Sepatu Slip-On Kolaborasi dengan Adidas Diduga Lakukan Perampasan Budaya, Desainer Willy Chavarria Minta Maaf

2 months ago 97

Liputan6.com, Jakarta - Derasnya kritik terhadap karya barunya mendorong desainer Willy Chavarria meminta maaf kepada masyarakat Oaxaca. Sepatu slip-on rancangannya bersama Adidas menuai kritik di dunnia maya, karena dinilai sebagai cultural appropriation atau perampasan budaya masyarakat adat Oaxaca, Meksiko. 

"Kepada masyarakat Oaxaca — saya ingin berbicara dari lubuk hati saya tentang sepatu slip-on Oaxaca yang saya ciptakan bersama Adidas," kata desainer Meksiko-Amerika tersebut dalam pernyataannya, dilansir dari WWD, Minggu (10/8/2025). 

Ditambahkan, "Tujuannya adalah untuk menghormati semangat budaya dan seni Oaxaca yang kuat dan komunitas kreatifnya — sebuah tempat yang keindahan dan ketahanannya telah menginspirasi saya saat."

Ia memahami betul bahwa 'Oaxaca' bukan hanya sekadar sebuah nama, melainkan budaya, masyarakat, dan sejarah yang terus hidup.  "Saya sangat menyesal bahwa sepatu ini mengandung apropriasi dalam desainnya, dan tidak dikembangkan dalam kemitraan langsung dan bermakna dengan komunitas Oaxaca," kata dia. 

Ia mengaku hal itu tak pantas diterima oleh komunitas tersebut. "Ini tidak mencerminkan rasa hormat dan pendekatan kolaboratif yang pantas diterima Oaxaca, komunitas Zapotec di Villa Hidalgo Yalalag, dan masyarakatnya. Saya tahu cinta tidak diberikan begitu saja — cinta diperoleh melalui tindakan. Hormat saya, Willy Chavarria," tulisnya di pengujung pernyataan.

Adidas Juga Minta Maaf

Tak hanya Willy Chavarria, pihak Adidas juga mengungah permintaan maaf. "Adidas mengakui dan menghargai kekayaan budaya masyarakat adat Meksiko dan makna warisan kerajinan mereka. 'Oaxaca Slip-On' terinspirasi oleh desain dari Oaxaca, yang berakar pada tradisi Villa Hidalgo Yalálag," kata pihak Adidas. 

Diteruskan, "Kami menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan menegaskan kembali komitmen kami untuk berkolaborasi dengan Yalálag dalam dialog yang saling menghormati dan menghargai warisan budaya mereka."

Sepatu yang diberi nama koleksi Oaxaca Slip-On diperkenalkan pada pekan lalu di Museum Seni Puerto Rico. Dalam momen perkenalan sepatu koleksi baru ini, Chavarria menyampaikan bahwa alas kaki ini terinspirasi oleh huarache. Ini adalah sandal klasik Meksiko yang telah melampaui beberapa generasi dan berkembang menjadi ciri khas gaya jalanan Chicano.

Oleh Chavarria, siluet klasik huarache kemudian dipadukan dengan anyaman kulit premium. Sepatu ini dirancang dengan gaya sneaker slip-on yang berujung terbuka. Dalam peragaannya, sepatunya dipadukan dengan kaus kaki putih panjang. 

Bukan Apropriasi Budaya yang Pertama

Juli lalu, kontroversi perampasan budaya juga menerpa Prada saat memeragakan koleksi mereka di Milan Fashion Week Menswear Spring/Summer 2026 pada 22 Juni 2025. Di runway pekan mode bergengsi itu, melansir ABC, Kamis, 3 Juli 2025, para model berlenggak-lenggok dengan sandal kulit terbuka baru dari Prada.

Namun, ribuan kilometer jauhnya di India, show itu disambut dengan "ketidakpercayaan," karena desainnya dianggap mirip dengan alas kaki tradisional mereka.  Ratusan komentar mengejek ditinggalkan di unggahan media sosial tentang sandal merek mewah tersebut. 

Semuanya mengarah pada anggapan bahwa sandal tersebut terlihat "mencurigakan" karena menyerupai Kolhapuri, sandal buatan tangan India yang berasal dari Kolhapur, sebuah kota di negara bagian Maharashtra, India barat. Di tengah kontroversi itu, Prada akhirnya mengakui bahwa desain sandal tersebut terinspirasi sandal India yang berusia berabad-abad. 

"Kami sangat menyadari pentingnya budaya kerajinan tangan India tersebut," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Siapa Willy Chavarria?

Sepatu Oaxaca adalah kolaborasi pertama Willy Chavarria dengan Adidas. Hal ini pertama kali diumumkan dalam peragaan busana musim semi 2025 di New York September 2024. Kolaborasi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya Chicano dari Chavarria. 

Willy Chavarria dikenal berkat desain-desainnya yang menjadi platform untuk menyoroti komunitas Latin. Pada Juli 2025, ia dinobatkan sebagai duta seniman untuk American Civil Liberties Union, di mana ia akan berfokus pada hak-hak imigran dan LGBTQIA+.

Chavarria juga termasuk dalam desainer yang menampilkan tren fesyen santai nan nyaman perlahan beralih melalui berbagai tren dan kiasan, dari quiet luxury menuju "kemewahan yang lebih bersemangat."

Ia mengatakan sebelum memamerkan koleksi Musim Gugur 2025-nya di Paris pada Januari 2025, "Semua orang bosan dengan mode yang apa adanya. Lini mode mewah mencari sesuatu yang membuat orang bersemangat."

Bulan lalu, setelah peragaan busana pria musim semi 2026 di Paris, Chavarria memancing kemarahan Presiden El Salvador, Nayib Bukele. Ini gara-gara ditampilkan model berlutut dengan kepala gundul dan mengenakan pakaian serba putih yang dinilai serupa foto-foto "Pusat Tahanan Terorisme" di negaranya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |