli 2025. Tinggi letusan kali ini mencapai 1200 meter atau 1,2 kilometer di atas puncak.
"Gunung Semeru erupsi pada pukul 07.15 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1200 meter di atas puncak atau ketinggian 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl)," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto.
Liswanto mengatakan, kolom abu erupsi Gunung Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung. Menurut catatan petugas, erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1,2 km.
Letusan tersebut merupakan erupsi keempat pada hari itu. Sebelumnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi pada pukul 04.20 WIB dengan tinggi letusan sekitar 800 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya.
Erupsi Lebih dari Sekali
Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 152 detik. Lalu, erupsi kedua terjadi pada pukul 06.21 WIB dan visual letusan tidak teramati.
"Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 06.51 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak (4.276 mdpl)," tambahnya.
Ia menyebut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara dan barat daya. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung. Kemudian erupsi keempat terjadi selang beberapa menit yakni pukul 07.15 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai hingga 1,2 km.
Gunung Semeru masih berstatus waspada atau level II, sehingga Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).