Prada Rilis Koleksi Made in India Usai Skandal Jiplak Sandal Kulit Tradisional

2 months ago 39

Liputan6.com, Jakarta - Merek fesyen mewah asal Italia, Prada, baru-baru ini menjadi sorotan setelah meluncurkan sandal kulit bersol datar yang mirip dengan chappal Kolhapuri, sandal tradisional asal India. Peluncuran ini memicu kontroversi di media sosial, banyak pihak menuduh Prada melakukan apropriasi budaya.

Mengutip Hindustan Times, Jumat (18/7/2025), namun sebagai respons Prada justru mengumumkan kolaborasi dengan para perajin India untuk menciptakan koleksi Made in India. Pada 22 Juni 2025, Prada memamerkan sandal tersebut dalam pameran busana pria musim semi/panas 2026 di Milan.

Desain sandal ini menampilkan tali tipis yang menghubungkan cincin jari kaki ke sabuk tengah, identik dengan chappal Kolhapuri yang terkenal di Maharashtra, India. Setelah peluncuran tersebut, banyak perajin lokal menyuarakan ketidakpuasan mereka, menyoroti bahwa chappal Kolhapuri telah mendapatkan label Indikasi Geografis (GI) pada tahun 2019. Sebagai langkah untuk meredakan ketegangan, Prada sepakat untuk berkolaborasi dengan para perajin India.

Kolaborasi dengan Perajin India

Pada hari Selasa, 15 Juli 2025 tim dari Prada mengunjungi Kota Kolhapur untuk bertemu langsung dengan para pengrajin chappal Kolhapuri. Tim yang terdiri dari Paolo Tiveron, Daniele Contu, Andrea Pollastrelli, dan Roberto Pollastrelli ini menghabiskan waktu bersama para pengrajin untuk memahami seluk-beluk pembuatan sandal tradisional tersebut.

Kunjungan ini menandai langkah pertama Prada dalam menjalin kemitraan dengan perajin lokal setelah sebelumnya melakukan kolaborasi serupa di Peru, Jepang, dan Skotlandia. Dalam kunjungan tersebut, tim Prada diperkenalkan dengan berbagai macam alas kaki, termasuk chappal khusus 'dari mobil ke karpet', yang biasanya dikenakan pada acara-acara khusus.

Lalit Gandhi, presiden Kamar Dagang, Industri, dan Pertanian Maharashtra (MACCIA), menyambut baik inisiatif Prada. Ia menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan peluang besar bagi para perajin lokal untuk memperkenalkan chappal Kolhapuri ke pasar fashion internasional yang kompetitif.   

Prada Tertarik Detail Kerajinan

Prada berencana untuk membeli langsung dari para perajin, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan pengakuan global terhadap kerajinan tradisional ini. Bhupal Shete, seorang perajin berpengalaman dari Subhash Nagar, menyampaikan bahwa Prada sangat tertarik pada detail-detail kerajinan mereka, termasuk jenis kulit dan teknik pembuatan yang digunakan.

Prada berencana mengirim tim kedua untuk mencapai kesepakatan lebih lanjut dengan para perajin. Dengan langkah ini, Prada tidak hanya berusaha memperbaiki citranya setelah kontroversi.

Mereka juga memberikan penghargaan kepada warisan budaya India dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak kemitraan antara merek internasional dan perajin tradisional di seluruh dunia.

Sebelumnya melansir ABC, Kamis, 3 Juli 2025, para model berlenggak-lenggok dengan sandal kulit terbuka baru dari Prada. Namun, ribuan kilometer jauhnya di India, koleksi Prada di Milan Fashion Week Menswear Spring/Summer 2026 pada 22 Juni 2025 disambut dengan "ketidakpercayaan," karena desainnya dianggap mirip dengan alas kaki tradisional mereka. 

Ratusan Komentar Mengejek

Ratusan komentar mengejek ditinggalkan di unggahan media sosial tentang sandal merek mewah tersebut. Semuanya mengarah pada anggapan bahwa sandal tersebut terlihat "mencurigakan" karena menyerupai Kolhapuri, sandal buatan tangan India yang berasal dari Kolhapur, sebuah kota di negara bagian Maharashtra, India barat.

Di tengah kontroversi itu, Prada akhirnya bahwa desain sandal tersebut terinspirasi sandal India yang berusia berabad-abad. "Kami sangat menyadari pentingnya budaya kerajinan tangan India tersebut," kata mereka dalam sebuah pernyataan.   

Prada melanjutkan, "Perlu dicatat bahwa, untuk saat ini, seluruh koleksi masih dalam tahap awal pengembangan desain, dan tidak ada satu pun karya yang dipastikan akan diproduksi atau dikomersialkan." Merek mewah Italia itu mengklaim tetap "berkomitmen pada praktik desain yang bertanggung jawab, mendorong keterlibatan budaya, dan membuka dialog untuk pertukaran yang bermakna dengan komunitas perajin lokal India."

Profesor madya dalam desain dan pemasaran mode di Institut Desain MIT India, Arshiya Kapoor, menyebut bahwa tanggapan Prada hanya "di permukaan." "Itu tidak akan menguntungkan perajin atau komunitas yang kerajinannya digunakan," katanya pada ABC.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |