Kunci Bumbu Garang Asem Ayam Kuah Bening, Perpaduan Rasa Asam, Pedas, dan Segar

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Garang asem adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang masih bertahan hingga kini, terutama di Jawa Tengah. Hidangan ini terkenal dengan kuah beningnya yang menyegarkan, perpaduan rasa asam dari belimbing wuluh atau tomat, serta sentuhan pedas dari cabai rawit. Bagi sebagian orang, garang asem bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari warisan budaya kuliner yang sarat nilai kebersamaan karena kerap disajikan dalam momen keluarga.

Secara etimologis, nama garang berarti berani atau pedas, sementara asem merujuk pada rasa asam yang menjadi ciri khas. Perpaduan keduanya menciptakan sensasi rasa unik yang menggugah selera. Tidak heran jika garang asem dianggap sebagai salah satu hidangan ayam berkuah paling khas di Indonesia.

Hidangan ini biasanya diolah dengan cara unik, yaitu membungkus ayam berbumbu dalam daun pisang sebelum dikukus. Cara ini membuat aroma rempah semakin harum sekaligus menjaga kelembutan daging ayam. Tidak hanya itu, penggunaan bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, dan kencur membuat kuahnya terasa hangat dan menyegarkan. Berikut ulasan Liputan6.com tentang bumbu garang asem ayam kuah bening, Jumat (19/9/2025).

Bumbu Garang Asem Ayam Kuah Bening Menurut Literatur Kuliner

Dalam buku Hidangan Ayam dan Daging Bumbu Tradisional Indonesia (2013) karya Nursaadah yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, garang asem dijelaskan sebagai salah satu olahan ayam yang sederhana namun kaya cita rasa. Buku ini menekankan bahwa kunci kelezatan hidangan terletak pada bumbu garang asem ayam kuah bening yang berpadu harmonis.

Berikut bumbu dan bahan utama garang asem ayam kuah bening yang dirujuk dari buku tersebut:

Bahan utama

  • 300 gr daging ayam, potong-potong
  • 2 buah cabai hijau, iris serong
  • 8 buah cabai rawit merah utuh
  • 1 batang daun bawang, iris tipis
  • 3 buah tomat, potong-potong
  • 4 lembar daun salam
  • 1 batang serai, ambil bagian putihnya, iris-iris
  • 1 cm lengkuas, iris-iris
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt gula pasir
  • Daun pisang untuk membungkus

Bumbu halus

  • 6 butir bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • 3 butir kemiri, disangrai atau dibakar
  • 1 1/2 cm kencur
  • 1 cm jahe
  • 1/2 sdt ketumbar

Bumbu-bumbu tersebut bukan hanya sekadar penambah rasa, tetapi juga memiliki fungsi khas dalam masakan tradisional. Misalnya, kencur memberi aroma khas sekaligus memperkuat kesan segar, jahe memberi efek hangat, dan ketumbar menambah kedalaman rasa.

Filosofi Rasa: Asam, Pedas, dan Gurih

Dalam tradisi kuliner Jawa Tengah, setiap rasa memiliki makna simbolis. Rasa asam pada garang asem, biasanya berasal dari tomat atau belimbing wuluh, mencerminkan kesegaran dan keseimbangan. Sementara itu, rasa pedas yang dihadirkan cabai rawit melambangkan keberanian, sejalan dengan makna kata garang. Ditambah gurihnya ayam yang dikukus bersama rempah, menjadikan hidangan ini tidak hanya nikmat tetapi juga sarat filosofi.

Hal ini sejalan dengan ulasan kuliner yang menggambarkan garang asem sebagai aromatic symphony. Artinya, setiap bahan membentuk harmoni rasa: segar, pedas, gurih, dan asam, yang mencerminkan kekayaan warisan kuliner Indonesia.

Proses Memasak: Mengedepankan Kesabaran

Cara memasak garang asem ayam kuah bening relatif sederhana, tetapi membutuhkan kesabaran. Semua bahan dan bumbu dicampur, kemudian dibungkus daun pisang seperti membuat tum. Bungkus ini disematkan dengan lidi, lalu dikukus selama kurang lebih 1,5 jam. Proses pengukusan ini penting karena membuat daging ayam menjadi empuk dan bumbu meresap sempurna.

Selain itu, penggunaan daun pisang memberi aroma alami yang khas. Daun pisang juga berfungsi sebagai pelapis yang menjaga kelembapan daging selama proses memasak. Dengan teknik ini, kuah bening yang keluar dari bumbu akan terasa lebih segar dan beraroma harum alami.

Keunikan Garang Asem Dibanding Hidangan Ayam Lain

Jika dibandingkan dengan olahan ayam bersantan seperti opor atau gulai, garang asem ayam kuah bening lebih ringan dan cocok disantap kapan saja. Kuahnya tidak membuat enek, justru menyegarkan dan bisa menjadi pilihan ketika cuaca panas maupun saat sedang tidak enak badan.

Keunikan lainnya adalah fleksibilitas bahan. Meski resep klasik menggunakan ayam, banyak rumah tangga yang memodifikasi dengan menambahkan sayuran seperti terong, kacang panjang, atau mengganti protein dengan ikan, tempe, maupun tahu. Hal ini membuktikan bahwa garang asem adalah kuliner adaptif yang bisa menyesuaikan dengan selera maupun ketersediaan bahan.

Garang Asem dalam Tradisi dan Budaya

Garang asem bukan sekadar makanan rumahan, melainkan juga simbol kebersamaan. Di beberapa daerah Jawa Tengah, hidangan ini kerap disajikan saat hajatan keluarga atau acara adat. Proses memasaknya yang melibatkan banyak orang—dari menyiapkan bahan, membungkus dengan daun pisang, hingga mengukus—menciptakan suasana gotong royong yang lekat dengan budaya Jawa.

Lebih dari itu, garang asem adalah bukti bagaimana kuliner dapat merepresentasikan identitas budaya. Dari namanya yang tegas hingga rasanya yang segar, garang asem menegaskan bahwa masakan tradisional Indonesia sarat makna dan layak diwariskan lintas generasi.

FAQ Seputar Garang Asem

1. Apakah garang asem selalu menggunakan ayam?

Tidak selalu. Meskipun versi populer menggunakan ayam, garang asem juga bisa dibuat dengan daging sapi, ikan, atau bahkan versi vegetarian dengan tempe dan tahu.

2. Apa perbedaan garang asem kuah bening dan kuah santan?

Garang asem kuah bening lebih ringan dan segar karena tidak menggunakan santan, sementara versi santan menghasilkan rasa lebih gurih dan kental.

3. Apakah garang asem cocok untuk orang yang sedang diet?

Ya, karena kuah beningnya rendah lemak dan kaya sayuran serta rempah alami, sehingga lebih sehat dibandingkan hidangan bersantan.

4. Mengapa garang asem dibungkus dengan daun pisang?

Selain memberi aroma khas, daun pisang berfungsi menjaga kelembapan ayam saat dikukus sehingga daging tetap empuk dan bumbu meresap sempurna.

5. Apakah garang asem pedas?

Tingkat kepedasan bisa disesuaikan. Secara tradisional, garang asem memang menggunakan cabai rawit sehingga memberi rasa pedas yang khas.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |