Tren Pernikahan 2026 Mengarah ke Concius Luxury, Bali Masih Jadi Destinasi Favorit Global

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun, banyak proyeksi yang dirilis terkait tren di masa depan, tak terkecuali dengan tren pernikahan 2026. Concious luxury dinilai akan mendominasi tren pernikahan di tahun depan. Apakah itu?

"Tren pernikahan 2026 didorong oleh kemewahan yang bertanggung jawab, concious luxury, dan ekspresi personal yang mendalam," kata Alban Kibarer, pengusaha asal Prancis dan pendiri K Club Ubud, dalam wawancara tertulis pada Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 3 Desember 2025.

Ada sejumlah elemen yang diuraikannya terkait tren pernikahan tersebut. Pertama, pernikahan intim dan personal dengan pasangan cenderung mengurangi jumlah tamu, fokus pada kualitas interaksi dan pengalaman tamu yang unik.

"Pernikahan di bawah 150 orang kini menjadi pilihan utama untuk segmen high-end," kata Kibarer.

Selanjutnya adalah perayaan yang bertanggung jawab yang didorong kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Menurut Kibarer, calon pengantin akan memilih vendor lokal, mengurangi limbah dengan menggunakan zero-waste catering, dan menggunakan dekorasi yang berdampak lingkungan minimal.

"Permintaan untuk wedding weekend, perayaan dua hingga tiga hari, meningkat untuk memaksimalkan waktu kebersamaan dengan tamu dan bisa menjadi acara mini-holiday untuk seluruh keluarga dan teman," imbuhnya.

Sejauh ini, ia meyakini Bali masih menjadi tujuan pernikahan para calon pengantin, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga di pasar global. Indikasinya terlihat dari kesiapan infrastruktur dan diversitas pengalaman yang ditawarkan Pulau Dewata dan membuat kebutuhan perayaan pernikahan di Bali tidak pernah surut.

Kelebihan Bali Sebagai Destinasi Pernikahan Global

Kibarer menyatakan bahwa Bali mampu mengakomodasi segala jenis acara, dari gala dinner ribuan tamu hingga upacara privat. Hal itu didukung oleh tim vendor yang berpengalaman multikultural, memberikan jaminan kualitas acara kelas dunia.

Bali juga disukai lantaran menyediakan one-stop solution alias menawarkan paket lengkap pernikahan, dari venue pernikahan, fasilitas bulan madu, hingga akomodasi. Salah satunya fasilitas baru di K Club yang dikelolanya, yakni Kraton Chapel untuk wedding venue dengan pemandangan hutan.

Tempat itu bisa mengakomodasi sekitar 120 tamu dengan dukungan akomodasi 30 unit private pool villa (dengan pilihan dua kamar tidur sampai lima kamar tidur) dan 11 unit tenda mewah untuk honeymooners. Tersedia pula Restoran Akar dan Kabana dan juga Mekar SPA untuk relaksasi.

Bahkan, pihaknya menawarkan paket Magical Jungle Proposal untuk melamar pasangannya dengan harga Rp33,9 juta, belum termasuk pajak. Pihaknya akan mendekorasi Infinity Pool Tent KANVA Ubud sebagai tempat pernyataan cinta dan pasangan bisa menginap dua malam.

Antisipasi Biaya Pernikahan Tak Terduga

Untuk mendapatkan momen sempurna pada hari H, calon pengantin harus menyiapkan bujet secermat mungkin. Kibarer menerangkan rata-rata pengeluaran pasangan di Bali, katering akan selalu menjadi pos terbesar (40--50 persen dari bujet total. Kemudian, 30--40 persen untuk venue dan dekorasi, sudah mencakup sewa lokasi, fasilitas dasar, dekorasi dan pencahayaan. 

"Mencakup pencahayaan profesional (lighting) sangat krusial untuk menciptakan suasana pernikahan," ujarnya.

Selain pos-pos pengeluaran umum, seperti biaya pesan tempat pernikahan, katering, dekorasi, dokumentasi, hingga busana, ada pos lain yang juga harus disiapkan, yakni dana cadangan. "Pada umumnya, calon pengantin wajib mengalokasikan dana cadangan 5--10 persen dari total anggaran," kata dia.

Dana itu biasanya digunakan untuk biaya izin vendor (vendor fee). Itu adalah biaya administrasi jika pasangan memilih vendor di luar daftar mitra venue. Hal itu perlu dikonfirmasi di awal untuk menghindari kesalahpahaman.

Kemudian, untuk biaya lembur. "Jika durasi resepsi melebihi batas waktu yang disepakati, akan ada biaya lembur yang dikenakan kepada venue dan tim vendor lain," ujarnya.

Pengolahan Limbah Pasca-pernikahan

Dana cadangan juga untuk membayar pajak dan layanan tambahan. "Pastikan semua penawaran harga sudah mencakup pajak dan service charge sebesar 21 persen," ujarnya.

Selanjutnya, merespons tren pernikahan yang lebih berkesadaran lingkungan, Kibarer telah menerapkan sejumlah strategi. Pertama dengan pengurangan limbah makanan. 

"Chef kami fokus pada optimalisasi menu. Persiapan hidangan pernikahan disesuaikan secara cermat dengan jumlah tamu, kombinasi menu dan minuman, serta waktu penyajian yang tepat. Strategi ini sangat efektif untuk meminimalkan sisa makanan yang terhidang," katanya.

Berikutnya dengan pengolahan dan daur ulang organik. Untuk limbah organik seperti sisa makanan dan bunga dekorasi), pihaknya tidak hanya mengolahnya menjadi kompos, tetapi juga menjalankan program menggunakan maggot (Black Soldier Fly).

"Hasil dari pengolahan maggot ini kemudian digunakan sebagai pupuk dan makanan ternak, yang kami salurkan kepada petani lokal. Kami bekerja sama dengan vendor dan komunitas lokal sebagai bagian dari program dukungan lingkungan berkelanjutan," sambungnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |