Liputan6.com, Jakarta - Memanfaatkan pengaruh global Labubu, UNIQLO berkolaborasi dengan Pop Mart merilis koleksi kaus UT yang menghadirkan karakter ikonis dari seri The Monster. Koleksi itu akan mulai dirilis di Indonesia awal pekan depan.
UT merupakan lini T-shirt grafis yang kerap berkolaborasi dengan berbagai seniman, brand, serta ikon budaya pop. Koleksi kolaborasi pertama dengan Pop Mart ini membawa keceriaan sekelompok peri kecil yang menjadikan hutan Nordik sebagai rumah mereka.
Dalam kolaborasi eksklusif tersebut, karakter-karakter karya seniman Kasing Lung, termasuk Labubu, Zimomo, Tycoco, dan Spooky, dihadirkan pada lini kaus grafis UT. Dengan detail ilustrasi penuh warna ceria, koleksi ini menghidupkan karakter favorit publik jadi fashion item yang bisa dipakai dan dikoleksi.
"Dengan menghadirkan karakter ikonis Labubu melalui kolaborasi bersama Pop Mart, kami ingin memberi kesempatan bagi pelanggan untuk membawa karakter favorit mereka ke dalam gaya hidup sehari-hari," ujar Lisqia Lalantika, Marketing Manager UNIQLO Indonesia, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 15 September 2025,
Harga Koleksi The Monster
Koleksi The Monster hadir dalam berbagai palet warna, meliputi hitam, putih, abu-abu, dan pink. Desainnya beragam, mulai dari logo 'The Monsterland' yang penuh warna, grafis karakter di bagian belakang, hingga ilustrasi Labubu dan kawan-kawan bertulisan 'We Are The Monsters.' Koleksi ini juga menghadirkan T-shirt pink dengan karakter favorit Labubu.
Melalui koleksi ini, UNIQLO membawa dunia unik dari designer art toys ke dalam fesyen yang berharga terjangkau, mulai dari Rp149 ribu hingga Rp199 ribu. Sebagai penawaran khusus, setiap pembelian dua UT POP MART 'THE MONSTERS' (wanita/anak) dalam satu struk akan langsung mendapatkan satu set stiker dan satu shopping bag eksklusif. Promo ini berlaku kelipatan dan hanya tersedia selama persediaan masih ada.
Ludes dalam Hitungan Menit
Sebelumnya, Pop Mart meluncurkan Labubu mini terbaru yang terjual habis hampir seketika di pasar domestik dan pasar-pasar utama di luar negeri. Hal ini menunjukkan antusiasme konsumen terhadap boneka mewah bertelinga kelinci itu belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Mengutip Bloomberg, 30 Agustus 2025, mainan-mainan tersebut ludes dalam hitungan menit setelah dirilis di pasar-pasar utama Pop Mart, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Di China, semua stok yang tersedia ludes hampir seketika setelah penjualan daring dibuka pukul 22.00, waktu setempat, Kamis, 28 Agustus 2025.
Richard Lin, analis di SPDB International Holdings Ltd. mengatakan, "Popularitas seri baru ini menunjukkan bahwa antusiasme konsumen terhadap Labubu tetap kuat." Saham Pop Mart ditutup turun 0,6 persen pada Jumat, 29 Agustus 2025, setelah berfluktuasi.
Kekayaan Perusahaan Pemilik Pop Mart Merosot
Sementara itu, Forbes melaporkan bahwa kekayaan bersih Wang Ning, pendiri perusahaan mainan Tiongkok Pop Mart International Group, menurun hampir 6 miliar dolar AS dalam waktu kurang dari sebulan. Itu dipicu penurunan daya pikat edisi terbaru dari seri boneka Labubu milik perusahaan tersebut di Tiongkok daratan.
Ketua dan CEO berusia 38 tahun ini kini memiliki kekayaan bersih sebesar 21,6 miliar dolar AS, menurut perkiraan Forbes. Meski sangat besar, jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada 27,5 miliar dolar AS yang dimiliki konglomerat muda tersebut pada akhir Agustus 2025.
Posisinya kini berada di peringkat 14, di bawah Jack Ma yang kini di ranking ke-7. Perubahan peringkat ini terjadi karena saham Pop Mart yang terdaftar di bursa saham Hong Kong telah turun lebih dari 20 persen sejak perusahaan merilis seri Labubu 4.0 pada 28 Agustus 2025.