Liputan6.com, Jeddah - Arab Saudi terus memantapkan persiapan menyambut puncak ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau Kamis, 5 Juni 2025. Salah satunya dengan membangun jalur pedestrian berpendingin sepanjang 4.000 meter sebagai akses jemaah haji menuju Gunung Arafah.
Mengutip Saudi Gazette, Rabu (28/5/2025), jalur tersebut merupakan bagian dari inisiatif jalan berpendingin di Arab Saudi. Jalurnya sudah diperluas 82 persen sejak diluncurkan pertama kali pada 2023. Sesuai klaim sebagai jalur pejalan kaki berpendingin, akses itu dibangun menggunakan paving berpendingin untuk meminimalkan getaran dan meningkatkan mobilitas bagi penyandang disabilitas dan pendampingnya.
Lebih dari 84 ribu meter persegi jalan di Arafah telah diaspal menggunakan bahan daur ulang yang bersumber dari lokal. Bahan tersebut disebut memantulkan 40 persen sinar matahari lebih banyak dan mengurangi suhu permukaan sekitar 12 derajat celcius sehingga membantu mengurangi panas perkotaan, memangkas konsumsi energi, serta polusi udara.
Proyek ini juga mencakup permukaan aspal karet fleksibel yang kini mencakup 16.000 meter persegi. Permukaan yang memanfaatkan bahan hasil daur ulang ban karet bekas itu juga digunakan di area pejalan kaki antara Masjid Namira dan Stasiun Kereta Arafah.
Bahan itu dimanfaatkan untuk meredam benturan dan memberi kenyamanan lebih, khususnya bagi jemaah haji lansia. Studi Road Research Centre mengonfirmasi peningkatan keamanan dan kegunaan bahan karet tersebut.
1,1 Juta Lebih Jemaah Haji Seluruh Dunia Tiba di Arab Saudi
Selain pedestrian berpendingin dan tahan benturan, sepanjang jalur juga menampilkan koridor hijau dengan pepohonan yang ditanam di sepanjang bentangan 1.200 meter. Mereka juga melengkapinya dengan sistem kabut pendingin udara dan air mancur yang dikembangkan bekerja sama dengan Yayasan Amal Abdulrahman Fakieh.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Paspor Arab Saudi mengumumkan bahwa 1.102.469 jemaah haji dari seluruh dunia telah tiba di Arab Saudi per Senin, 26 Mei 2025. Mayoritas datang menggunakan moda transportasi udara.
Mengutip Saudi Gazette, Rabu (28/5/2025), total 1.044.341 jemaah haji tiba melalui bandara internasional mereka. Sementara, 53.850 orang melalui penyeberangan perbatasan darat dan 4.278 orang melalui pelabuhan laut.
Menurut otoritas setempat, Arab Saudi memfasilitasi prosedur masuk bagi jemaah haji dengan melengkapi semua pelabuhan internasional dengan teknologi canggih yang dioperasikan oleh petugas multibahasa yang terlatih. Prosedur itu bertujuan untuk memberikan pengalaman berhaji yang lancar dan terintegrasi digital yang sejalan dengan tujuan Visi Saudi 2030.
Pelaksanaan Wukuf Arafah di Arab Saudi
Terpisah, Mahkamah Agung Arab Saudi mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025 dengan demikian wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni 2025. Sementara, Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, menurut laporan Saudi Press Agency.
Pengadilan tinggi mengumumkan hal tersebut setelah penampakan bulan sabit Dzulhijjah di negara kerajaan tersebut. Departemen Penampakan Bulan Sabit Mahkamah Agung memutuskan hal itu setelah menggelar sidang pada Selasa malam, 27 Mei 2025, dan meninjau kesaksian yang diajukan oleh sejumlah saksi terkait penampakan bulan sabit untuk menentukan bulan Dzulhijjah.
Seperti halnya di Arab Saudi, sidang isbat di Tanah Air memutuskan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, Hari Raya Iduladha yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah akan berlangsung pada Jumat, 6 Juni 2025.
"Awal Dzulhijjah tahun 1446 H setelah menerima laporan dari pelaku rukyah dan berbagai titik rukyah hilal di seluruh Indonesia, maka kita bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025 Masehi, sehingga 10 Dzulhijjah atau Idul Adha bertepatan hari Jumat jatuh pada 6 Juni 2025," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Konferensi Pers Penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Mei 2025.
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Hijriah dan sangat penting bagi umat Islam karena di bulan ini terdapat ibadah haji dan kurban. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah dianggap sebagai waktu yang paling dicintai Allah SWT untuk beramal kebaikan.
Karena itu, mengetahui tanggal 1 Dzulhijjah sangat penting untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan ibadah, termasuk puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Setelah itu, umat Islam dilarang berpuasa sejak hari Idul Adha dan hari tasyrik yang berlangsung pada 11--13 Dzulhijjah. Pada saat bersamaan, hewan-hewan kurban yang disiapkan disembelih, sedangkan jemaah haji melaksanakan ritual lempar jumrah di Mina.
Untuk jemaah haji yang fisiknya lemah dan tidak memungkinkan lempar jumrah mandiri, bisa membadalkan lempar jumrahnya. Hal ini untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jemaah itu sendiri.