Bertabur Gaya Chanel Rayakan 110 Tahun Koleksi Adibudaya di Paris Couture Week

1 day ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Chanel merayakan 110 tahun koleksi adibusananya dengan merombak studio mereka jadi set raksasa di dalam Grand Palais yang baru saja dipugar, Selasa, 8 Juli 2025. Pengaturan ini mengubah keintiman jadi tontonan spektakuler dalam peragaan busana bernuansa alam di Paris Couture Week.

Rumah mode yang pendirinya menghapuskan korset dan membayangkan kembali kemewahan sebagai pembebasan ini menunjukkan betapa luasnya warisan lini adibusana mereka, dari salon-salon kecil tahun 1915 hingga bangunan raksasa modern, melansir AP, Kamis (10/7/2025).

Presentasinya, menurut outlet itu, hanya bisa dilakukan segelintir merek fesyenmewah, dan mungkin, seperti yang dikatakan seorang tamu di barisan depan, sebuah pengalih perhatian yang memukau saat dunia mode menghitung mundur menuju debut desainer baru Chanel, Matthieu Blazy.

Penelope Cruz, Keira Knightley, Naomi Campbell, Kirsten Dunst, dan lingkaran VIP terketat di Chanel menaiki tangga berlapis emas, melewati marmer dan emas, untuk memasuki atelier yang telah direkonstruksi. Set karya Willo Perron adalah visual Chanel klasik—intim, namun monumental, bergaya vintage, tapi futuristik.

Drama di Runaway

"Rasanya istimewa," kata Campbell. "Seperti melangkah ke dalam kenangan dan sesuatu yang benar-benar baru. Ada kehangatan, keintiman, nostalgia. Channel bisa menciptakan apa saja, dan berhasil."

Lebih banyak drama terungkap di panggung peragaan busana. Chanel merefleksikan adibusana sebagai fantasi alam, disaring melalui prisma mereka. Tata busana pria menambahkan sentuhan elegan pada jaket dan gaun mantel yang dipahat, sementara setelan mohair berwarna hijau tua dan plum menyalurkan kesunyian musim gugur.

Boucle tweed meniru kulit domba, sedangkan bulu dan tweed menciptakan bulu palsu yang ilusif. Bulir gandum berlapis emas—simbol kelimpahan rumah mode—ada di mana-mana.

Aksen itu dijahit jadi lipatan, disulam di garis leher, dan dipajang di kursi setiap tamu. Tema presentasi modenya boleh saja country, tapi jangan salah, ini adalah gambaran Chanel sedekat mungkin dengan "kehidupan yang keras."

Mempertahankan Warisan Sambil Berinovasi

Fashion show ini juga berlimpah teknik memukau, seperti kancing permata, sulaman bunga, dan sentuhan akhir lamé yang begitu berkilau hingga menyerupai sinar matahari di ladang. Tim studio, yang memegang kendali setelah kepergian Virginie Viard tahun lalu, mempertahankan pertunjukan dengan kode-kode klasik, namun tetap bermain-main dengan kecerdasan dan keceriaan.

Kerajinan tangan yang obsesif itu penting—bukan hanya untuk tradisi, tapi juga bisnis. Chanel adalah raksasa mode yang dimiliki secara pribadi. Merek ini melaporkan pendapatan sebesar 18,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tahun lalu, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu rumah mode paling berpengaruh di dunia.

Couture mungkin jadi mahkotanya, tapi pengaruhnya mendorong penjualan global untuk wewangian, tas, dan perhiasan. Kendati demikian, perubahan jadi sesuatu yang selalu membayangi Chanel.

Selama lebih dari 30 tahun, Karl Lagerfeld telah mengubah merek tersebut dari legenda Paris jadi fenomena pop. Setelah kepergiannya pada 2019, Viard, wakilnya yang telah lama menjabat, membimbing Chanel menuju era yang lebih lembut dan bijaksana.

Menanti Era Matthieu Blazy

Kini, industri mode tengah menanti Blazy, seorang talenta Belgia yang pernah bekerja di Margiela, Celine, dan yang terbaru, Bottega Veneta, di mana ia memikat penggemar berkat perpaduan inovasi dan kecintaannya pada seni. Campbell berkata tentang Blazy, yang ia kenal secara pribadi, "Dia fokus, berpikiran terbuka. Ia akan menghadirkan sesuatu yang istimewa."

Saat dikenalkan ke publik, akhir tahun lalu, rumah mode tersebut mengatakan bahwa Blazy akan bertanggung jawab atas semua koleksi haute couture, ready-to-wear, dan aksesori mereka. "Dia akan bergabung dengan rumah mode pada 2025," bunyi unggahan Chanel pada 13 Desember 2024.

Mengutip Harper's Bazaar Singapura, Presiden Chanel Bruno Pavlovsky mengaku senang menyambut sang desainer. "Saya yakin dia akan mampu bermain dengan kode dan warisan rumah mode ini," ucapnya.

Pavlovsky juga menyoroti kepribadian Blazy yang berani, pendekatannya yang inovatif dan kuat terhadap kreasi, serta dedikasinya pada kerajinan dan bahan-bahan indah sebagai kunci untuk membawa Chanel ke babak berikutnya yang menarik. Nama Blazy mulai disebut-sebut sebagai calon potensial Direktur Kreatif Chanel sejak pertengahan November 2024.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |