Tanpa Indonesia, Hanya 2 Bandara di Asia yang Masuk Daftar Bandara Tercantik di Dunia 2025

16 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, penghargaan arsitektur Prix Versailles menyoroti terminal bandara baru terindah di seluruh dunia. Lebih dari sekadar penampilan, penghargaan ini bertujuan memberi pengakuan atas keberlanjutan dalam desain bandara.

Bandara modern "harus mengatasi kesulitan yang berat dalam hal manajemen arus dan pesawat itu sendiri," ujar , sekretaris jenderal Prix Versailles, Jérôme Gouadain, melansir CN Traveller, Selasa (22/7/2025). "Fasilitas baru ini juga dapat dilihat sebagai karya seni, atau setidaknya sebagai sesuatu yang indah."

Tanpa wakil Indonesia, enam bandara tercantik di dunia yang memanfaatkan elemen desain yang membangkitkan ketenangan alam sekaligus menggabungkan inovasi untuk membatasi emisi karbon. Berikut daftarnya, yang hanya memuat dua bandara di Asia:

1. Terminal 2 Bandara Internasional Yantai Penglai, China

Lanskap tepi laut Yantai jadi inspirasi bagi terminal baru di bandara internasional kota tersebut. Atap bangunan yang besar dan bergelombang terinspirasi Gunung Kunyu di dekatnya, sementara lengkungan dan batu di bagian dalam dirancang untuk meniru garis pantai di wilayah tersebut.

Meminimalkan Dampak

Di puncak terminal, sebuah kubah diagrid berkaca berada di atas atrium bertingkat, memungkinkan cahaya alami masuk melalui bangunan. Untuk meminimalkan dampak terhadap lahan di sekitarnya, bangunan itu ditata dalam bentuk E, yang juga membantu mengoptimalkan arus pergerakan penumpang.

2. Terminal 1 Bandara Marseille Provence, Prancis

Sebuah bangunan baru dibuat untuk menghubungkan dua bangunan Terminal 1 bandara yang sudah ada, yang dibangun pada 1960-an dan 1990-an. Bangunan penghubung ini, yang disebut coeur, merupakan aula berjendela dengan langit-langit setinggi 21 meter yang menjulang tinggi.

Bangunannya sendiri terbuat dari 70 persen baja daur ulang dan menambah luas bandara menjadi 28 ribu meter persegi. Jendela dari lantai hingga langit-langit memberi pemandangan perbukitan Provence dan laguna Marseille yang luas, menambah rasa tenang. Foster + Partners, yang merancang gedung baru tersebut, bertujuan "menata ulang arus penumpang melalui serangkaian ruang yang sederhana, terang, dan mudah dinavigasi."

3. Terminal Kedatangan Bandara Roland Garros Pulau Réunion

Surga di Samudra Hindia, terminal bandara terbaru Pulau Réunion memanfaatkan alam tropis dan angin pasat yang sering bertiup di pulau ini untuk mengurangi jejak karbonnya. Terinspirasi dari ngarai hijau yang terkenal di pulau ini, struktur bandara bioklimatik ini memiliki "ngarai" di tengahnya yang berfungsi sebagai cerobong termal, memungkinkan ventilasi alami.

Di bagian luar gedung, terdapat 830 set daun jendela berkisi-kisi yang terhubung ke serangkaian sensor pada fasad. Sudut daun jendela tersebut dapat disesuaikan secara langsung untuk merespons kondisi cuaca pulau yang sering berubah.

4. Terminal 1 Bandara Internasional Kansai Jepang

Ruang interior baru dirancang dengan palet material alami untuk memberi ruang "nuansa khas Jepang," menurut firma arsitektur Populous. Ruang tunggu keberangkatan internasional dan area ritel kini 60 persen lebih luas.

Proyek ini telah meningkatkan kapasitas penumpang tahunan terminal sebesar 25 persen secara signifikan. Fasilitas itu dibuka tepat waktu untuk mengakomodasi jutaan wisatawan yang mengunjungi Osaka untuk World Expo 2025.

5. Terminal Utama Bandara Internasional Portland

Terminal baru Portland menghadirkan keindahan Pasifik Barat Laut di dalam ruangan dengan meniru rimbunnya hutan Oregon. Firma arsitektur ZGF menyatakan bahwa konsep desain terminal ini terinspirasi kegiatan berjalan-jalan di hutan untuk menciptakan pengalaman yang serupa imersif dan menenangkan bagi para penumpang.

Fitur yang paling khas adalah atap bangunan yang bergelombang, terbuat dari sembilan hektare kayu lokal Oregon yang bersumber dari pemilik lahan dan pabrik dalam radius 483 kilometer dari bandara, termasuk hutan masyarakat yang menerapkan kehutanan berkelanjutan.

6. Terminal 1 Bandara Internasional San Francisco

Renovasi menyeluruh baru-baru ini telah mengurangi emisi karbon gedung sebesar 79 persen dan mengurangi penggunaan energi secara keseluruhan sebesar 59 persen. Angka-angka mengesankan lainnya, termasuk tingkat pengalihan limbah lebih dari 90 persen dan pengurangan penggunaan air minum sebesar 50 persen.

Elemen desain yang efisien, seperti kaca fritted untuk mengurangi silau, panel fotovoltaik yang dipasang di atap, dan sistem penanganan bagasi rendah karbon, semuanya berkontribusi pada hasil yang signifikan. Tim arsitektur di Gensler dan Kuth Ranieri bahkan memasang dua sistem perpipaan terpisah untuk memanfaatkan air non-minum guna menyiram lanskap.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |