ICI 2025, Mengulik Tren Bahan Baku Kosmetik yang Tidak Sekadar Efektif

2 weeks ago 39

Liputan6.com, Jakarta - Diinisiasi Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI), Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) ke-14 berlangsung dengan tema "Beauty, Innovation, and Technology for the Future Trends." Pameran ini terselenggara di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 14─16 Mei 2025.

Ketua Umum PERKOSMI, Sancoyo Antarikso, mengatakan bahwa tema itu dipilih, karena selama ini, produk kecantikan jadi motor perkembangan sektor kosmetik. "Kosmetik itu sebetulnya ada dua bagian, beauty and personal care," katanya usai acara pembukaan ICI 2025 di Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Secara keseluruhan, menurut dia, potensi bisnis kosmetik, terutama seputar produk kecantikan, masih "sangat besar." Pasalnya, produk kecantikan bisa menyasar semua umur, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Terkait tren bahan baku produk kosmetik, Sancoyo menjawab, "Sustainability natural akan terus jadi lighthouse." Artinya, pemanfaatan bahan-bahan produk kosmetik akan memenuhi kebutuhan pasar tanpa mengorbankan lingkungan, atau setidaknya meminimalkan dampaknya.

Praktiknya melibatkan penyeimbangan pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keadilan sosial demi memastikan sumber daya tetap tersedia untuk jangka panjang.

Produk Affordable Premium

Menurut Sancoyo, pelanggan sekarang, terutama di sektor kecantikan, sudah sangat pintar memilih produk perawatan harian mereka. "Makanya kami menyelenggaraan ICI, yang tahun ini juga akan berlangsung di Surabaya, untuk terus mendorong kerja sama antar-brand dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang makin cerdas."

Di ICI, kata dia, para pelaku sektor industri kosmetik bisa terpapar teknologi-teknologi terbaru yang bisa membantu mereka mengembangkan produk yang relevan dengan tuntutan market. Salah satu upaya relevansi yang dilakukan merek kosmetik, kata Sancoyo, adalah menghadirkan lini produk affordable premium.

"Itu merupakan produk-produk premium per se, tapi bisa didapatkan dengan baik (lebih ramah di kantong)," imbuhnya. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan, pertama, merilis produk dalam kemasan lebih kecil.

Kemudian, ada juga produk-produk dasar dengan tambahan bahan yang sedang tren. "Konsumen Indonesia itu pintar, mereka terus explore, sehingga sangat aware terhadap ingredients di dalam produk yang mereka mau beli," ujarnya.

Bahan Baku Impor vs Lokal

Terkait presentase bahan lokal vs impor dalam produk kosmetik, Sancoyo menjawab, itu tergantung jenis produk. Tapi, "sebagian produk kosmetik itu bahan-bahannya masih impor," sebut dia. "Rata-rata antara 60 sampai 80 persen (bahan baku impor)," ungkapnya.

Secara ketersediaan bahan baku kosmetik, terutama yang berbasis alam, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menyebut Indonesia sebenarnya tidak kekurangan. "Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya produk kosmetik," katanya di kesempatan yang sama.

"Kosmetik kini telah jadi kebutuhan sehari-hari yang digunakan, mulai dari generasi muda hingga orang dewasa, baik pria maupun wanita. Menyadari potensi industri kosmetik Indonesia, kami dari BPOM bertugas memastikan produk kosmetik yang digunakan oleh masyarakat aman, khasiatnya sesuai klaim, dan berkualitas bagus," ia menambahkan.

Pasar kecantikan dan perawatan diri di Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan signifikan. Berdasarkan data Statista pada Februari 2025, pasar ini diproyeksi bernilai 9,74 miliar dolar AS, atau setara Rp158 triliun, tahun ini.

ICI 2025

Tahun ini, ICI diselenggarakan dalam skala lebih besar, diikuti 122 perusahaan, baik dalam maupun luar negeri, yang menampilkan 554 stan pameran. ICI 2025 juga menyediakan stan tidak berbayar bagi 14 instansi pemerintah dan universitas, serta menampilkan 24 produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mewakili berbagai Pengurus Daerah PERKOSMI.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ICI 2025 juga menghadirkan Zona Inovasi yang menampilkan berbagai bahan baku terkini, termasuk bahan baku yang telah berhasil diekspor ke pasar internasional. Zona ini diikuti 10 perusahaan produsen bahan baku natural dan 44 perusahaan distributor.

Selain itu, Lab Formulasi juga disediakan untuk sejumlah pemasok bahan baku guna mendemonstrasikan secara langsung formulasi kosmetik pada pengunjung pameran yang terdaftar. Pengunjung juga dapat menghadiri 26 sesi seminar yang membahas berbagai tren terkini dalam industri kosmetik, perawatan kulit, perawatan rambut, pembaruan regulasi, dan formulasi ramah lingkungan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |