10 Rekomendasi Tempat Makan Enak Legendaris di Sekitar Malioboro, Wajib Dicicip saat Mampir

2 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta Malioboro selalu punya cerita di setiap langkahnya. Selain menjadi ikon wisata belanja dan budaya di Yogyakarta, kawasan ini juga menjadi surganya pecinta kuliner yang ingin menikmati cita rasa legendaris khas Jogja. Di sepanjang jalan dan gang-gang kecil di sekitar Malioboro, aroma masakan tradisional berpadu dengan suasana klasik yang membuat siapa pun ingin mampir dan mencicipi.

Tak heran, wisatawan lokal maupun mancanegara rela mengantre untuk menikmati kuliner legendaris yang sudah ada puluhan tahun. Dari gudeg manis yang jadi simbol kota, hingga lumpia renyah yang digoreng dengan cinta, semua menghadirkan sensasi nostalgia yang sulit tergantikan. Berikut sepuluh rekomendasi tempat makan enak legendaris di sekitar Malioboro, lengkap dengan kisaran harga dan sedikit cerita di balik kelezatannya.

1. Lumpia Samijaya

Lumpia Samijaya menjadi salah satu ikon kuliner ringan yang wajib disinggahi di kawasan Malioboro. Terletak di Jalan Malioboro No.18, tempat ini sudah berdiri sejak tahun 1970-an dan masih mempertahankan resep turun-temurun. Lumpianya digoreng hingga renyah, dengan isi rebung dan daging ayam yang gurih dan harum menggoda. Harga per porsinya mulai dari Rp9.000, sangat ramah di kantong untuk camilan sore.

Yang membuat Lumpia Samijaya istimewa bukan hanya rasanya, tetapi juga konsistensinya dalam menjaga kualitas bahan dan cara penyajian. Mereka menggunakan rebung muda segar, bumbu khas Jogja, dan kulit lumpia yang dibuat sendiri. Tak sedikit pengunjung yang membeli beberapa bungkus untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Malioboro.

Lokasinya yang strategis, hanya beberapa langkah dari pusat keramaian Malioboro, membuat Lumpia Samijaya selalu ramai dikunjungi wisatawan. Meski antrean panjang, pelayanan cepat dan aroma lumpia yang menggoda membuat menunggu terasa menyenangkan.

2. Gudeg Yu Djum

Jika membicarakan kuliner khas Yogyakarta, nama Gudeg Yu Djum pasti muncul di urutan pertama. Didirikan sejak 1950-an, Gudeg Yu Djum yang berada di Jalan Dagen, tak jauh dari Malioboro, menjadi destinasi wajib untuk pecinta gudeg asli Jogja. Harga satu porsi gudeg ayam suwir dan telur berkisar antara Rp20.000–55.000.

Rasa gudeg di sini cenderung manis dengan tekstur nangka muda yang lembut, berpadu dengan sambal krecek pedas dan areh kental yang gurih. Banyak pengunjung mengatakan bahwa Gudeg Yu Djum memberikan rasa nostalgia dan otentik seperti masakan rumah zaman dulu. Keaslian rasa ini dijaga dengan proses memasak tradisional menggunakan kayu bakar.

Selain makan di tempat, pengunjung juga bisa membeli paket gudeg kemasan yang tahan hingga beberapa hari, cocok untuk oleh-oleh. Tak heran, Gudeg Yu Djum menjadi langganan artis dan pejabat yang berkunjung ke Yogyakarta.

3. Ayam Goreng Tojoyo Malioboro

Ayam Goreng Tojoyo menawarkan cita rasa ayam kampung goreng khas Jawa yang empuk dan gurih. Berlokasi di Jalan Jend. Ahmad Yani, tempat ini sudah beroperasi lebih dari tiga dekade dan dikenal sebagai spot makan keluarga yang nyaman. Harga seporsi ayam goreng lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan mulai dari Rp25.000.

Kelezatan ayam Tojoyo terletak pada proses marinasi bumbunya yang meresap hingga ke tulang, lalu digoreng kering hingga kulitnya renyah. Sambalnya pun khas, pedas dengan sedikit rasa manis yang menggugah selera. Banyak wisatawan luar kota menjadikan tempat ini tujuan makan malam setelah seharian berkeliling Malioboro.

Suasana warungnya sederhana tapi bersih, dengan aroma ayam goreng yang langsung membuat lapar begitu melangkah masuk. Cocok untuk makan bareng keluarga atau teman-teman traveler.

4. Soto Ayam Lenthok Pak Gareng

Soto Ayam Lenthok Pak Gareng terletak di Jalan Kranggan, hanya beberapa menit dari Malioboro. Ciri khas sotonya adalah tambahan lenthok, yaitu perkedel singkong gurih yang menjadi pelengkap sempurna. Harga semangkuk soto ini hanya sekitar Rp15.000 saja.

Kuah bening yang kaya rempah, suwiran ayam kampung, serta lenthok yang lembut menjadikan sajian ini sangat menenangkan di pagi hari. Banyak warga lokal menjadikan tempat ini sarapan favorit sebelum beraktivitas di sekitar Malioboro. Meskipun tempatnya sederhana, rasanya benar-benar menggugah selera.

Setiap hari, aroma kuah soto segar menyeruak ke jalan, menarik perhatian wisatawan yang lewat. Jika datang pagi-pagi, pengunjung bisa menikmati suasana klasik khas Jogja dengan pemandangan becak dan pedagang kaki lima yang sibuk menyiapkan dagangan.

5. Dawet Mbah Hari Pasar Beringharjo

Beralih ke minuman segar, Dawet Mbah Hari yang berada di area Pasar Beringharjo adalah legenda tersendiri. Dawet ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan tetap eksis hingga kini. Harga segelas dawet sekitar Rp8.000an saja.

Kelezatan dawet ini terletak pada kuah santan yang gurih berpadu dengan gula aren cair dan cendol kenyal buatan tangan. Saat diminum di tengah panasnya siang, rasanya sungguh menyegarkan dan membuat candu. Banyak wisatawan yang sengaja datang ke pasar hanya untuk menikmati minuman tradisional ini.

Mbah Hari dikenal ramah dan senang berbincang dengan pelanggan, menjadikan pengalaman minum dawet terasa lebih hangat dan personal. Tak heran, gerobaknya selalu ramai diserbu pembeli setiap harinya.

6. Sate Kere Daging Sapi Bu Suwarni

Sate Kere Bu Suwarni adalah kuliner rakyat yang kini naik kelas karena cita rasanya yang autentik. Bertempat di Jalan Pabringan, Gondomanan, sate ini dibuat dari daging sapi bagian khas yang diolah menjadi sate empuk dan berbumbu meresap. Harga seporsi sate sekitar Rp20.000–25.000.

Sate kere dikenal dengan bumbu kacang kental yang manis pedas, disajikan bersama lontong hangat. Cita rasa smokey dari pembakaran arang membuat setiap gigitan terasa nikmat. Meski disebut “kere”, rasanya justru luar biasa kaya dan menggugah.

Tempatnya sederhana namun selalu ramai pembeli, terutama malam hari. Banyak yang menganggap sate ini sebagai salah satu hidden gem kuliner Malioboro yang belum terlalu tersentuh wisata massal.

7. Soto Ayam 61

Soto Ayam 61 adalah tempat makan yang telah berdiri lebih dari setengah abad di sekitar Malioboro. Warung ini dikenal karena kuah sotonya yang gurih dan ringan, cocok untuk sarapan maupun makan malam. Harga seporsi hanya Rp18.000–23.000.

Kuah bening yang disajikan bersama ayam kampung, tauge, dan irisan seledri membuat rasa soto ini terasa segar dan ringan di perut. Bumbu rempahnya pas, tidak terlalu kuat namun meninggalkan sensasi hangat yang nikmat. Banyak pelanggan tetap yang sudah datang sejak masih kecil hingga kini membawa anak-anak mereka.

