Liputan6.com, Jakarta - Peribahasa, "Air susu dibalas air tuba," pantas mendeskripsikan kejadian tidak mengenakkan yang dialami seorang turis Indonesia, Rawi Rasmi, saat berlibur ke Paris, Prancis, bulan ini. Insiden bermula ketika perempuan berusia 54 tahun tersebut melihat seorang gadis muda yang hamil berdiri di dalam Metro.
Merujuk unggahan daringnya, seperti dirangkum Mothership, Sabtu (19/7/2025), Rawi kemudian memberi tempat duduknya untuk perempuan itu. Namun ternyata, gadis itu merupakan bagian dari rencana komplotan pencopet untuk mengalihkan perhatiannya.
Mengingat maraknya pencopetan di Eropa, kecurigaan Rawi semakin menjadi-jadi saat ia mengamati gadis itu dan dua perempuan muda lain yang bersamanya. Ia kemudian memeriksa tasnya dan mendapati dompetnya hilang.
Saat para pelaku melarikan diri, Rawi segera mengejar ketiganya. Setelah membuntuti mereka menaiki tangga dan eskalator, perempuan Indonesia itu berhasil menangkap salah satu dari komplotan copet tersebut.
Terus Dipegangi
Rawi terus memegangi pakaian perempuan itu selama lebih dari satu jam, meski gadis tersebut berulang kali membantah terlibat. Akhirnya, gadis itu menyerah dan memanggil komplotannya untuk mengembalikan dompet tersebut. Polisi pun disiagakan, yang kemudian menangkap para pelaku.
Ini bukan kali pertama wisatawan Indonesia berhasil menangkap pencopet saat liburan di Eropa. Tahun lalu, seorang turis Indonesia menangkap copet yang sedang beraksi di jalanan Venesia, Italia. Di sebuah video online, ia tampak memegangi seorang perempuan diduga pencopet sambil berteriak dalam Bahasa Inggris, "Paspor! Paspor! Di mana teman Anda?"
Rekaman ini dibagikan salah satunya oleh akun Instagram @batanghelp, 29 Mei 2024. Tidak hanya satu, ada dua perempuan diduga pencopet di dalam video. Mereka terlihat tidak mencurigakan dengan memakai baju necis, bahkan menyampirkan tas rilisan rumah mode mewah.
Keduanya terlihat menutupi wajah dengan selendang saat orang-orang mengepung mereka di depan sebuah toko, menunggu petugas polisi sampai di lokasi kejadian. "Hati-hati kalo ke Eropa. Mereka (pencopet) banyak di lobi hotel, pakai jas dan tas branded. Kalo di kereta, (pencopet) biasanya anak anak yang berkelompok," begitu bunyi keterangan unggahan.
Masalah Mehanun
Di rekaman yang sama, wisatawan Indonesia itu terlihat mengeluhkan bahwa paspornya hilang. Karena diduga si pencopet tertangkap, dalam klip terdengar bahwa ia berhasil merebut kembali dompet dan paspornya. Video juga memperlihatkan turis Indonesia itu akhirnya membuat laporan resmi di kantor kepolisian setempat.
Aksi copet di sejumlah negara Eropa, khususnya yang menargetkan turis, sudah jadi berita utama dari waktu ke waktu. Studi baru menemukan bahwa beberapa tempat wisata paling populer di Eropa sayangnya memiliki statistik pencopetan terburuk di benua ini.
Penelitian oleh perusahaan asuransi perjalanan yang berbasis di Inggris, QuoteZone, mengamati proporsi penyebutan pencopetan dalam ulasan pengunjung di lima tempat wisata terbaik di masing-masing negara Eropa. Italia berada di posisi teratas, dengan proporsi tertinggi dibandingkan negara mana pun di benua ini, disusul Prancis dan Spanyol.
Di Italia, Roma jadi kota terburuk dalam hal laporan pencopet. Secara keseluruhan, QuoteZone menemukan bahwa ada 478 sebutan pencopetan untuk setiap satu juta pengunjung asal Inggris yang mengunjungi tempat-tempat wisata utama Italia.
Cerita Lainnya
Sementara cerita dua sebelumnya terbilang "beruntung," karena barangnya berhasil kembali, turis Indonesia sekeluarga baru-baru ini harus merelakan 10 koper mereka digondol maling di Roma, Italia. "Kami belum sempat check in hotel, kami meninggalkan 10 koper di dalam mobil di area parkiran depan gereja, sekitar satu jam kami mengunjungi gereja ketika kembali ke parkiran, mobil kami sudah dipecah kacanya," cerita Grace di akun Instagram-nya, 7 Juli 2025.
Mereka lalu melapor ke kepolisian setempat, tapi tidak digubris. "Jangankan mengunjungi tempat kejadian, pembuatan surat keterangan polisi juga memakan waktu bertele-tele," katanya dengan nada kecewa di video.
Karena semua koper dicuri, mereka terpaksa membeli kembali keperluan selama tiga minggu liburan di Eropa. Mengenai jumlah kerugian, Grace tidak bisa mengkalkulasinya, hanya menyebut kehilangan 10 koper yang terdiri dari koper besar dan kabin.
Grace sengaja menceritakan hal ini agar pengalamannya menjadi pelajaran untuk orang lain. Ia menyarankan agar mereka tidak memarkir kendaraan di tempat umum yang terbuka sehingga gampang dibobol maling.