Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon meluncurkan program strategis Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bernama Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dan Belajar Bersama Maestro (BBM). Program ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mendekatkan seni budaya Indonesia kepada pelajar secara langsung.
Program ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bersifat kemampuan substansi, teori dan praktik, membangun karakter serta melihat pengalaman dari para seniman dan maestro hingga jejaring bagi peserta.
"Kita harapkan follow up itu ya mereka selain mendapatkan pengetahuan yang sifatnya substantif, skill, teoritik, dan praktik, kita juga berharap mereka mendapatkan insight pengalaman bersama maestro," kata Menbud Fadli usai peluncuran program GSMS dan BBM di kantor Kemenbud Jakarta, Rabu, 9 Juli 2025.
Program Belajar Bareng Maestro (BBM) akan diikuti oleh siswa yang terpilih lewat seleksi serta dianggap memiliki kapasitas, kapabilitas, serta bakat akan berkesempatan belajar seni bersama dengan maestro Indonesia. Peserta akan berkesempatan tinggal selama beberapa waktu bersama para maestro di padepokan, rumah, atau workshop untuk belajar mengenai seni yang menjadi bakat atau minat sesuai dengan hasil seleksi peserta.
Melibatkan Enam Maestro
Fadli berharap lewat gelaran BBM, peserta mampu mendapatkan masukan berupa pengalaman, ilmu serta melihat secara dekat kehidupan para maestro. Program ini melibatkan enam maestro di enam bidang seni, yaitu sastra, pedalangan, teater, tari, musik keroncong, dan seni lukis.
Para maestro yang akan terlibat adalah Gus TF Sakai di Padang Panjang (Sumatera Barat), Ki Purbo Asmoro di Surakarta (Jawa Tengah), Iman Soleh di Bandung (Jawa Barat), Didik Nini Thowok di Yogyakarta, Sundari Soekotjo di Jakarta, dan Nasirun di Yogyakarta.
Dalam program BBM, para peserta berkesempatan tinggal bersama maestro selama sekitar tiga pekan. Dengan demikian, selain belajar secara langsung, mereka dapat menyelami dedikasi maestro dalam melestarikan kebudayaan.
"Kami berharap dua program ini (GSMS dan BBM) bisa menstimulus generasi muda, khususnya pelajar, untuk bisa mendapatkan ilmu secara langsung dari para maestro-maestro itu," terangnya.
Menstimulasi Seni Budaya di Sekolah
Sementara, program GSMS akan digelar di 220 sekolah di lima provinsi. Para seniman yang telah terpilih untuk mengajar siswa-siswi diharapkan dapat menstimulasi seni budaya di sekolah.
"Paling tidak yang merupakan sumber bibit-bibit talenta seni yang ada di situ setelah itu tentu kita akan membuat para alumni itu sebagai bagian dari jejaring para peserta yang telah mendapatkan benefit dari program," kata Menbud Fadli Zon. Pihaknya juga akan mengupayakan agar ada jejaring atau networking yang diharapkan bisa menjadi keberlanjutan program.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan menambahkan, animo untuk mengikuti program BBM cukup tinggi. Para peserta terpilih diseleksi dari 573 pendaftar yang berasal dari 189 perguruan tinggi di 31 provinsi di Indonesia.
Iman Soleh mengatakan, ia akan berupaya menggali pengalaman berkesenian para peserta dari hal-hal yang paling dekat dengan mereka. "Istilah orang bijak adalah tulislah yang dekat dengan dirimu karena itu yang akan membawamu ke tempat-tempat yang jauh," ujarnya.
Mengikuti Praktik Berkesenian
Restu menerangkan bahwa GSMS bertujuan untuk mendekatkan kekayaan seni budaya Indonesia kepada pelajar di berbagai jenjang pendidikan. Para pelajar diharapkan terpacu untuk melestarikan, melindungi, dan menggali nilai-nilai kesenian yang diajarkan seniman.
"Program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan budaya sekolah yang sehat, menyenangkan, mencerdaskan, dan membentuk karakter serta membangun sikap kreatif, apresiatif, dan inovatif bagi para pesertanya," tutur Restu.
Program GSMS juga diharapkan mampu menjadi jembatan bagi seniman-seniman di berbagai daerah di Indonesia untuk dapat menyalurkan ilmunya pada para siswa atau pelajar di sekolah. Seniman yang dilibatkan merupakan para seniman lokal yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Para siswa juga akan mengikuti praktik berkesenian di daerahnya masing-masing.
"Dalam program ini juga ada guru yang mendampingi seniman lokal. Harapannya, hal ini bisa menstimulus hidupnya seni budaya di sekolah dan melahirkan bibit-bibit seniman baru," ucap Restu.
Program GSMS sudah dimulai sejak 2017. Kala itu, program tersebut digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan yang masih berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.