Memahami Diet Makrobiotik dari Jepang, Terinspirasi Konsep Yin dan Yang

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Dari sekian banyak konsep diet yang berkembang di masyarakat, diet makrobiotik mungkin belum terlalu familiar bagi banyak orang. Itu adalah konsep diet yang dipromosikan oleh penulis Jepang, George Ohsawa. Konsep ini terinspirasi dari konsep yin dan yang yang banyak dianut oleh orang Asia Timur.

Mengutip Japan Today, Sabtu, 9 Agustus 2025, menurut kepercayaan, segala sesuatu di alam terdiri dari energi yang digambarkan memiliki karakteristik yin dan yang dalam proporsi yang bervariasi. Dalam hal pola makan, makrobiotik melibatkan konsumsi beragam makan utuh yang seimbang secara energetik antara yin dan yang. 

Berdasarkan musim, cuaca panas dianggap sebagai 'yang', dan alam menawarkan makanan 'yin' seperti semangka untuk membantu kita menyejukkan diri dan tetap terhidrasi. Saat cuaca dingin dianggap sebagain 'yin', alam menyediakan sayuran akar 'yang' untuk membantu kita merasa hangat dan membumi. 

Intinya adalah metode konsumsi tersebut semestinya membawa 'keseimbangan' pada tubuh. Dengan begitu, meski orang Jepang mengonsumsi beragam makanan, berat badan mereka bisa tetap terjaga karena menjalankan konsumsi makanan secara seimbang.

Apa Saja Makanan Energi Yin dan Yang?

Makanan Yin

Energi Yin menggambarkan makanan yang tumbuh ke atas dan ke luar, seperti sayuran berdaun hijau, yang tumbuh ke arah atas, dan buah-buahan, yang tumbuh pada tanaman yang lebih tinggi seperti pohon. Energi Yin juga mewakili makanan yang membuat kita merasa bersemangat, sehingga termasuk gula rafinasi dan biji-bijian.

Ketika dikonsumsi secara seimbang, Anda akan merasa terjaga, siaga, dan ringan di tubuh Anda. Jika berlebihan, Anda akan merasakan sensasi "melayang" yang diikuti oleh sensasi "jatuh".

Makanan Yang

Energi Yang melambangkan kebalikannya, yakni makanan yang mengandung energi sentripetal yang bergerak ke dalam dan ke bawah. Anda dapat melihat hal ini secara visual pada makanan seperti sayuran akar, yang tumbuh ke dalam tanah dan meruncing ke arah ujung (misalnya, wortel, lobak, dll.).

Produk hewani juga dianggap sebagai Yang karena merupakan konsentrasi nutrisi yang dikonsumsi oleh hewan. Ketika Anda mengonsumsi makanan dengan lebih banyak sifat Yang, Anda akan merasa hangat dan rileks. Jika berlebihan, Anda dapat dengan mudah merasa lesu.

Makanan Makrobiotik Paling Seimbang

Dengan mengonsumsi makanan yang dianggap yin dan yang, Anda memberi tubuh Anda beragam nutrisi sekaligus memenuhi kebutuhannya selama musim tersebut. Biji-bijian utuh, khususnya beras merah dianggap sebagai makanan yang paling seimbang energinya dalam makrobiotik, sehingga dianggap sebagai titik awal paling penting dalam makanan makrobiotik.

Selain nasi merah, makanan makrobiotik pada umumnya terdiri dari makanan lain yang cukup seimbang seperti sayuran berdaun hijau, sayuran bulat (seperti labu, kubis, dan lainnya), sayuran umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Cara terbaik untuk membayangkan makanan makrobiotik adalah dengan membayangkan teishoku Jepang yang merupakan makanan utuh. Makanan ini terdiri dari sedikit bahan untuk menyeimbangkan energi, rasa, nutrisi, musim, dan penampilan.

Diet makrobiotik tidak sepenuhnya vegetarian, meskipun banyak yang mengikutinya memilih untuk mengonsumsi sebagian besar makanan nabati. Produk hewani umumnya dianggap lebih sulit dicerna dan dianggap memberi tekanan ekstra pada sistem pencernaan. Idenya adalah dengan meminimalkan tekanan ini, tubuh Anda dapat fokus memulihkan dan menjaga kesehatan pencernaan.

Tempe Direkomendasikan

Meskipun demikian, beberapa praktisi makrobiotik tetap memasukkan sedikit ikan atau makanan laut ke dalam pola makan mereka. Pada akhirnya, tujuan dari pola makan makrobiotik adalah keseimbangan energi, jadi ketika protein hewani dikonsumsi (makanan yang lebih "yang"), biasanya diimbangi dengan makanan "yin" seperti sayuran.

Bahan-bahan terpenting yang bisa Anda gunakan sebagai permulaan dalam makrobiotik adalah beras merah, sup miso, dan sayuran musiman. Secara teknis, karena makrobiotik didasarkan pada makanan utuh dan gaya hidup alami, Anda bisa mengonsumsi makrobiotik hanya dengan membeli produk organik. Namun, ada bahan yang ditemukan dalam masakan makrobiotik yang unik untuk konsep ini.

Salah satunya adalah tempe, balok kacang fermentasi yang sangat baik untuk dipanggang. Tempe memiliki semua manfaat nutrisi natto tetapi tanpa konsistensi yang bau dan berlendir. Tempe sangat populer bagi pemula yang ingin mencoba makrobiotik tetapi ragu untuk berhenti mengonsumsi produk hewani.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |