Finalis MasterChef Meksiko Meninggal Dunia karena Kecelakaan Tragis

1 month ago 41

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari Meksiko. Yanin Campos, influencer dan mantan kontestan MasterChef Meksiko, meninggal dunia pada Minggu, 4 Agustus 2025 di usia 38 tahun. Dua hari sebelumnya, ia mengalami kecelakaan mobil di Chihuahua, kampung halamannya.

Menurut laporan media lokal, sekitar pukul 06.30 pagi, SUV yang dikendarainya melaju tak terkendali dan menabrak kendaraan yang sedang diparkir. Belum diketahui apakah Yanin mengemudi dalam keadaan lelah atau ada faktor teknis lain yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Pihak berwenang saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Yanin sempat dilarikan ke Rumah Sakit del Parque. Meskipun mendapatkan perawatan medis, luka-lukanya terlalu parah dan ia meninggal dunia pada Senin pagi, 5 Agustus 2025. Kakaknya, Raul Campos, mengumumkan kabar tersebut melalui Facebook. Keluarga langsung mengumumkan kabar duka melalui media sosial, dan jenazahnya disemayamkan di rumah duka lokal untuk prosesi perpisahan.

Yanin dikenal luas lewat MasterChef Meksiko 2018 dan aktif sebagai kreator konten di TikTok. Kepergiannya mengejutkan banyak pihak dan meninggalkan duka mendalam di kalangan penggemar, rekan sesama kontestan, dan komunitas digital yang mengikutinya.

Karier di MasterChef dan Popularitasnya

Penggemar bereaksi atas kepergian Yanin Campos. Di TikTok, unggahan terakhirnya dipenuhi komentar sedih dan ucapan duka. Banyak yang merasa kehilangan, menyebut Yanin sebagai inspirasi yang tulus. Beberapa pengikut bahkan mengaku sulit menerima kenyataan bahwa ia telah tiada. "Seperti kehilangan teman sendiri," tulis salah satu komentar.

Yanin Campos mulai dikenal publik luas setelah mengikuti MasterChef Meksiko pada 2018. Ajang itumenjadi titik balik penting dalam hidupnya, membuka pintu ke dunia media digital dan menjadikannya figur inspiratif di kancah kuliner Meksiko.

Ia tampil memukau dengan kreativitas dalam mengolah hidangan khas Meksiko dan berhasil finis di posisi keenam. Meski tidak keluar sebagai pemenang utama, Yanin mencuri perhatian pemirsa dengan gaya memasaknya yang unik dan pembawaannya yang bersahaja.

Tahun berikutnya, ia kembali diundang ke ajang MasterChef: La Revancha, yang mempertemukan mantan kontestan terbaik dari berbagai musim. Di kompetisi ini, Yanin kembali membuktikan kemampuannya, menghadapi lawan-lawan tangguh yang dulu pernah ia temui. Meski tidak keluar sebagai juara, kembalinya ia ke layar kaca menjadi bukti kuat bahwa ia memiliki tempat istimewa di hati para penggemar dan juri.

Kasus Pembunuhan oleh Masterchef Malaysia

Beda lagi dengan kasus yang melibatkan seorang mantan finalis MasterChef Malaysia. Ia dan mantan suaminya membunuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja untuk mereka.

Laporan The Star yang dikutip Jumat, 27 Juni 2025, menyebut keduanya masing-masing dijatuhi hukuman 34 tahun penjara atas pembunuhan pekerja rumah tangga mereka yang berasal dari Indonesia di sebuah kondominium di Penampang pada 2021. Pengadilan Tinggi Malaysia memutuskan Etiqah Siti Noorashikeen Sulang (37) dan kontraktor Mohammad Ambree Yunos (44), bersalah atas pembunuhan Nur Afiyah Daeng Damin (28) antara 8--11 Desember 2021, di kediaman mereka di Amber Tower.

Hakim Lim Hock Leng memerintahkan hukuman penjara segera dimulai. Ambree juga dijatuhi hukuman 12 kali cambukan, sementara Etiqah dibebaskan karena jenis kelaminnya.

Pengadilan memutuskan bahwa pasangan tersebut telah bertindak dengan niat yang sama, dengan bukti yang menunjukkan korban telah menderita luka fatal yang sengaja dilakukan oleh kedua terdakwa.

Hukuman untuk Masterchef Malaysia dan Suaminya

"Pihak pembela gagal untuk mengajukan keraguan yang wajar," kata Lim dalam putusannya, seraya menambahkan bahwa jaksa penuntut berhasil membuktikan bahwa cedera yang dialami korban disengaja dan disebabkan oleh bersama-sama.

Keduanya didakwa berdasarkan Pasal 302 KUHP, yang mengancam hukuman mati atau penjara 30 hingga 40 tahun dan tidak kurang dari 12 kali cambukan, jika terbukti bersalah. Wakil Jaksa Penuntut Umum Dacia Jane Romanus telah mendesak pengadilan untuk menjatuhkan hukuman maksimal, dengan mengatakan bahwa kebrutalan kasus tersebut telah mengejutkan negara.

"Almarhum adalah seorang wanita muda yang meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja secara jujur ​​di tengah pandemi, tetapi akhirnya kehilangan nyawanya di tempat kerjanya," kata Dacia.

Ia juga mengatakan kepada pengadilan bahwa pembantunya mengalami penganiayaan setiap hari dan ditolak hak-hak dasarnya, termasuk upah yang belum dibayar dan hak untuk kembali ke rumah.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |