Pengaruh K-Beauty Masih Menancap di Pasar Indonesia, Produk untuk Kulit Sensitif Kian Dicari

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah perkembangan industri kosmetik lokal, produk-produk kecantikan asal Korea Selatan (K-beauty) nyatanya masih mendominasi. Itu pula yang melatari Sociolla menggelar K-Beautyland di Jakarta, beberapa waktu lalu. Total 45 jenama kosmetik Korea dihadirkan, mewakili produk paling banyak diminati dengan penjualan tertinggi di platform tersebut selama setahun terakhir.

Dari sederet produk yang ditawarkan, ada satu benang merah dari sederet produk, yakni menampilkan produk untuk kulit sensitif. Hal itu sejalan dengan temuan SOCO Insight Factory (SIF) yang dirilis pada pertengahan 2025. Berdasarkan riset tersebut, satu dari empat pengguna produk perawatan kulit kini diidentifikasi memiliki kulit sensitif.

"Berdasarkan data dari SIF, beauty enthusiast Indonesia kini banyak mencari produk dengan formula lembut untuk kulit sensitif, bahan alami yang menenangkan (soothing dan hydrating), serta inovasi sains yang efektif dan aman digunakan sehari-hari," kata Ghea Yantra, SVP Marketing Operations Sociol Bella Indonesia (Event & Marketing) dalam wawancara tertulis dengan Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Produk-produk untuk kulit sensitif tersebut juga punya beragam fokus, mulai dari perawatan skin barrier, hidrasi, hingga tampilan bercahaya yang natural khas K-Beauty.

"Tren kecantikan di Korea sendiri terus berkembang dan melalui K-Beautyland, kami ingin membawa tren tersebut lebih dekat ke konsumen Indonesia lewat pilihan produk skincare dan makeup yang mencerminkan esensi K-Beauty," imbuh Ghea.

Ghea menyatakan perkembangan pasar kosmetik dan perawatan kulit di Indonesia juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang makin kritis. Mereka, sambung dia, lebih pintar dan sadar akan kandungan produk sehingga semakin kritis dalam memilih apa yang diaplikasikan ke kulit.

"Mereka kini cenderung memilih produk dengan bahan alami yang dipercaya memberikan hasil efektif namun ringan di kulit, sehingga tren K-Beauty dengan natural ingredients sangat relevan dan diminati oleh beauty enthusiast di Indonesia," imbuhnya.

Merujuk pada SIF 2025, preferensi itu tak terlepas dari kondisi kulit konsumen yang semakin banyak yang teridentifikasi sensitif. Maka itu, merek dermatologis yang secara khusus menargetkan kulit sensitif juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 20 persen.

Ke depan, menurut riset tersebut, konsumen menuntut lebih, yakni hasil yang instan. "Misalnya, kulit kering mungkin membutuhkan pelembapan intensif, sementara kulit berjerawat membutuhkan produk yang mengurangi peradangan dan memperbaiki lapisan pelindung kulit," bunyi riset tersebut.

Ghea juga mengungkapkan bahwa produk-produk K-Beauty yang paling diminati konsumen Indonesia saat ini didominasi kategori skincare dan makeup. Berdasarkan data internal SOCO, produk perawatan wajah dengan pertumbuhan tertinggi di antara jenama Korea adalah face serum, sunscreen, dan sabun cuci muka.

"Sementara di kategori makeup, produk yang paling banyak diminati adalah lipstik, cushion, dan maskara, yang identik dengan tampilan natural dan effortless khas kecantikan Korea," imbuhnya.

Berdasarkan temuan tersebut, pihaknya akan terus menjembatani antara brand dan konsumen lewat berbagai kampanye yang diluncurkan. "Ke depan, sesuai dengan komitmen kami akan terus menghadirkan inovasi dan tren kecantikan masa kini, dengan memanfaatkan data dan insight dari SOCO Insight Factory untuk memastikan setiap inisiatif kami benar-benar menjawab kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia," pungkasnya.

Paparan SIF tak beda jauh dari yang dilaporkan Elle. Dikutip Rabu, 19 November 2025, konsumen kini beralih ke produk yang telah teruji, dikembangkan dokter kulit, dan berfokus pada perbaikan kulit yang nyata.

Caroline Choi, pendiri merek K-Beauty Mizz Korea, menggambarkan arah baru ini sebagai gelombang "minimalisme cerdas". Ini bukan sekadar menyederhanakan rutinitas, tetapi meningkatkan kualitas setiap langkah yang diambil.

Konsumen dapat mengharapkan penekanan pada bahan-bahan baru dan teknologi tekstur yang transformatif, dengan produk dapat berubah bentuk saat digunakan. Format yang menyenangkan seperti jelly nails juga diprediksi akan populer. Fokus utamanya adalah perawatan kulit yang mewah, multitasking, dan sangat intuitif, menggantikan kebiasaan lama yang membingungkan dan melelahkan.

Sejalan dengan minimalisme ini, kategori perawatan kulit yang dirancang untuk memperkuat, memulihkan, dan menjaga skin barrier akan terus tumbuh. Tujuannya bukan untuk membebani kulit dengan terlalu banyak bahan aktif yang keras, melainkan mendukung kesehatannya secara mendasar.