Kelezatan Soto Ayam 61 membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menghasilkan kenikmatan sejati. Dengan tempat yang bersih dan pelayanan cepat, soto ini menjadi favorit warga sekitar dan wisatawan.

8. Djoen Bakery, Coffee & Resto Malioboro

Untuk pencinta kopi dan roti jadul, Djoen Bakery adalah tempat yang tak boleh dilewatkan. Berdiri sejak tahun 1960-an, toko ini memadukan nuansa retro dengan menu roti khas Belanda dan minuman kopi lokal. Harga kue dan minuman di sini berkisar Rp20.000–40.000.

Aroma kopi yang baru diseduh berpadu dengan wangi roti panggang menciptakan suasana nostalgik yang menenangkan. Banyak pengunjung yang datang hanya untuk menikmati sore sambil melihat hiruk pikuk Malioboro dari jendela besar Djoen Bakery.

Selain itu, interiornya masih mempertahankan gaya kolonial dengan ubin klasik dan kursi kayu tua yang menambah kesan bersejarah. Ini bukan sekadar tempat makan, tapi juga tempat melepas penat di tengah padatnya wisata Malioboro.

9. Gudeg Mbok Lindu

Gudeg Mbok Lindu adalah salah satu warisan kuliner tertua di Jogja. Terletak di Jalan Sosrowijayan, tempat ini buka sejak pagi buta hingga siang hari, dengan harga mulai Rp20.000 per porsi.

Rasa gudegnya khas: tidak terlalu manis, dengan tekstur lembut dan sambal krecek pedas. Inilah perpaduan sempurna yang mencerminkan keseimbangan cita rasa Jogja. Meski antre panjang, banyak orang tetap rela menunggu demi semangkuk gudeg legendaris ini.

Gudeg Mbok Lindu bukan hanya soal makanan, tetapi juga simbol ketulusan dan dedikasi terhadap tradisi kuliner lokal. Setiap suapan seakan mengingatkan kita pada sejarah panjang Malioboro.

10. Lesehan Gudeg Bu Sastro Malioboro

Sebagai penutup, Lesehan Gudeg Bu Sastro menawarkan pengalaman makan malam khas Jogja di bawah langit Malioboro. Warung lesehan ini buka mulai sore hingga larut malam, dengan harga mulai Rp20.000an per porsi.

Menu andalannya tentu gudeg lengkap dengan ayam, telur, krecek, dan sambal pedas. Suasananya meriah, dengan gemerlap lampu jalan dan musik pengamen yang mengiringi santap malam. Pengunjung bisa duduk lesehan di tikar sambil menikmati udara malam khas Jogja.

Makan di sini bukan hanya soal rasa, tapi juga suasana. Banyak wisatawan yang menjadikan Lesehan Bu Sastro sebagai penutup perjalanan kuliner mereka di Malioboro sebelum kembali ke penginapan.

Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa makanan khas paling terkenal di Malioboro?

Gudeg adalah kuliner khas Yogyakarta yang paling populer di kawasan Malioboro. Beberapa tempat legendaris seperti Gudeg Yu Djum dan Gudeg Mbok Lindu menjadi pilihan utama wisatawan.

2. Apakah ada tempat makan murah di sekitar Malioboro?

Ya, banyak sekali. Misalnya Dawet Mbah Hari dan Soto Ayam Lenthok Pak Gareng yang menawarkan harga di bawah Rp20.000 per porsi.

3. Tempat makan mana yang buka hingga malam hari di Malioboro?

Lesehan Gudeg Bu Sastro dan Ayam Goreng Tojoyo termasuk yang buka hingga larut malam, cocok untuk wisata kuliner malam.

4. Apakah tempat makan di Malioboro ramah untuk keluarga?

Sebagian besar tempat seperti Tojoyo, Gudeg Yu Djum, dan Djoen Bakery cocok untuk keluarga dengan tempat duduk nyaman dan suasana bersih.

5. Bagaimana cara menuju lokasi-lokasi kuliner ini?

Semua tempat berada di radius sekitar 1 km dari Jalan Malioboro utama dan bisa diakses dengan berjalan kaki, becak, atau ojek online.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |