Festival Teater Indonesia 2025 Bakal Digelar di 4 Kota, Seniman dan Sanggar Dipersilakan Mendaftar

3 weeks ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Titimangsa dan Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri) bakal menghadirkan Festival Teater Indonesia (FTI) 2025 di empat kota, yakni Medan, Palu, Mataram, dan Jakarta. Festival ini merupakan ajang perayaan untuk seni teater sekaligus pertemuan bagi para praktisi, pendukung, dan penonton teater.

"Dengan FTI, kami ingin membuka ruang untuk mengaitkan satu sama lain yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Inginnya begitu, tapi tentu akan dilakukan secara bertahap karena inginnya ini sesuatu yang bisa konsisten, tidak hanya sekali dua kali, tapi terus menerus," kata Happy Salma, Ketua Dewan Pengawas FTI.

Persiapan dimulai dengan menggelar focus group discussion (FGD) pada 13--14 Agustus 2025 dengan melibatkan praktisi atau pegiat teater dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain sosialisasi program festival, kegiatan itu juga mengumpulkan masukan, kritik, dan aspirasi dari para pelaku agar rangkaian kegiatan FTI terencana dengan baik.

Selanjutnya, panitia menggelar panggilan terbuka (open call) yang dimulai sejak 25 Agustus 2025 hingga 19 September 2025. Panggilan terbuka itu akan memilih 16 kelompok teater yang pengumumannya disampaikan secara daring pada 30 September 2025. Selain itu, ada jalur undangan untuk empat kelompok teater terpilih. Total 20 kelompok akan berpentas di empat kota pada 1--16 Desember 2025.

Tema Festival Teater Indonesia

Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu, pada edisi tahun perdana, FTI mengangkat tema Sirkulasi Ilusi yang menyoroti pertemuan antara realitas dan representasi di tengah kehidupan kontemporer. Melalui tema tersebut, FTI berupaya memperluas sirkulasi gagasan, mempertemukan seniman lintas wilayah, serta memperkaya khazanah hubungan antara teks sastra dan panggung pertunjukan.

Dalam catatan kuratorial FTI, disebutkan 'sirkulasi' merujuk pada bagaimana ide, wacana, dan karya seni bergerak atau digerakkan, yakni melintasi ruang, waktu, medium, dan komunitas, sehingga membentuk pengalaman bersama dan pengetahuan baru. Kata 'ilusi' ditambahkan sebagai strategi konseptual yang menciptakan lapisan makna untuk menata persepsi kritis atas hubungan antara panggung dan realitas sosial kontemporer.

Sarana Alih Wahana Karya Sastra

"FTI 2025 mengundang seniman lintas wilayah dan lintas generasi untuk tidak hanya mencerminkan kehidupan, tetapi membedahnya. Realisme dan adaptasi prosa diposisikan sebagai alat riset artistik dan pembacaan ulang dunia. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesadaran kritis penonton dan memperluas kosakata estetika teater Indonesia," jelas Sahlan Mujtaba, Direktur Artistik FTI, dosen dan sutradara teater yang juga menjabat Sekretaris Umum Penastri. 

Seperti kebanyakan produksi teater Titimangsa selama ini, FTI juga akan menggelar pentas-pentas alih wahana atau adaptasi dari karya-karya sastra Indonesia. "Memang teater adalah kendaraan yang paling fleksibel untuk mengalihwahanakan karya-karya sastra yang selama ini menjadi fokus atau prioritas kami (Titimangsa) dalam membuat sebuah kekaryaan. Jadi, ketika menentukan tema FTI, alih wahana karya sastra adalah salah satu pondasi kami dan concern kami," imbuh Happy Salma.

Cara Mendaftar dan Rencana Pementasan

Seniman atau kelompok teater dari seluruh Indonesia dapat mendaftar menjadi penampil di FTI, terutama bagi yang tertarik membuat pertunjukan adaptasi karya sastra Indonesia kontekstual yang telah diterbitkan (novel atau cerpen). Calon penampil FTI tersebut harus memiliki rekam jejak karya pertunjukan teater dalam lima tahun terakhir, dibuktikan dengan dokumentasi foto atau video karyanya.

Calon peserta wajib mengisi formulir aplikasi secara lengkap paling lambat 19 September 2025, pukul 23.59 WIB. Informasi selengkapnya dapat diperoleh melalui media sosial Instagram @festivalteater.id.

Sebanyak 16 kelompok teater yang terpilih lewat jalur open call akan mendapatkan pendanaan produksi serta pendampingan dari kurator. Sementara, kelompok undangan ini akan tampil di kota yang ditentukan dan memainkan naskah adaptasi karya sastra Indonesia yang secara khusus dihasilkan Komite FTI.

"Inginnya siapa pun yang terlibat punya rasa memiliki karena Festival Teater Indonesia adalah ruang kekeluargaan yang bisa menjadi ruang pertemuan untuk kita terus bertumbuh, ruang berkomunikasi, atau ruang apa pun sebagai alternatif untuk mewujudkan kreativitas kita," harap Happy Salma.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |