Liputan6.com, Jakarta - "Nostalgia, tapi Dinamis," begitulah narasi utama pembentuk TAMU, restoran baru di Jakarta Selatan yang menyajikan masakan Indonesia dengan pendekatan modern. Di samping ragam sajian di atas meja, konsep ini juga terjalin dalam desain interior dan bahasa brand mereka.
Co-founder TOMA Group, Hartono Moe, mengatakan di Jakarta, Selasa, 9 September 2025, "Kami ingin pelanggan seolah sedang datang bertamu, karena TAMU memang didesain sebagai tempat orang bertatap muka, menikmati hidangan, dan membawa pulang cerita bersama."
Sentuhan nostalgia hadir melalui cita rasa warisan dan elemen arsitektur Indonesia, sementara sisi dinamis tercermin dari eksplorasi baru, teknik memasak presisi, dan pendekatan yang relevan dengan hari ini.
Makanan tentu jadi pusat dari identitas TAMU. Head Chef TAMU, Tasya Mulvie Maharani, merekomendasikan beberapa menu, dimulai dari cireng oncom sebagai makanan pembuka. "Remahan oncomnya tidak hanya di saus, tapi ada di kulit charcoal juga. Kami buat tipis saja, karena tidak semua orang suka aroma oncom," katanya di kesempatan yang sama.
Makanan Pembuka yang Menggugah Selera
Benar saja memang. Bagi saya, rasa oncomnya hanya "menyapa" lidah, sementara aromanya tercium tipis. Acinya tentu kenyal, dibalut kulit cukup tebal bertekstur garing yang membuatnya kian nikmat. Jangan lupa memakannya dengan sambal bawang untuk sedikit tambahan rasa pedas.
Sementara cireng oncom adalah pilihan aman, saya justru lebih suka rujak ikan. Appetizer ini terdiri dari king fish, semangka, mangga, nanas, delima, bengkuang, dan salak yang disiram saus rujak. Rasanya asam segar, dan karenanya, cocok jadi hidangan pembuka yang menggugah selera makan.
Berlanjut, Chef Tasya merekomendasikan sayur garang asem yang sedap. "Untuk main course, bisa menyantap ayam guling (ayam kampung dengan daun singkong tumbuk yang disajikan dengan sambal terasi dan andaliman)," ujarnya. Rasa ayam guling, tanpa dicocol sambal, cenderung manis. Maka itu, lauk ini terbilang ramah anak, selain sate ayam yang sudah jadi favorit.
Menu Rekomendasi Chef
Chef Tasya juga merekomendasikan domba masak tinorangsak, yakni sajian leher domba berbumbu khas Manado dan disajikan bersama keciwis, serta acar bawang. Bila Anda tidak makan daging domba, saya merekomendasikan konro pipi sapi yang tidak kalah enak.
Pipi sapinya diolah dengan teknik sous vide untuk mendapat tekstur lebih lembut dan juicy, kemudian dipadukan dengan bumbu kaya rempah khas Makassar. Gurih pipi sapi akan diimbangi rasa saus kacang, serta sup kaldu cenderung asin, pas dimakan dengan nasi putih hangat.
Alih-alih kentang, ubi goreng dipilih sebagai sumber karbo, yang menyeimbangkan banyak rasa tersebut dengan sentuhan manis nan nikmat. Anda juga bisa memilih sambal goreng otot yang tidak kalah menggoyang lidah. Ini merupakan hidangan personal Chef Owner TOMA Group, Alnico Andreas, membuatnya bernostalgia pada masa kecil di Cirebon.
Rasa yang Tidak Tergantikan
Rasa pedas sambal goreng ototnya tidak sampai "menggigit," karena sedikit manis. Penyajiannya bersama perkedel dan gulai jangek tidak semata menambah rasa, namun juga tekstur di setiap gigitan. Catatan dari saya, Anda harus suka─atau setidaknya tidak merasa terganggu─dengan rasa dan aroma petai bila menyantap lauk satu ini.
Corporate Chef TOMA Group, Arief Rachman, bercerita bahwa demi menjaga keautentikan rasa makanan, ada bumbu dan bahan yang langsung didatangkan dari daerah asal sajian tersebut. "Salah satunya kecap. Kecap di sebuah daerah itu rasanya khas, tidak bisa diganti, makanya kami datangkan langsung," ujar dia.
Menutup sajian, Chef Tasya punya tiga menu dessert andalan: bolu tape keju, klapertaart, dan pisang goreng. Bila ingin aman, Anda bisa memesan pisang goreng yang juga dilengkapi wijen dan saus kaya.
Insisiasi Menu Musiman
Rasanya manis, tapi tidak berlebih, sementara tekstur garing kulit pisang goreng dan lembut dengan sedikit perlawanan daging buahnya tentu jadi jaminan tidak pernah gagal. Sementara itu, klapertaart, yang disiram kuah kolak, bisa jadi alternatif lain bila ingin makanan penutup dengan tekstur lebih seru.
Ke depannya, TAMU akan menghadirkan menu musiman dan membuka ruang kolaborasi dengan para pelaku UMKM, komunitas kreatif, serta pegiat budaya. Inisiasi ini bermaksud memastikan restoran ini tetap jadi ruang yang relevan, dinamis, dan selalu menawarkan kejutan baru.
Sebagai layanan tambahan, TAMU menyediakan dua private room berkapasitas enam dan 10 orang. Area restoran pun dapat dipesan secara eksklusif untuk berbagai acara, mulai dari pernikahan, acara perusahaan, hingga perayaan khusus lain, dengan kapasitas hingga 250 tamu.