Tidak Tahan Bau Ketek, Penumpang LRT Malaysia Tuntut Pengharum dalam Kereta

1 day ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, seorang penumpang LRT Malaysia menceritakan situasi tidak mengenakkan saat bepergian ke tempat kerja di gerbong kereta yang ditumpanginya. Melalui video yang diunggah akun TikTok @hafeeziraziqin, ia mengusulkan agar LRT menempatkan merek pelembut dan pengharum pakaian di dalam gerbong kereta.

"Ya Tuhan, penting sekali untuk tetap menempatkan Softlan di LRT karena baunya harum dan mampu meredam bau ketek dan bau bawang orang lain," katanya, seperti dirangkum Says, Senin, 14 April 2025. 

Menyusul viralnya video tersebut, warganet ternyata banyak yang yang sepakat. Mereka mengusulkan agar setiap gerbong kereta api sebaiknya memiliki pewangi demi kenyamanan penumpang. Bahkan, beberapa penumpang menyarankan agar MRT Singapura juga memasang pengharum ruangan di kereta mereka.

"Plis banget. Biasanya pake minyak angin buat meredam bau itu," kata seorang pengguna.

Bahasan gangguan bau ketiak atau bau badan secara umum, dan transportasi umum sebenarnya sudah beberapa kali dibahas. Tidak hanya di transportasi darat, namun juga udara. Melansir QZ, Kamis, 19 September 2024, beberapa maskapai penerbangan AS dikatakan berhak mengeluarkan penumpang dari pesawat jika mereka berbau tidak sedap.

Itu hanyalah satu baris dalam dokumen sepanjang satu halaman, yang dikenal sebagai kontrak pengangkutan, yang dicantumkan maskapai penerbangan di situs web mereka. Delta Airlines mencatat bahwa maskapai dapat menolak penumpang "ketika mereka memiliki kondisi bau badan tidak sedap."

Penumpang Pesawat dan Bau Tidak Sedap

Anda tidak dapat terbang dengan American Airlines jika memiliki "bau badan tidak sedap yang tidak disebabkan cacat atau penyakit." United Airlines mengambil langkah lebih jauh dengan menolak melayani "penumpang yang memiliki atau menyebabkan kondisi bau tidak sedap," selain individu yang memenuhi syarat sebagai disabilitas. Aturan tersebut tidak hanya berlaku di AS.

Seorang penumpang dilaporkan dikeluarkan dari penerbangan Air Canada Jazz pada 2010 setelah penumpang lain mengeluhkan bau tidak sedap. Ketentuan Air Canada menyatakan bahwa maskapai penerbangan dapat menolak layanan "jika penumpang memiliki bau tidak sedap, seperti dari luka yang mengeluarkan cairan."

Kasus lain terjadi pada 2019 saat sepasang suami istri asal Michigan, AS, dan putri mereka yang saat itu berusia 19 bulan dikeluarkan dari penerbangan American Airlines setelah maskapai memberi tahu mereka bahwa penumpang lain dan awak kabin mengeluh tentang bau badan mereka.

Melansir Washington Post, Yossi Adler mengatakan, ia dan istrinya, Jennie, sedang dalam perjalanan pulang dari liburan di Miami ketika mereka diberitahu ada keadaan darurat dan mereka harus keluar dari pesawat. Pasangan tersebut memiliki delapan anak lain di rumah mereka di Southfield, Michigan.

Dikeluarkan dari Pesawat

Jadi, Adler berbagi bahwa ia dan istrinya khawatir mungkin ada insiden yang melibatkan salah satu dari mereka. Ketika ia dan istrinya turun dari pesawat dan maskapai memberi tahu mereka bahwa mereka telah dikeluarkan karena bau tidak sedap, mereka merasa dipermalukan, frustrasi, dan bertanya-tanya tentang alasan sebenarnya.

"Jelas, ada alasannya," kata Adler, yang beragama Yahudi, dalam sebuah wawancara telepon dengan The Washington Post. "Tapi, saya pikir itu adalah anti-Semit. Bahkan jika tidak demikian, mereka bersikap anti-Semit setelahnya."

Bau badan tidak hanya terkait transportasi umum. Tahun lalu, seorang pengantin asal China harus membayar harga, secara harfiah, karena kondisi tersebut. Perempuan asal Shandong itu mengomel di unggahan Xiao Hong Shu (RED) dan menekankan, "Saya tidak menyangka toko gaun pengantin akan memeras pelanggan karena bau ketiak."

Melansir World of Buzz, Jumat, 6 September 2024, perempuan itu, yang dikenal sebagai Momo, mengunjungi toko perlengkapan pernikahan bersama calon suaminya dan mencoba dua gaun pengantin yang berbeda. Ia tidak menyukai gaun pertama, jadi ia mengembalikannya pada karyawan yang melayaninya.

Dipaksa Beli Gaun Pengantin

Momo menyadari bahwa karyawan itu tidak begitu senang setelah menerima gaun pengantin pertama, tapi ia mengabaikannya dan mencoba gaun pengantin kedua. “Saya masih tidak menyukai gaun pengantin kedua, dan tempat itu (lantai dua) tidak memiliki AC, jadi saya memutuskan untuk pergi," celotehnya.

Tepat saat Momo dan calon suaminya bersiap pergi setelah mengembalikan gaun pengantin kedua, mereka dihentikan karyawan toko. Ia meminta ganti rugi dari pasangan tersebut karena gaun pengantin pertama berbau ketiak. "Mereka meminta saya membeli gaun tersebut. Saya bingung. Apakah saya harus membayar hanya karena mencoba gaun tersebut?"

Calon suami Momo bertengkar dengan karyawan toko tersebut, dan salah satu dari mereka menghubungi manajer toko, yang masuk ke toko 10 menit kemudian. Setelah berbicara dengan karyawan toko tersebut, manajer toko itu mendekati pasangan ini dan memberi tahu mereka tentang bau badan tersebut.

Situasi ini kemudian jadi sedikit canggung bagi Momo, yang kemudian mengakui bahwa ia dapat mencium bau badannya, tapi sebagai pembelaannya, tempat itu panas. "Mereka tidak menyediakan AC di lantai dua, dan saya berkeringat saat mengenakan gaun tersebut. Sejujurnya saya rasa saya tidak seharusnya bertanggung jawab atas hal itu," menurut dia.

Agar perdebatan tidak makin panjang, Momo tidak punya pilihan selain membayar dua ribu yuan (sekitar Rp4,3 juta) untuk gaun pengantin yang tidak diinginkannya. Itu jadi harga yang harus dibayar karena bau keteknya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |